Harga Sapi Kurban di Palopo Naik hingga Rp2 Juta

  • Bagikan

Satu Ekor Rp10 Juta hingga Rp18 Juta, Tergantung Bobot

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TAMARUNDUNG-- Menjelang Hari Raya Iduladha atau hari raya kurban, masyarakat Kota Palopo mulai mendatangi pedagang sapi di Kota Palopo. Namun sebelumnya, hewan kurban wajib memiliki sertifikat sehat atau berlabel sehat.

Hal ini untuk menghindari masyarakat membeli hewan kurban yang belum melewati pemeriksaan dari pihak Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan (Dispertanakbun) Kota Palopo.

Kabid Keswan dan Kesmavet Dispertanakbun Kota Palopo, drh Burhanuddin Harahap kepada Palopo Pos menjelaskan saat ini harga sapi kurban di Kota Palopo bervariasi dari bobot sapi tersebut.

''Kisarannya dari harga Rp10 juta hingga Rp18 juta,'' sebut drh Bur, sapaan akrabnya, Selasa 28 Mei 2024.

Untuk tahun 2024 ini, harga sapi kurban ada kenaikan antara Rp1 juta hingga Rp2 juta perekornya.
''Harga tergantung pada usia dan bobot hewan tersebut,'' jelasnya.

Untuk stok hewan kurban tahun ini, kata drh Bur, diperkirakan berkisar 600 hingga 700 perekor. ''Seperti tahun 2023 stok hewan kurban itu 600 ekor," jelasnya.

Hewan kurban yang ada di Kota Palopo hampir 90 persen itu dari luar daerah. Seperti dari Luwu Utara, Luwu Timur, dan Luwu, namun paling banyak dari daerah Bugis, seperti Wajo Bone, dan Sinjai.

Saat ini, sebut drh Bur sapaan akrabnya, pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan pendataan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan.

dr Bur menuturkan, pemeriksaan kesehatan hewan kurban akan dilakukan di enam Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada di Kota Palopo dan lokasi pedagang Sapi dadakan yang ada di Kota Palopo.

"Kami harapkan semua hewan yang akan dijual agar diperiksakan. Pemeriksaan ini tidak memungut biaya alias gratis. Untuk pedagang dadakan, yang ada di pinggir-pinggir jalan, kami harap juga diperiksa hewannya," imbaunya.

Selain melakukan pemeriksaan kesehatan, lanjutnya, Dispertanak juga nantinya akan melakukan pemeriksaan layak atau tidaknya hewan tersebut dikurbankan. Hewan kurban yang sehat juga diberikan stiker bertanda sehat . Walaupun ada stiker tersebut, namun masyarakat juga harus tetap memeriksa kembali hewan ternak tersebut.

"Tidak hanya kesehatan kita juga akan memeriksa hewan tersebut apakah layak untuk dikurbankan, karena hewan yang sehat belum tentu layak untuk ikut dikurbankan," jelasnya. (rhm)

  • Bagikan

Exit mobile version