Muhammadiyah Pindahkan Dana ke Bank Lain Disebut Karena Tidak Dihargai BSI, Pegiat Media Sosial Beri Sindiran Menohok

  • Bagikan

Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal Anwar Abbas. --fjr

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Berbagai spekulasi mengiringi pemindahan dana Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ke bank lain.

Salah satu yang mencuat adalah,  disebut karena Bank Syariah Indonesia (BSI) tidak menghargai Muhammadiyah.

Masalah ini ditanggapi Pegiat Media Sosial Ary Prasetyo.

Ia mengatakan sudah tabiat bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak menghargai nasabahnya.

“Tabiat bank-bank BUMN gak menghargai nasabahnya!” ungkapnya dikutip fajar.co.id dari unggahannya di X, Minggu, 9 Juni 2024.

Lebih lanjut, Ary mengatakan kenapa nasabah sekelas Muhammadiyah tak dihargai. Padahal simpanan dananya besar.

“Nasabah sekelas Muhammadiyah yang menyimpan dananya triliunan saja nggak dihargai,” ucapnya.

Ia berspekulasi, bagaimana sekiranya BSI memperlakukan nasabah kecil yang lain.

“Gimana dengan nasabah kecil?” ujarnya.

Adapun anggapan bahwa Muhammadiyah menarik dananya dari BSI karena tak dihargai berdesakan dari pemeritaan Radar Jogja. Grup JawaPos.

Narasumber itu memberi gambaran, alasan Muhammadiyah membawa pergi uangnya meninggalkan BSI.

"Kan biasa perbankan memberi CSR (corporate social responsibility). Tapi sebagai pemegang saham terbesar ke-3 (justru) kalah dengan mereka yang tidak punya saham," ungkapnya.

Selain itu, ketika ada penataan pimpinan BSI, calon dari Muhammadiyah sama sekali tidak dihargai. Tidak direkrut untuk menjadi calon pimpinan.

“Di mana-mana dalam bisnis itu pemegang saham harus ditempatkan. Secara hukum bisnis saja, tidak usah bicara Muhammadiyah ya begitu," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal Anwar Abbas mengatakan, salah satu pertimbangan sehingga Muhammadiyah memutuskan untuk mengalihkan dana simpanan dan pembiayaan dari Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk meminimalkan persaingan yang mungkin terjadi di antara bank-bank syariah lain.

Anwar Abbas menilai, penempatan dana Muhammadiyah di Bank Syariah Indonesia atau BSI terlalu terkonsentrasi. Di sisi lain, dana Muhammadiyah yang ditempatkan di perbankan syariah lainnya justru masih sedikit.

Minimnya penempatan dana Muhammadiyah di bank syariah lainnya, ungkap Anwar Abbas, secara bisnis dapat menimbulkan risiko konsentrasi atau concentration risk.

Dampak dari minimnya penempatan dana di bank syariah lainnya, beber Anwar, akan menyulitkan bank syariah selain BSI untuk berkompetisi.

"Bank-bank syariah tersebut tidak dapat berkompetisi dengan margin yang ditawarkan oleh BSI, baik dalam hal yang berhubungan dengan penempatan dana maupun pembiayaan," kata Anwar, Kamis (6/6/2024).

Persaingan sesama perbankan syariah dikhawatirkan akan tidak sehat jika penempatan dana sangat terkonsentrasi di Bank Syariah Indonesia atau BSI saja.

"Tentu jelas tidak kita inginkan,” kata Anwar.

Dia menegaskan komitmen Muhammadiyah yang tinggi untuk mendukung perbankan syariah. Dengan pertimbangan dan komitmen itu, sehingga Muhammadiyah terus melakukan rasionalisasi dan konsolidasi terhadap masalah keuangannya.

Penempatan dana yang tidak terkonsentrasi pada satu bank atau pada Bank BSI saja, maka Muhammadiyah bisa berkontribusi bagi terciptanya persaingan yang sehat di antara perbankan syariah yang ada.

Utamanya saat perbankan syariah tersebut berhubungan dengan Muhammadiyah.

Berdasarkan landasan pemikiran tersebut, Muhammadiyah menilai perlunya untuk menata banyak hal tentang masalah keuangannya.

"Termasuk dalam hal yang terkait dengan dunia perbankan terutama menyangkut tentang penempatan dana dan juga pembiayaan yang diterimanya,” kata Anwar, seperti dilansir Fajar.co.id.

Sebelumnya dikabarkan bahwa Muhammadiyah memutuskan untuk mengalihkan dananya dari BSI ke beberapa bank syariah lain.

Pengalihan penempatan dana tersebut tertuang dalam Memo Muhammadiyah Nomor 320/1.0/A/2024 tentang Konsolidasi Dana yang dikeluarkan pada 30 Mei 2024.

Menanggapi pengalihan dana Muhammadiyah dari BSI ke bank syariah lainnya, Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar menjelaskan komitmen BSI untuk selalu memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat (maslahat) sesuai syariat Islam.

BSI juga terus berupaya dalam pelayanan terbaik dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

"Terkait pengalihan dana oleh PP Muhammadiyah, BSI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis dan siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam upaya mengembangkan berbagai sektor ekonomi umat. Terlebih bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung ekonomi bangsa,” kata Wisnu. (fajar/pp)

  • Bagikan

Exit mobile version