Suli Matius, SH Sekretaris Pemekaran Toraja Utara.
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, RANTEPAO-- Baliho besar terpajang dibeberapa titik strategis di Toraja Utara, yang bunyinya "Toraja Dimekarkan Untuk Kepentingan Rakyat Bukan Untuk Pejabat " dari Komunitas Pemekaran Toraja.
Baliho Komunitas Pemekaran Toraja tersebut pun ramai menuai berbagai tanggapan dari masyarakat Toraja Utara.
Sekaitan Baliho dari Komunitas Pemekaran Toraja, Suli Matius,SH wakil Sekretaris Pemekaran Kabupaten Toraja Utara Kamis , 30 Mei 2024 kepada Palopo Pos mengatakan dasarnya yang mendorong memekarkan Kabupaten Tana Toraja jadi dua kabupaten atas kepentingan rakyat dan kemajuan daerah itu sendiri.
Bukan kepentingan pejabat, keluarga, dan komunitas lain. Nah, Toraja Utara setelah pemekaran yang sudah 17 Tahun umurnya diurus kelihatannya hanya untuk kepentingan keluarga dan kelompok saja.
"Salah satu yang tidak pernah di perhatikan pemerintah Toraja Utara adalah kepentingan politik Toraja di Sulawesi Selatan khususnya. Yang lain mengenai Pariwisata kelihatannya pemerintah tidak ada perhatian serius. Daerah Toraja tahun 80 ke bawah, Toraja dikenal sebagai daerah Destinasi Wisata sesudah Bali. Sekarang ini sudah beberapa kali pemerintah pusat menetapkan daerah Destinasi wisata dari 10 sampai 15 daerah tujuan wisata Toraja Utara dan Tana Toraja tidak ada di dalamnya. Padahal, tahun 2000 kalau saya tidak salah Toraja ini PBB menetapkan sebagai daerah warisan dunia", ungkapnya.
Masih kata Suli Matius, siapapun yang jadi pemimpin di Toraja Utara dan Tana Toraja, dia tetap wajib mengutamakan untuk mengurus kepentingan Daerah dan Rakyat.
Harus berlapang dada menerima kritikan dan masukan dari orang-orang yang peduli dengan Toraja. Tidak boleh menunggangi jabatannya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
"Tahun ini adalah tahun pilkada. Semua yang berkepentingan maju sebagai calon bupati pasti menyampaikan hal-hal yang baik, janji janji yang enak didengar, dan waktu dia terpilih lalu mengabaikan MISI Pemekaran. Tana Toraja dan Toraja Utara membutuhkan seorang Pemimpin yang berintegritas, dan
juga membutuhkan pemimpin yang menjunjung tinggi nilai budaya dan agama yang dianut oleh masyarakatnya", pungkasnya.(Albert)