Waspada, Ini Peringatan BMKG: Indonesia Siaga Musim Kemarau

  • Bagikan
BMKG Peringatkan Indonesia Siaga Musim Kemarau.--pixabay

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Setelah musim hujan, kini Indonesia dihantui datangnya musim kemarin. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun telah memperingatkan bahwa indonesia siaga musim kemarau.

Yang mana, potensi kekeringan meteorologis juga mengancam sejumlah wilayah di Indonesia saat musim kemarau.

Diketahui, kabar terbaru Juni 2024, BMKG telah mengungkap setidaknya 36 persen zona musim (ZOM) Indonesia sudah memasuki musim kemarau.

Beberapa wilayah yang sudah mengalami musim kemarau, meliputi sebagian Aceh,Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Gorontalo, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.

Dalam unggahan di Instagram resminya, BMKG merekomendasikan sejumlah mitigasi serta antisipasi kekeringan lewat OMC.

"BMKG memberikan rekomendasi teknis untuk mitigasi dan antisipasi kekeringan melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC)," demikian keterangan BMKG di akun Instagram yang dikutip pada Jumat, 14 Juni 2024.

Sebelumnya, BMKG juga memperingatkan beberapa wilayah di Indonesia yang berpotensi alami kekeringan meteorologis di musim kemarau sehingga memerlukan kesiagaan dari Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Daerah.

Hal ini dilaporkan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada Presiden Jokowi pada akhir bulan Mei 2024.

BMKG juga memprediksi jika kondisi kekeringan selama musim kemarau ini akan mendominasi sampai September 2024.

Sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami kekeringan, terutama di Jawa, Nusa Tenggara, Bali yang telah mengalami HTH (Hari Tanpa Hujan) yang cukup panjang.

Adapun, secara khusus BMKG telah memprakirakan jika ada 3 wilayah di Indonesia yang akan alami kekeringan selama kurun waktu 5 bulan, yakni dari Juni hingga Oktober 2024.

Maka dari itu, pihaknya meminta kepada pemerintah gerak cepat untuk melakukan mitigasi dalam mengatasi dampak kekeringan.

"Curah hujan sangat rendah pada Agustus 2024 berpotensi terjadi di Lampung, Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Sulawesi Selatan dan Tenggara. Pada September 2024 masih berpeluang terjadi di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur," ujar Dwikorita pada keterangan di situs resmi.

Sementara itu, BMKG menjelaskan terkait kekeringan meterorologis di mana kondisi anomali iklim dalam bentuk berkurangnya curah hujan dalam jangka waktu bulanan, musiman atau lebih panjang.

Tidak hanya itu, ada sederet dampak kekeringan meteorologis yang bisa mengancam sejumlah sektor, antara lain:

Sektor transportasi laut: Adanya kabut asap yang dapat menghambat sistem transportasi
Sektor Ekonomi: Keberlanjutan sumber daya air untuk produksi industri dan pertanian
Sektor Energi: Produksi listrik dan sumber daya air akan terganggu
Pemukiman dan Kesehatan Masyarakat: Berkurangnya pasokan untuk air bersih
Sektor Pertanian: Adanya penurunan hasil panen dan gagal panen

Hal yang harus dilakukan untuk Siap Siaga Kemarau

Diketahui, BMKG merekomendasi hal yang perlu dilakukan, antara lain:

Menyesuaikan pola dan waktu tanam di wilayah yang terdampak
Memanen air hujan lewat tampungan air atau tandon, kolam retensi, embung serta sumur resapan di wilayah yang mengalami transisi dari musim hujan ke musim kemarau.
Melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk pengisian waduk dan membasahi, serta menaikkan muka air tanah di daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) ataupun lahan gambut.

Demikian informasi mengenai BMKG yang memperingatkan jika wilayah Indonesia siaga hadapi musim kemarau serta mengimbau antisipasi atau hal-hal yang perlu dilakukan. (dis/uce)

  • Bagikan

Exit mobile version