Bukan Lagi BBM, Nelayan di Pekalongan Gunakan Kapal Bertenaga Surya

  • Bagikan
HASIL MELAUT KAPAL BERTENAGA SURYA. Nelayan menaikkan hasil tangkapannya usai melaut seharian menggunakan kapal bantuan pemerintah bertenaga surya (solar cell), 18 November 2023 di Pelabuhan Tanjung Benoa, Bali. Pemerintah terus menggalakkan bantuan kepada nelayan berupa kapal ramah lingkungan untuk mendukung mengurangi pemanasan global akibat emisi karbon dari bahan bakar. IDRIS PRASETIAWAN/PALOPO POS

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID PEKALONGAN -- Sebuah kapal nelayan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah ini tergolong ramah lingkungan. Mesin kapal ini tak lagi memakai bahan bakar minyak (BBM), melainkan memanfaatkan tenaga surya.

"Perahu ini merupakan perahu tenaga surya ramah lingkungan. Kesulitan nelayan selama ini terkait mahalnya BBM bisa diatasi dengan tenaga surya ini," kata pemilik sekaligus pembuat kapal nelayan tenaga surya ini, Idi Amin, dilansir dari detikcom di galangan kapal kawasan pantai di Slamaran, Kota Pekalongan, Kamis (2/7/2020), lalu.

Idi mengaku membuat kapal itu bersama orang lainnya yakni David Susanto Ang dan Risma Adi Candra. Dia menjelaskan teknis kapal tersebut menggunakan penggerak motor direct current (DC).

"Berpenggerak motor direct current (DC) ini untuk mengurangi penggunaan BBM dan sebagai pemanfaatan energi alternatif," lanjutnya.

Kapal nelayan tenaga surya ini, lanjut Idi, berkapasitas 3 GT 3000 W, dengan ukuran panjang 7,25 meter dan lebar 1,8 meter. Bentuknya sama dengan kapal nelayan pada umumnya. Hanya saja atap kapal dipasangi dengan solar panel. Ada delapan lembar solar panel 120 W/18 V dan satu lembar panel 160 W/18 V.

Kapal tersebut menggunakan penggerak motor DC 3000 Watt/48V dengan maximum 3000 rpm dan controller mesin 3000W/48V.

Sedangkan untuk sumber tenaga listriknya ada 4 baterai lithium 48V/50Ah dan 1 baterai 12V/80Ah dibantu inverter 48V/1000W dan controller Mppt Multi 40A.

Idi mengatakan, kapal nelayan bertenaga surya tersebut mampu beroperasional selama 8 jam dalam kondisi normal. Panel solar cell yang ada di bagian atap kapal merupakan sumber energi utama. Panel solar cell bisa tersambung langsung dengan kebutuhan kelistrikan di kapal, termasuk untuk menjalankan mesin dan penyimpanan di baterai.

"Kapal ini mampu beroperasional bila kapal berjalan normal sampai 8 jam dan ada tambahan tenaga dari penyimpanan baterainya," kata Idi.

Baterainya merupakan produk dari perusahaan baterai dalam negeri asal Boyolali. Perahu nelayan bertenaga surya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan karena dapat mengurangi penggunaan BBM.

"Inisiasinya dari kami dan beberapa business development Yayasan Amanah Kita. Berkolaborasi membuat kapal nelayan yang lebih efisien dan ramah lingkungan," jelasnya.

"Riset dan uji kapal kita lakukan selama tiga bulan dan ada penyesuainya juga untuk kapal nelayan ini," tambahnya.

Ditambahkan Idi Amin, pihaknya akan terus memperkenalkan kepal nelayan tenaga surya ini ke para nelayan yang diakuinya belum begitu familier dengan tenaga surya.

"Ya harapan kita, perahu nelayan dengan solar cell ini bisa bermanfaat bagi nelayan. Dengan solar cell, nelayan mau melaut kapanpun bisa karena ongkosnya rendah tidak perlu BBM solar lagi," katanya.

Menurutnya, mereka juga telah menerima pesanan kapal serupa dari Bupati Lingga, Kepulauan Riau.

"Pak Bupati Lingga memesan 50 unit untuk dibagikan ke nelayan setempat," katanya.

Sedangkan untuk biaya produksi, Idi belum menjelaskan dengan rinci. Karena masih ada penyesuaian-penyesuaian perangkat pada kapal nelayan tenaga surya tersebut.(int)

  • Bagikan

Exit mobile version