PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Mahasiswa bergerak. Ini terjadi akibat Kenaikan UKT (Uang Kuliah Tunggal). Para mahasiswa Jakarta mengancam akan menyegel Kantor Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Yah, mereka menilai kenaikan UKT adalah kebijakan yang jelas-jelas tidak berpihak epada masyarakat, utama masyarakat menengah ke Bawah.
Kenaikan UKT juga diyakini akan menambah permasalahan dan beban berat yang harus ditanggung rakyat.
Menyikapi hal ini, mahasiswa membentuk forum Bersama mahasiswa dan masyarakat sipil.
Ini karena dampak kebijakan ini bukan saja dirasakan betul oleh mahasiswa tapi juga oleh masyarakat umum.
Mahasiswa juga mempersilahkan semua elemen untuk bergabung dalam forum tersebut. Mulai dari buruh, pendidik, dosen, aktivis dan masyarakat umum lainnya.
"Makanya hari ini angle-nya rezim awareness untuk gerakan sipil untuk aktif lagi untuk mengevaluasi Nadiem Makarim dan Joko Widodo," ucap Virdian Aurelio, perwakilan mahasiswa Unpad.
Gagasan pembentukan forum Bersama ini tercetus dalam diskusi bertajuk "Orang Miskin Dilarang Sekolah" di Jakarta, pada Kamis 23 Mei 2024.
Diskusi ini merupakan rangkaian peringatan 26 Tahun Reformasi yang diselenggarakan aktivis 98 yang tergabung dalam Front Penyelamat Reformasi Indonesia.
Sementara, Ketua BEM ITB Ahmad Dahlan Jakarta, Namsianto Wahid, menegaskan, kenaikan UKT merupakan puncak kemarahan mahasiswa terhadap Mendibudristek Nadiem Makarim.
Sementara Presiden Joko Widodo dinilai bertanggung jawab secara moral dan etika atas lahirnya kebijakan yang menyengsarakan rakyat tersebut.
"Bilamana Mendikbud tidak mencopot, ataupun tidak mengevaluasi kebijakannya, maka kita pastikan bukan hanya kita turun aksi," ancam dia.
Selain nuntut Nadiem Makarim mundur dari jabatan Mendikbudristek, mahasiswa juga mengancam akan menyegel kantor Kemdikbudristek.
"Kita pastikan bahwasannya kantor Kemendikbud akan kita kuasai dan akan kita segel untuk pembebasan kemerdekaan Pendidikan," tegas dia.
"Ini momen kemarahan kita, ini momen puncak puncaknya kita harus marah," sambung dia.
Pendapat senada juga dilontarkan Yukenriusman Hulu, perwakilan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI)
Ia merngutarakan, diskusi tersebut sebagai konsolidasai awal para mahasiswa Indonesia yang siap bergerak sewaktu-waktu.
Tujuan utamanya, tidak lain menentang kebijakan kenaikan UKT yang dibuat oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim.
"Kita akan kompak. Mahasiswa akan satu berjuang bersama untuk melawan ketidakadilan," tegas Yukenriusman.
Dia juga menyebut bahwa ini adalah puncak kemarahan mahasiswa dan bertekad akan meluruskan kebijakan yang salah ini.
Karena itu, sebagai mahasiswa, wajib mengawal dan meluruskan Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut kenaikan UKT sudah sesuai asas keadilan.
Bahkan pernyataan itu diucapkan Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI yang khusus membahas kenaikan UKT pada Selasa, 21 Mei 2024.
Keadilan yang dimaksud Nadiem, UKT dibuat berjenjang berdasarkan golongan dan besarannya sesuai dengan kemampuan ekonomi mahasiswa.
"Artinya, bagi mahasiswa yang mampu mereka membayar lebih banyak dan mahasiswa yang tidak mampu dia membayar lebih sedikit," kata Nadiem.
Disebutkan bahwa kenaikan UKT itu didasarkan pada Permendikbudristek Nomor 2 Tahun 2024 Tentang Standar Biaya Operasional Pendidikan pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di lingkungan Kemendikbud. (pojoksatu)