Sejumlah Bacalon Mulai Meredup
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Langkah arah dukungan partai politik (parpol) untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam Pilkada serentak 2024 mulai mengerucut, menjelang penyelenggaraan pada 27 November mendatang.
Sinyal dukungan dari parpol sudah terlihat, dan hal ini menyebabkan beberapa bakal calon lain harus legowo dan "buang handuk" sebelum pendaftaran pada 22 Agustus mendatang.
Sejauh ini, lima bakal calon Gubernur Sulsel muncul ke publik, yaitu mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Wali Kota Makassar Makassar Danny Pomanto, mantan Wali Kota Makassar Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS), pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding, dan mantan Pangdam XIV Hasanuddin Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki.
Selain itu, beberapa nama lain yang juga diperkirakan akan bertarung di Pilgub Sulsel adalah Ketua Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, dan Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani.
Saat ini, figur yang berpotensi maju di Pilgub 2024, seperti Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi, sudah diusung NasDem. Sementara Andi Iwan Darmawan Aras dan Danny Pomanto dilirik oleh partai besar, termasuk Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang memenangkan Pilpres 2024.
Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Prianto, menilai bahwa semua calon yang telah mendaftar di parpol harus siap menelan pil pahit kekecewaan jika tidak dilirik partai. "Jadi, siap-siap kecewa, baliho-baliho sosialisasi yang menjajah ruang kota, bisa jadi tidak menggambarkan situasi pertarungan di bilik suara," jelasnya, Jumat (5/7/2024).
Menurutnya, pencalonan di Pilwali ini akan ditentukan oleh formasi dukungan partai di Pilgub Sulsel. Jika belum ada koalisi pasti di Pilgub, kepastian calon di Pilwali juga masih penuh ketidakpastian. "Nama-nama bakal calon yang sedang bersosialisasi saat ini sedang diuji endurance-nya. Ketahanannya sampai di mana, untuk sampai pada 'buang handuk'," tambahnya.
Ada tiga kategori bakal calon yang kemungkinan akan “buang handuk” sebelum Pilwali: pertama, kandidat yang jor-joran bersosialisasi tetapi tidak mendapatkan cukup dukungan partai; kedua, kandidat yang diberi kesempatan oleh partai untuk bersosialisasi dan meningkatkan elektabilitas, tetapi tidak tercapai; ketiga, kandidat yang menguji dukungan pasca kekalahan di Pileg dengan motif pragmatis untuk balik modal.
Jelang tahapan pendaftaran kandidat di Komisi Pemilihan Umum (KPU) 27 Agustus mendatang, pergerakan beberapa bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur terlihat mulai meredup. Nama-nama yang pada awalnya gencar mendaftar pada penjaringan partai politik kini tak lagi muncul ke permukaan.
Pengamat Politik Profetik Institute, Muhammad Asratillah, menjelaskan bahwa mengerucutnya figur-figur menjelang pendaftaran kandidat Pilgub Sulsel terjadi karena perkembangan elektoral beberapa figur di tingkat grassroot. "Salah satunya adalah perkembangan elektoral bagi beberapa figur di tingkat grassroot," jelasnya.
Kecenderungan elektoral yang menguat hanya pada beberapa nama, kata Asratillah, secara otomatis menyeleksi para figur kandidat Pilgub lainnya. Figur yang bertahan adalah mereka yang memiliki bekal elektoral yang cukup untuk maju sebagai calon Gubernur, serta modal partai politik yang jelas.
Danny Pomanto didukung oleh PDI-P, Andi Iwan Darmawan Aras merupakan Ketua Gerindra Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman didukung oleh NasDem, dan IAS adalah kader Golkar. "Walaupun dukungan parpol utama tersebut belum dianggap cukup, sehingga masih perlu menggalang parpol lain untuk berkoalisi," tambah Asratillah.
Selain faktor elektoral dan dukungan parpol, kekuatan logistik juga memengaruhi bertahannya figur-figur dalam konstelasi Pilgub. Figur-figur seperti Danny Pomanto, Andi Sudirman Sulaiman, Andi Iwan Darmawan Aras, dan IAS memiliki kekuatan finansial yang mendukung.
Figur-figur lain seperti Adnan Purichta Ichsan dan Indah Putri Indriani tidak lagi muncul karena hanya diisukan menduduki posisi calon Wakil Gubernur. Dari sudut pandang parpol, beberapa figur yang diperhitungkan adalah Danny Pomanto dan Andi Sudirman Sulaiman yang didukung oleh PKB dan Demokrat.
Beberapa waktu lalu, bakal calon Gubernur Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), tampak pesimis tentang Pilgub Sulsel 2024. Di tengah gairah para bakal calon memburu partai, beberapa calon mulai angkat "bendera putih" tak lagi membahas Pilgub.
Rekomendasi Partai Hanura ke IAS dan Danny Pomanto terancam batal, meskipun Hanura telah mengeluarkan rekomendasi dukungan pada Mei lalu. Saat dikonfirmasi soal upaya mempertahankan rekomendasi partai Hanura dan partai lain, IAS enggan bicara soal Pilgub. "Saya tidak mau bicara soal Pilkada (Pilgub), saya close bicara soal pilkada," ujar IAS, Senin (1/7/2024).
Danny Pomanto mengakui bahwa rekomendasi partai lain terus diupayakan. "Alhamdulillah, saya sudah dapat partai. Sisa satu yang saya cari. Jadi sesuai kursi lah (17 kursi)," ujar Danny. Danny juga mengakomodasi beberapa figur sebagai calon wakil atau pendamping di Pilgub mendatang.
Sementara itu, Panglima Ta mengaku bangga bisa diterima langsung oleh beberapa partai pengurus saat mengembalikan formulir sebagai bukti keseriusan maju di Pilgub. "Ini kami datang di beberapa partai mengembalikan formulir sebagai bukti keseriusan maju bertarung di Pilkada Gubernur Sulsel 2024," kata eks Pangdam XIV Hasanuddin ini.(idr)