Mahasiswa Lutim Ditemukan Tewas di Kamar Kos

  • Bagikan
Tim inafis Polres Palopo saat melakukan identifikasi terhadap jenazah korban di kamar kosnya, Jl. Pongsimpin.--ft: istimewa--

Humas Polres: Korban Memiliki Riwayat Penyakit Asam :ambung

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MUNGKAJANG-- Seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Kota Palopo, asal Desa Bantilang, Kabupaten Luwu Timur (Lutim), ditemukan tewas di kamar kosnya di Jl. Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Palopo.

Penemuan mayat mahasiswa tersebut terjadi pada Ahad (23/6) malam. Identitas korban diketahui bernama Abdul Malik (21).

Kapolres Palopo, AKBP Safi'i Nafsikin yang dikonfirmasi melalui Kasi Humas, AKP Supriadi, mengatakan, kejadian itu pertama kali diketahui oleh Nurhani Kaban (57), salah seorang penghuni di rumah tempat korban tinggal.

Dari keterangan saksi (Nurhani Kaban), dia hendak membangunkan almarhum di kamarnya karena, beberapa kali korban ditelepon tapi tidak direspon. Saat saksi tiba di depan kamar korban yang berada di atas lantai dua rumah itu, pertama dia mengetuk pintu berulang kali namun, tidak ada respon sehingga memaksa masuk dengan mendorong pintu kamar.

''Setelah berhasil masuk, saksi mendapati penghuni kamar tersebut terbaring di atas kasur dalam keadaan terlengkuk. Saksi sempat mendekati korban untuk memastikan kondisinya dengan memegang tangan dan ternyata sudah dingin dan kaku," jelas Supriadi.

Mengetahui kondisi penghuni kamar telah tewas, lanjut Supriadi, saksi berteriak histeris sehingga membuat orang lain yang berada di lantai satu naik ke lantai dua.

"Setelah memastikan kondis penghuni kamar itu telah meninggal dunia, saksi menghubungi orang tua korban melalui telepon dengan disertai teriakan histeris sehingga keluarga saksi lainnya dari lantai bawah kaget dan menuju ke lantai dua untuk melihat situasi dan melihat korban sudah tidak bernyawa," lanjutnya.

Kejadian itu telah dilakukan pemeriksaan awal oleh tim identifikasi Polres Palopo, masih kata perwira tiga balok di pundak ini. Dari hasil pemeriksaan itu, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Lanjut Supriadi, setelah dilakukan identifikasi oleh tim inafis, jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSUD dr Palemmai Kota Palopo sembari menunggu keluarganya. Saat keluarga atau orang tua korban tiba di rumah sakit malam itu, mereka bersepakat untuk membawa jenazah korban ke kampung halaman untuk dimakamkan dan menolak untuk dilakukan otopsi.

Penolakan keluarga untuk dilakukan otopsi terhadap jenazah karena, menurut mereka almarhum memiliki riwayat penyakit azam lambung yang diderita selama bertahun-tahun dan diduga penyakit tersebut penyebab korban meninggal. (ria/ikh)

  • Bagikan