MAKASSAR -- Dalam rangka menghadapi dan menyikapi pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2024 di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara (Sulselbara), Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah (PGIW) Sulselbara menggelar kegiatan Seminar Budaya Damai yang berlangsung selama 2 hari, Rabu-Kamis (26-27/06/2024) di Hotel Grand Maleo Jl. Pelita Raya, Makassar.
Sekretaris Umum PGIW Sulselbara, Pdt Yohanis Metris kepada media ini Kamis (27/06/2024) malam menyampaikan, kegiatan seminar yang diselenggarakan dalam bentuk ceramah dan diskusi itu menghadirkan sejumlah pembicara diantaranya, Kepala Kesbangpol Provinsi Sulsel, Kakanwil Kemenag Provinsi Sulsel, Ketua FKUB Provinsi Sulsel, dan Pimpinan Sinode Gereja anggota PGIW Sulselbara.
Dijelaskannya, Indonesia akan kembali menyelenggarakan pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2024, dan animo serta kemeriahannya sudah mulai terasa sejak saat ini. Hal lain yang terasa adalah menyeruaknya politisasi agama. Rupanya politisasi agama bukanlah sesuatu yang elok untuk negara yang beraneka ragam seperti Indonesia.
Menurutnya, hal tersebut seharusnya bisa dicegah agar tidak menimbulkan perpecahan atau friksi di masyarakat. Kemajemukan identitas adalah sebuah keniscayaan dan merupakan persoalan sosial pada masyarakat Indonesia. Sejak dahulu menjadi pergumulan para pendiri bangsa, bahwa idealnya Pancasila dan konstitusional melalui UUD 1945 dapat terkelola dengan baik, serta terjaminnya kebebasan masyarakat.
Kewajiban negara adalah untuk mengakui, memenuhi dan melindungi hak-hak warganya agar dapat hidup aman dan sejahtera serta menjalani hidup sebagai manusia seutuhnya. Sekalipun demikian, sejarah telah mencatat bahwa tanpa partisipasi warga sipil untuk mengawal dan mengadvokasi hak-hak warga negara, hal ideal tersebut sulit didapati. Sebab proses berdemokrasi belum sepenuhnya membangun tatanan masyarakat yang damai, sejahtera dan berkeadilan.
Pendeta Yohanis Metris mengemukakan pula, dalam kegiatan seminar yang dilaksanakan dalam wilayah pelayanan PGUW Sulselbara ini, disajikan materi-materi yang telah dipersiapkan sehingga peserta dapat memahami realitas yang sedang terjadi di wilayah Sulselbara terhadap situasi demokrasi khususnya dalam suasana politik.
Dalam kegiatan seminar ini, lanjutnya, pembahasan materi lebih dikembangkan dalam rangka mengatasi terjadinya ketidakadilan sosial, dan intoleransi yang menyebabkan hubungan antar kelompok serta agama tidak mengalami kedamaian, terlebih khusus pada masa menjelang pilkada.
Diungkapkan lagi, dalam kegiatan seminar tersebut, selain peserta memberi masukan-masukan untuk menjadi rumusan kegiatan berkelanjutan, juga mendapatkan pengetahuan mengenai budaya damai dalam menghadapi situasi politik menjelang Pilkada Serentak 2024 yang akan berlangsung di berbagai daerah.
Juga pengetahuan dalam memperkuat jejaring advokasi antar umat beragama serta memberikan masukan dan kontribusi subtantif kepada pihak-pihak terkait untuk membangun keadilan dan perdamaian demi pemajuan HAM dan demokrasi Indonesia.
"Disamping itu pula, untuk mengembangkan kesadaran bersama bagi agama-agama terhadap proses pencarian alternatif baru dalam membangun relasi antar umat beragama, masyarakat adat dan negara. Nah, nantinya setelah mengikuti seminar ini, para peserta diharapkan menjadi narasumber di gereja masing-masing," tutup Pendeta Yohanis Metris. (*)