Teliti Bencana Banjir Longsor Luwu, PUSPENA UNCP Temukan 510 Titik Longsor

  • Bagikan
  • Data Kerusakan Ditampilkan Lewat WebGIS, Bahkan Dilengkapi Foto 360 Derajat

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID BELOPA -- Sebulan telah berlalu sejak bencana tanah longsor melanda beberapa desa di Kecamatan Suli, Suli Barat, dan Latimojong, Kabupaten Luwu, data mengenai dampak kerusakan dan jumlah titik longsor masih data awal yang disajikan.


Sebagai bentuk tanggung jawab dan perhatian atas dampak bencana di Kabupaten Luwu, Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) merasa terpanggil untuk ikut mengkaji dan menganalisa dari bencana alam di Kabupaten Luwu, yang sampai menyebabkan 14 warga meninggal.


Pengkajian dan analisa dilakukan sekelompok akademisi UNCP lintas keilmuan yang bernama PUSPENA (Pusat Studi Pemetaan dan Bencana).


Kepada Palopo Pos, Sabtu 8 Juni 2024, Koordinator PUSPENA UNCP, Dr Ichwan Muis menjelaskan pengambilan data pemetaan dilakukan dengan beberapa metode. Seperti, Pemetaan Berbasis Drone. Yang mana melingkupi Pembuatan Misi Terbang Drone, merencanakan misi terbang pada lokasi kawasan Latimojong yang telah disetujui. Misi terbang dibuat sebelum tim survey berangkat ke lokasi untuk akuisisi data foto udara.

Selanjutnya, Akuisisi Data, Pengambilan data menggunakan UAV/Drone pada lokasi pekerjaan. Waktu pengambilan foto udara tergantung dari luas wiIayah pekerjaan, Analisis Foto Udara, yakni proses penggabungan hasil foto udara yang telah didapatkan di lapangan selama pengambilan data. Waktu analisis tergantung dari jumlah foto udara yang telah diakuisisi. Serta Orthomosaic + DEM (Result), hasil yang akan diperoleh dari analisis yang telah dilakukan dan menampilkan hasil Virtual Tour 360 derajat.


Selanjutnya, pembuatan Peta Alih Fungsi Lahan. Dimana ditampilkan dalam pembuatan WebGIS.
Hasil pemetaan drone yang sudah di analisis akan dibuatkan aplikasi berbasis WebGIS guna untuk menampilkan informasi kejadian banjir bandang. WebGIS merupakan pengembangan dari aplikasi SIG berbasis web yang terintegrasi satu sama lain. WebGIS memiliki berbagai fitur yang bisa mendukung dalam menampilkan dan menganalisis data untuk bisa diakses secara bebas melalui laman internet.
"Sejak terjadinya bencana, peneliti dari Pusat Studi Pemetaan dan Bencana (PUSPENA) Universitas Cokroaminoto Palopo telah melakukan pemetaan titik longsor serta melakukan pengambilan gambar awal terhadap kawasan-kawasan tersebut. Sejauh ini peneliti telah mengidentifikasi titik longsor sejumlah 510," ujarnya.


Adapun sebaran 510 titik longsor yakni, di Desa Saronda 13, Bonelemo Barat 4, Kadundung 47, Rante Balla 9, Boneposi 34, To'lajuk 10, Ulusalu 20, Pajang 29, Buntu Sarek 53, Tibussan 90, Malenggang 51, Lambanan 48, Pangi 17, Bolu 29, Tampumia 23, dan Tabang 33. Total 510 titik.

Penginputan Data Pada WebGIS Puspena.id
Setelah melakukan identifikasi titik longsor, selanjutnya tim peneliti melakukan penginputan 510 data titik longsir pada WebGIS dengan memanfaatkan titik koordinat lokasi terjadinya longsor dan menampilkan informasi kenampakan sekitar area titik longsor yang terjadi di setiap desa di Kawasan Latimojong.
Setiap titik longsor yang terjadi di Kawasan Latimojong, selanjutnya dilakukan pengukuran luasan untuk mengidentifikasi seberapa parah tingkat kerusakan lahan. Selanjutnya luasan tersebut akan ditampilkan pada WebGIS sebagai bentuk akurasi dan transparansi data kepada masyarakat akan kejadian yang terjadi sehingga dapat memberikan pegetahuan akan penyebab terjadinya longsor.


Lahan-lahan yang mengalami longsor selanjutnya akan dilakukan identifikasi mendalam dengan memanfaatkan aplikasi virtual tour 360 agar memudahkan masyarakat memahami kondisi lahan apakah tergolong hutan lindung, areal penggunaan lain (APL) seperti kebun, pemukiman, jalan, dan lain-lain. Hal ini bertujuan memberikan informasi akurat terhadap kondisi lahan sebenarnya pada titik kejadian longsor.
Setelah mengetahui sebaran titik banjir, maka tahapan selanjutnya yakni melakukan identifikasi masyarakat terdampak banjir beserta dengan tingkat keparahan dan melakukan penginputan data pada WebGIS. Hal ini dilakukan untuk menyediakan data masyarakat terdampak sebagai sumber dalam pengambilan keputusan dalam fase rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana banjir dan longsor di Kawasan Latimojong.


Adapun tujuan penelitian survei mengenai persepsi masyarakat pasca bencana banjir bandang di Kabupaten Luwu yakni, mengidentifikasi dampak psikologis dan sosial yang dialami oleh masyarakat pasca bencana banjir bandang. Mengidentifikasi persepsi masyarakat terkait penyebab terjadinya bencana banjir bandang. Mengidentifikasi kebutuhan mendesak masyarakat pasca bencana banjir bandang. Menggali persepsi masyarakat terhadap upaya mitigasi bencana yang telah dilakukan sebelumnya serta saran untuk perbaikan di masa mendatang. Mengukur tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang bencana banjir bandang serta langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk mengurangi risiko bencana di masa depan. Memberikan data dan informasi yang dapat digunakan oleh pemerintah dan lembaga terkait dalam merencanakan langkah-langkah pemulihan pasca bencana banjir bandang yang tepat sasaran dan efektif.


Sehingga rencana kegiatan yang dapat dilakukan pascabencana mulai dari melakukan edukasi di tiap desa terdampak di Kawasan Latimojong, memberikan rekomendasi zonasi pemukiman yang aman dari hasil kajian longsor, pelatihan dan pembuatan Desa Tangguh Bencana, Pelatihan Adaptasi Lahan Pertanian terdampak bencana, dan KKN Tematik Kebencanaan. (idr)

  • Bagikan