Sambil Melihat Drainase Lingkungan dan Berwisata ke TPA Sampah di Mancani
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO --- Pagi-pagi sekali. Ir Irbar Pairing Senobua', MT bersama tim barisan relawan holistik Berkibar berwisata sepeda. Mereka bersenang senang bercengkrama sambil melihat kondisi drainase lingkungan perumahan dalam kota Palopo.
Kemudian singga ngopi-ngopi bareng bareng di kafe Daeng Sija. Kemudian melanjukan berwisata ke Tempat Pemprosesan Akhir Sampah (TPA) dan Instalasi Pengelolaan limbah Tinja (IPLT) di Kelurahan Mancani, Kecamatan Telluwanua, Palopo, Selasa 21 Mei 2024.
Irbar yang berlatangbelakang sebagai alumni pejabat kementerian PUPR yang ditugaskan di Kalimatan Tengah sebagai kepala satker pelaksana balai prasarana permukiman turun ke got dan mengamati kondisi existing drainase. "Drainase dalam kota rata-rata ada air tersumbat yang airnya hitam alias kotor. Ini menandakan air tidak jalan di saluran. Air kotor ini bisa menjadi sarang nyamuk," ucap Irbar, kepada Palopo Pos, Selasa sore kemarin.
Kalau menjadi sarang nyamuk, lanjutnya, maka otomatis bisa mengganggu kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Untuk bisa membebaskan kondisi ini, ia menyebutkan perlu tenaga-tenaga khusus untuk selalu kontrol dan membersikan drainase. "Drainase di lingkungan sebaiknya dikelola oleh RT,RW dikelola secara terpadu dan dipelihara secara berkalah," tandasnya.
Irbar juga melihat di dalam parit kecil banyak sampah bertumpuk di dalamnya. Nah, lanjutnya, ini yang harus difasilitasi RT, RW untuk bergotong-royong. Pola itu diharapkan setiap rumah tangga punya wada pemilahan sampah di masing-masing rumah dan lingkungan. Baik itu sampah organik dan anorganik. Anorganik bisa diambil oleh pemulung untuk bisa dikelola dengan baik atau diserahkan dijual ke bank sampah
Sedangkan organik itulah dibawa masuk ke TPA. "Harapannya TPA dikelola secara sanitary land fill itu adalah sampah organik.
Ia juga mengusulkan supaya dalam kota ada lokasi pengelolaan sampah dengan konsep 3R. "Saya sudah melihat TPA di Palopo. Salah satu TPA yang baik. Lokasinya sangat bagus dan memenuhi kriteria TPA," ujarnya mengapresiasi.
Di sana juga, urainya, lalat juga kurang. Kemudian para pemulung di sana dimanusiawikan ada rumah-rumah tempat istirahat. irbar juga sempat berdialoh dengan pemulung menanyakan hasil inkam, rata-rata per bulan bisa mencapai Rp3 juta, hasil jual sampah perkilogram dihargai Rp1.500 per kilogram, masih ada yang perlu tingkatkan dan diefektifkan adalah pemanfaatan pengelolaan IPLT," katanya.
Irbar dan rombongan ke lokasi pengelolaan sampah pada siang harinya. Balon walikota Palopo dengan tagline "Membangun Keterpaduan Tolerasi Holistik" menyiapkan konsep pengembangan 3R yang dapat menambah pundi-pundi PAD dan masyarakat ikut menikmati.
Irbar melihat dari dekat lokasi Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja untuk skala Kota Palopo. Di sini ada fasilitas mulai dari solid separation Chamber, ABR, kolam fakuktatif, maturasi dan lainnya.
Kemudian tempat berdiri Irbar tampak terlihat di belakang tempat penimbunan sampah.
Ia berharap kedepan Kota Palopo akan lebih nyaman, Indah dan Palopo akan tambah bersih dengan pengelolaan sampah yang tambah baik.
Irbar berharap ke depan, TPA ini harus mengasilkan 2 poin utama. Pertama, lanjutnya, untuk tambah PAD dan bisa menghasilkan kesejahteraan untuk pengelolaan sendiri.
Konsep 3R yaitu, Reuse (Menggunakan kembali sampah sampah yang masih bisa digunakan atau bisa berfungsi lainnya), Reduce (Mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan atau memunculkan sampah), dan Recycle (Mengolah kembali sampah atau daur ulang menjadi suatu produk atau barang yang dapat bermanfaat).
"IPLT dan TPA ini juga dapat hasilkan distribusi pemerintah dan dapatkan pad," ucapnya.
Irbar pada pengelolaan sanitasi ini mengedepankan pelayanan kepada masyarakat dengan baik. "Sehingga Palopo akan bersih," urainya. Jadi, lanjut dia, penuh semangat bukan memindahkan masalah dari kota ke TPA tapi menyelesaikan masalah kebersihan kota ke TPA. "TPA ini masih bisa ditingkatkan lagi, tumpukan sampah organik tersebut dapat menghasil gas untuk dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada disekitar TPA tandasnya.
Saat berwisata ke TPA dan IPLT, Irbar didampingi sejumlah Tim Barisan Relawan Holistik Berkibar. Yakni Munzir F Umar, Hikmah, Hasan, dan lainnya.
Konsep dan ide toleransi holistik terus mendapat perhatian publik di Luwu Raya dan Palopo khususnya.
Seperti yang beredar di group WhatsApp Tana Luwu, banyak yang berkomentar bahwa toleransi holistik memang menjadi isu seksi di tengah-tengah masyarakat Kota Palopo yang pluralis.
Selain itu, permasalahan urban sebagai kota yang sedang tumbuh terkait dengan tata kota/tata ruang, lingkungan hidup, ekonomi masyarakan pesisir dan pengembangan sosial-ekonomi lainnya yang tentunya butuh penanganan secara menyeluruh lintas sektor. Konsep toleransi holistik bisa menjadi solusi.(ary)