PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Cuaca ekstrem kembali melanda Luwu raya sejak sepekan ini. Sejumlah daerah pun diterjang bencana, seperti banjir dan tanah longsor.
Banjir dan longsor menerjang dua daerah yakni Kabupaten Luwu dan Luwu Utara.
Di Kabupaten Luwu, longsor terjadi di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, membuat tebing setinggi 50 meter longsor. Kepala Desa Bukit Harapan, Rudiat, mengatakan longsor terjadi sejak Sabtu (20/4/2024) siang akibat diguyur hujan deras dengan intensitas yang cukup lama dan hingga kemarin material longsor menutup jalan.
“Material longsor berupa lumpur dari atas tebing masih mengalir dan terus menutupi jalan sehingga akses warga tertutup material dan tidak dapat dilalui baik pejalan kaki apalagi kendaraan,” kata Rudiat.
Menurut Rudiat, dampak dari longsor ini jalan penghubung antardesa terputus dan 2 dusun di Desa Bukit Harapan terisolasi.
Selain itu, di Luwu banjir juga terjadi dan menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Lamasi. Tepatnya di Desa Pompengan Tengah dan Desa Pompengan Pantai.
Kepala Desa Pompengan Tengah, Musri Pabira mengatakan, ketinggian banjir bervariasi dari 1 meter hingga 1,5 meter bahkan lebih.
“Banjir diakibatkan tanggul jebol sepanjang 30 meter sejak Selasa (16/4/2024) malam setelah diguyur hujan deras,” kata Musri.
Lanjut Musri, luapan air sungai mengakibatkan ruas jalan terendam banjir, termasuk puluhan rumah warga dan lahan pertanian.
Akibat banjir yang masih terus berlanjut, membuat aktivitas warga terhambat dan untuk mobilisasi, warga terpaksa menggunakan rakit buatan dari gabus dan batang pisang untuk mengangkut barang ke daerah yang agak tinggi.
Lutra
Di Luwu Utara, bencana tanah longsor juga melanda poros utama jalan Sabbang-Rongkong. Longsor membuat akses jalan ke sejumlah desa seperti Desa Minanga, Desa Rinding Allo, Desa Komba, dan Desa Limbong tertutup.
Longsor tersebut menutupi sebagian besar jalan poros seko – Rongkong dan menyebabkan beberapa tiang listrik tumbang, sehingga mengakibatkan padamnya listrik di wilayah tersebut.
Faktor penyebab terjadinya longsor ini menjadi perhatian utama, dengan curah hujan yang tinggi dan berkepanjangan diidentifikasi sebagai pemicu utama. Wilayah Kecamatan Rongkong memang dikenal rawan terhadap bencana longsor saat musim hujan tiba, dan fenomena ini semakin memperkuat pemahaman akan pentingnya mitigasi bencana di daerah tersebut.
Dalam tanggapannya, Kapolres Luwu Utara, AKBP Muhammad Husni Ramli menegaskan pentingnya koordinasi dan kerja sama antara berbagai pihak dalam menghadapi bencana ini. Beliau menyatakan bahwa pihak kepolisian telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada masyarakat terdampak serta memastikan keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.
Meskipun upaya penanganan darurat telah dilakukan, masih ada ancaman lanjutan yang harus dihadapi. Potensi terjadinya longsor di beberapa titik lainnya masih sangat mungkin terjadi jika curah hujan terus tinggi. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya yang masih mengintai.
Tak hanya longsor, banjir juga menerjang Lutra. Banjir menerjang 10 desa di Kecamatan Mappideceng dan Kec. Baebunta Selatan, gegara meluapnya Sungai Baliase dan Sungai Radda.
Kepala BPBD Luwu Utara Muslim Muhtar mengatakan banjir terjadi turut dipicu curah hujan yang tinggi sejak Senin (22/4). Hujan deras mengakibatkan Sungai Baliase meluap hingga merembes ke permukiman.
"Sementara tim menuju lokasi. Itu karena curah hujan yang tinggi kemarin, jadi itu membuat volume Sungai Baliase meningkat hingga meluap ke perumahan warga," ujarnya.(idr)