PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- West Nile Virus tengah mewabah di Israel dengan jumlah 153 orang terdiagnosis dan 11 orang di antaranya meninggal dunia per Rabu, 3 Juli 2024.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan dr. Achmad Farchanny, MKM menjelaskan, virus ini endemis di Afrika dan menyebar ke Timur Tengah.
Diketahui, penyebaran virus melalui gigitan nyamuk Culex sp yang terinfeksi virus West Nile.
Jenis nyamuk ini bisa ditemukan di sekitar rumah dengan habitat perkembangbiakannya adalah selokan yang tergenang.
"Di Indonesia, nyamuk Culex yang menjadi vektor penular penyakit adalah Culex quinquefasciatus, vektor penyakit filariasis (kaki gajah)," kata Farchany ketika dihubungi, Rabu, 3 Juli 2024.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa hanya nyamuk yang membawa West Nile Virus (WNV) yang bisa menularkan penyakit tersebut ke manusia.
Sedangkan hingga saat ini, ia mengatakan bahwa pihaknya belum mendapatkan laporan adanya WNV di Indonesia.
Namun, langkah pencegahan tentu tetap harus dilakukan dengan mengendalikan populasi nyamuk Culex di sekitar rumah.
Beberapa cara yang bisa dilakukan seperti menjaga kebersihan sekitar rumah, mengalirkan selokan yang tergenang, menggunakan repellent atau insektisida rumah tangga, dan menggunakan baju lengan panjang jika beraktivitas di luar ruangan.
"Cara terbaik untuk mencegah WNV adalah dengan melindungi diri dari gigitan nyamuk dan menciptakan upaya kesehatan lingkungan di sekitar rumah kita," katanya.
Terlebih, penyakit ini masih belum ditemukan vaksin tau obatnya.
"Pengobatan bersifat suportif. Belum ada pengobatan spesifik," tandasnya.
Untuk diketahui, WNV memiliki gejala yang hampir sama seperti penyakit demam akibat gigitan nyamuk lainnya, seperti demam, sakit kepala, rasa lelah dan nyeri badan, mual, muntah, kadang disertai ruam kulit, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Namun, gejala yang parah dapat mengakibatkan meningitis west nile atau ensefalitis west nile yang meliputi nyeri kepala, demam tinggi, kaku duduk, disorientasi, koma, gemetar, kejang, kelemahan otot, dan kelumpuhan.
"Diperkirakan sekitar 1 dari 150 oang yang terinfeksi WNV akan berkembang menjadi penyakit yang lebih parah."
Keparahan dapat terjadi pada orang-orang dari segala usia, namun bagi yang berusia di atas 50 tahun dan beberapa dengan sistem imun lemah (misalnya, pasien transplantasi) mempunyai risiko tinggi untuk sakit berat ketika terinfeksi WNV. (dis/pp)