Oleh : Nurdin (Dosen IAIN Palopo)
Baliho maupun spanduk sudah mulai bertebaran menghiasi sudut-sudut kota, pertanda bahwa tidak lama lagi pesta demokrasi dalam rangka pemilihan Wali Kota Palopo dan wakilnya berlangsung, dan dari baliho itu selain wajah yang sudah familiar, juga nampak wajah baru.
Saya berpandangan, mereka adalah putra-putri terbaik yang dimiliki kota ini dan sebagai warga Kota Palopo menitipkan harapan besar, siapa pun yang terpilih kelak, dapat membuat kebijakan yang betul-betul berpihak kepada masyarakat.
Sebagai catatan penting buat pemerintahan ke depan, adalah mampu menjaga kebersihan dan juga mampu menata kota. Kebersihan dalam arti sempit seperti misalnya, sampah yang terlihat dan berserakan diberbagai tempat (dipinggir jalan), jika itu dibiarkan, selain akan menimbulkan penyakit di masyarakat, juga bertolak belakang dengan slogan Kota Palopo sebagai "Kota Idaman" sehingga diharapkan pemimpin ke depan adalah orang yang cinta akan kebersihan dan mampu membersihkan.
Oleh karena, semua orang suka atau senang dengan kebersihan tetapi tidak semua orang mampu membersihkan. Dan umumnya mereka yang senang dengan kebersihan adalah orang-orang yang disiplin, taat pada aturan.
Sementara kebersihan dalam arti luas adalah termasuk di dalamnya bersih dari perilaku koruptif (tidak memperkaya diri dan keluarganya), tidak kolusi dan tidak nepotisme. Sederhananya, seorang pemimpin harus sudah selesai dengan dirinya.
Terkait Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), diharapkan peran penting masyarakat untuk memilih pemimpin yang memiliki integritas, bukan memilih pemimpin karena "isi tasnya", masyarakat jangan mudah diiming-imingi dengan sesuatu hanya untuk kepentingan sesaat.
Begitu juga halnya dengan calon-calon pemimpin, berkompetisi lah dengan cara yang baik (tidak curang). Paparkan apa yang Anda akan kerjakan untuk kemaslahatan warga Kota Palopo, sebab seorang pemimpin yang dipilih dengan cara .curang akan menghasilkan pemimpin yang curang pula.
Terkait dengan penataan kota contoh sederhana, misalnya Jalan Lingkar Timur, masyarakat mendirikan warung yang saat ini tidak hanya difungsikan sebagai tempat makan dan minum oleh warga (warung). Namun, bangunan yang ada di atas laut dan berada dipinggir jalan itu, mereka jadikan sebagai tempat tinggal.
Semestinya pembangunan infrastruktur jalan harus dibarengi dengan pengawasan yang ketat oleh pihak terkait agar masyarakat tidak membangun sesuatu di atas lahan yang bukan miliknya. Ini dilakukan agar Kota Palopo tidak terkesan semrawut dan terlihat jorok.
Demikian halnya dengan pembangunan lainnya yang menggunakan dana APBD dan APBN, sedapat mungkin bangunan itu betul-betul dapat digunakan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kota Palopo, utamanya kami yang kelas menengah ke bawah, tidak asal membangun sesuatu yang hanya terlihat indah tetapi manfaatnya tidak dirasakan oleh masyarakat. (*)