DLH Palopo Prakarsai Tanam Pohon, Pj Wali Kota: Mari Jaga Lingkungan dari Bencana

  • Bagikan

Suasana saat Pj Wali Kota Palopo dan Kadis DLH saat menanam mangrove di Pantai Songka, Kamis, 13 Juni 2024. --idrish--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- Pj Wali Kota Palopo, Asrul Sani, SH, M.Si mengimbau masyarakat untuk tak bosan-bosannya menanam pohon, minimal di pekarangan rumah untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dimana diketahui dampak dari perubahan cuaca global adalah anomali cuaca yang tidak menentu.

"Kalau dulu itu hanya ada musim hujan dan kemarau, sekarang tidak pasti mana musim hujan atau kemarau," kata Pj Wali Kota sesaat sebelum melakukan penanaman mangrove di Pantai Songka, Kamis 13 Juni 2024 dalam rangka masih rangkaian peringatan Hari Lingkungan
Hidup Sedunia di Kota Palopo.

Di Kota Palopo saat ini, permasalahan banjir masih menjadi perhatian serius pemerintah. Untuk itu, mengatasi banjir tidak langsung seketika, tetapi butuh proses panjang, yang salah satunya dengan melakukan penanaman pohon berakar panjang di daerah rawan longsor.

Untuk itu, Pj Wali Kota meminta Kepala Dinas Lingkungan Hidup untuk memiliki data pemetaan daerah/kawasan yang perlu ditanami pohon akar panjang, seperti durian, sukun.

Pada kesempatan itu juga, Pj Wali Kota meminta masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan di daerah hutan lindung. "Banyak daerah terdampak bencana itu, ketika ditelusuri, hutannya sudah beralih fungsi. Tanaman besar tadinya tumbuh di situ dibabat habis, diganti dengan tanaman produktif akar pendek seperti jagung. Jadi mari jaga hutan ta'," ajak Pj Wali Kota.

Sementara itu, Kadis Lingkungan Hidup Palopo, Emil Anugrah Salam, S.STP, MM, dalam laporannya menjelaskan, kegiatan penanaman mangrove masih dalam rangkaian kegiatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Dimana sebelumnya pekan lalu
dilakukan lomba mewarnai tingkat SD dan TK, lalu donor
darah, dan pada Juli mendatang
ditutup dengan pemilihan duta
lingkungan hidup.

Untuk kali ini, dilakukan penanaman mangrove di Pantai Songka, yang diketahui manfaat mangrove sangat banyak bagi lingkungan.

Selain mencegah abrasi, juga menyerap karbon di udara serta tempat berkembang biak ikan dan biota laut lainnya.

TUTUPAN HUTAN BERKURANG

Sementara itu, diketahui, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Selatan terus mengampanyekan penyelamatan hutan dari ancaman alih fungsi lahan hutan hingga pembalakan liar.

Selama 2021, Walhi Sulsel secara aktif dan gencar melakukan advokasi penyelamatan hutan dari ancaman kegiatan yang bersifat skala luas, misal dari ancaman tambang, seperti yang terjadi di Kabupaten Luwu Timur dan Luwu Utara.

"Kami terus berkampanye terkait penyelamatan hutan di sana dari berbagai ancaman terkhusus ancaman tambang," kata Direktur Eksekutif WALHI Daerah Sulawesi Selatan Muhammad Al Amin dari Makassar.

Di wilayah Luwu Utara dan Luwu Timur, Amin menilai potret hutan tidak lagi sempurna sebab tutupan hutan atau area hutan saat ini tidak lagi tertutup rapat, tetapi ada rongga bekas penebangan hutan.

"Sejatinya, kalau kita periksa berdasarkan dari hasil pemantauan hutan, potret hutan Bagian Utara Sulsel memang saat ini mengalami penurunan drastis," ungkap Amin yang sedang berada di Luwu Utara, Sulsel, untuk melakukan peninjauan hutan. Sejak 2019, kata Amin, Walhi Sulsel telah mengkaji ruang Sulawesi dan mendapati tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) sudah mengalami
kerusakan yang cukup parah, yakni DAS Jeneberang, DAS Bilawalannae, dan Saddam di Toraja.

Menurut Amin, seluruh pihak harus bersama-sama menghentikan kegiatan bisnis skala besar di hutan dan segera memulihkan daerah aliran sungai yang sekarang sudah mengalami kerusakan yang luar biasa. (idris prasetiawan)

  • Bagikan