Selain Nico, Victor, Zadrak, PKB Sebut Beberapa Kandidat Potensial di Pilkada Toraja

  • Bagikan

Ketua DPC PKB Tana Toraja, Ismail Isak Solle. --ist--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKALE - Menghadapi Pilkada Tana Toraja periode 2024-2029, Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Tana Toraja siap mengusung kandidat yang potensial untuk memenangkan pertarungan.

Beberapa nama mulai disebut-sebut di partai besutan Gus Dur atau Abdurahman Wahid ini.

Selain mantan Bupati Toraja Nicodemus Biringkanae (petinggi Nasdem Toraja), Ketua Golkar Toraja Victor Datuan Batara (mantan Wabup Tana Toraja) ada pula nama Ketua Gerindra Toraja Zadrak Tombeg (Wabup Tana Toraja).

Beberapa nama lain juga dibahas di internal partai, di antaranya politisi Demokrat Dewi Sartika Pasande, mantan anggota DPR RI Sarce Bandaso (kader PDIP) dan anggota DPRD Sulawesi Selatan John Rende Mangontan (kader Golkar).

Adapula Kombes (Purn) Dharma Lelepadang yang sebelumnya sempat meramaikan wacana bursa calon kepala daerah (Cakada) Tana Toraja.

Ketua DPC PKB Tana Toraja, Ismail Isak Solle, via WhatsApp, Senin (22/04/2024), mengatakan, pihaknya masih wait and see (menunggu dan mengamati) perkembangan yang ada tentang siapa saja bursa Cakada yang potensial memenangkan pilkada nanti.

Meski demikian, PKB yang lahir dari Nahdlatul Ulama (NU) saat ini sudah membentuk Desk Pilkada yang akan bertugas menerima dan menjaring kandidat Cakada jika ada yang mendaftar ke partai tersebut.

"Setiap partai tentu ingin menang di perhelatan politik, termasuk pilkada. Karena itu, kami masih mengamati konstalasi yang sedang berkembang. Tentu pula, satu faktor yang akan menjadi rujukan adalah survei para kandidat yang sedang diwacanakan di Toraja,' ungkapnya.

Saat ditanya tentang beberapa nama kandidat yang beredar saat ini, dia mengatakan semua figur memiliki keistimewaan masing-masing dan memiliki potensi yang sama memenangkan pilkada.

"Semua figur adalah putra terbaik Toraja. Semua punya kans menang, karena semua memiliki modal untuk menang," katanya.

Modal yang dimaksud adalah modal yang melekat pada diri masing-masing kandidat, bukan saja soal finansial.

"Bicara modal menghadapi pertarungan di pilkada kan banyak. Urusan uang belakangan tapi itu harus. Saya kira ada beberapa variabel yang mesti dipertimbangkan dan semua figur yang ada punya itu. Di antaranya modal ketokohan, keberhasilan di bidang masing-masing, kekuatan sosial, dan tentunya isi tas (modal uang)," beber mantan jurnalis ini.

Dia lalu berkelakar bahwa di perhelatan politik, termasuk pilkada, setiap kandidat juga harus memiliki DOA-DOA, yang memang selalu dikaitkan dengan uang.

"Kandidat potensial itu biasanya memang harus memiliki kekuatan DOA-DOA, yaitu Dana Operasional Awal dan Dana Operasional Akhir," katanya tertawa.

Untuk figur wakil bupati, tambahnya, PKB juga masih melihat perkembangan. Beberapa nama yang beredar juga dinilainya bagus.

Di antara figur Wabup itu, yakni Kajari Toraja Erianto L. Paundanan, Ketua DPC Demokrat Toraja John Diplomasi, anggota DPRD Sulsel dari Nasdem Sarwindy T. Biringkanae, legislator Nasdem Semuel Tandirerung.

Adapula caleg terpilih Partai Gelora Dahlan Bangapadang, politisi senior Golkar Kendek Rante, politisi Demokrat Kristian HP Lambe, politisi Hanura Sony Palulungan, Ketua Perindo Hansten Allorerung, serta Ketua Partai Hanura Andarias Tadan.

Dari kalangan pengusaha, bebernya, ada dua nama muncul ke permukaan, yakni Opi Sanda dan Kiding. Keduanya pengusaha transportasi darat.

"Jika ditanya adakah kader dari PKB, yah kita siap saja jika pantas untuk dilirik. Kita tidak mau berandai-andai, tapi kalau diperhitungkan yah kita siap saja. Jika hanya porsi sebagai pengusung atau pendukung yah itu saja. Kita juga harus sadar diri, tapi namanya politik banyak hal tak terduga bisa saja terjadi,"' tandasnya.

Terpisah, tokoh adat sekaligus pengamat politik Tana Toraja, Sismay Eliata Tulungallo, mengatakan, semua kandidat yang siap maju di Toraja tentu berharap pada usungan partai politik (parpol) yang ada terutama, parpol pemilik kursi di parlemen.

Partai yang tak memiliki kursi, termasuk PKB tetap masuk dalam perhitungan politik, bisa saja dari usungan berdasarkan akumulasi jumlah suara bersama parpol lainnya.

"PKB ini jangan juga dianggap remeh. Meski tak memiliki kursi parlemen di Toraja, namun tetap diperhitungkan karena menjadi simbol komunitas yang kuat secara nasional," jelasnya.

Dia juga menilai, partai ini punya basis yang jelas. Selain itu, tambahnya, PKB sudah berprinsip nasionalis dan terbuka untuk semua golongan.

Visi-misinya juga mengakomodir semua kepentingan rakyat dan sudah punya andil di negeri ini. Apalagi, visi misi partai ini selalu mengedepankan tentang tentang kebangsaan dan pluralisme.

"Menjadi partai dengan perolehan suara empat besar nasional itu tidak mudah. Dan PKB buktikan di setiap pemilu. Itu artinya, partai ini selalu hadir di hati masyarakat apalagi selalu mengedepankan adab dalam berpolitik.

Karena itu pula, tambah dia, partai yang lahir dari komunitas NU ini tetap memiliki bargaining yang kuat jika mempertimbangkan kepentingan dari daerah sampai ke pusat.

"Jadi, Cakada yang menjadi usungan PKB nantinya akan memiliki kebanggaan tersendiri yang melekat pada figur Cakada yang diusung oleh partai ini di mata masyarakat," pungkasnya.(*/uce)

  • Bagikan

Exit mobile version