PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Satu per satu bakal caon (bacalon) kepala daerah mulai "menyerah", lantaran tak kunjung jua mendapat dukungan dari partai politik. Kandidat ini pun mulai mematangkan siasat untuk bergabung ke figur calon yang terus maju.
Fenomena ini ibarat kalah sebelum bertanding.
Sejak awal, diberitakan untuk Pilwalkot Palopo, setidaknya sekira 16-an figur yang potensial maju sebagai kandidat 01. Namun, terlihat saat ini beberapa sudah mulai menghilang.
Para figur awalnya santer dikabarkan akan maju, bahkan sudah menjalin komunikasi dengan beberapa partai. Akan tetapi, perlahan-lahan menghilang dari peredaran.
Ini menjadi sinyal bahwa mereka gugur sebelum berperang. Bahkan belakangan mencuat beberapa isu berembus bahwa akan ada kandidat yang akan menyerah sebelum bertanding dikarenakan beberapa faktor, salah satunya adalah elektabilitas.
Baliho sosialisasi yang menjajah ruang kota, bisa jadi tidak menggambarkan situasi pertarungan di bilik suara. Persaingan menuju pilwalkot akan ditentukan formasi dukungan partai pada Pilgub Sulsel. Sehingga saat ini semua masih menunggu kepastian.
“Kalau belum ada koalisi pasti di pilgub, kepastian calon di pilwalkot juga masih penuh ketidakpastian,” ucap analis politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, A Luhur Prianto, Selasa, 9 Juli 2024.
Sekarang ini, nama-nama bakal calon wali kota yang sedang bersosialisasi itu masih diuji. “Jadi diuji ketahanannya sampai di mana, untuk sampai pada ‘buang handuk’, karena belum ada kejelasan,” tuturnya.
Setidaknya ada tiga kategori bakal calon yang akan “buang handuk” sebelum pilwalkot. Pertama, kandidat yang jor-joraan bersosialisasi, tetapi tidak dapat mencukupkan syarat dukungan partai.
Kedua, ada juga yang telah diberi kesempatan oleh partai untuk bersosialisasi dan meningkatkan elektabilitas, tetapi hal tersebut tidak tercapai.
Ketiga, yang menguji dukungan pasca-kekalahan pada Pileg. Motifnya pragmatis, ingin balik modal pascagagal waktu jadi caleg.
“Ketiga tipikal ini akan perlahan-lahan hilang dari konstelasi Pilwali, bahkan sangat mungkin muncul nama baru sebelum penetapan. Figur yang selama ini tidak pernah bersosialisasi,” tuturnya.
Dari penelusuran Palopo Pos, sejumlah kandidat 01 Wali Kota Palopo yang sudah mendapat dukungan dari partai politik, di antaranya Dr Rahmat M Bandaso didukung Partai Golkar, Farid Kasim didukung Partai NasDem, Trisal Tahir didukung Gerindra dan Demokrat, Putri Dakka didukung PAN dan PDIP. Sementara PKB, Hanura tak kunjung jua menentukan kepada siapa yang akan diusung jelang dibukanya masa pendaftaran paslon 27 Agustus 2024, mendatang.
KIM Berlanjut di Daerah
Sementara itu, sejumlah pihak menyuarakan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang berhasil mengantarkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029, agar terus berlanjut ke daerah. Seperti di Sulawesi Selatan. Baik pada kontestasi pemilihan gubernur (pilgub) maupun pemilihan wali kota (pilwali) dan Pilbup.
KIM diisi Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN). Termasuk pula di dalamnya partai non parlemen seperti Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), serta Partai Gelora.
Sementara Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulsel Ni’matullah Erbe, jauh hari memberikan isyarat KIM bisa berlanjut di pilgub. Menurutnya, Demokrat siap bergabung jika Gerindra mengusung Andi Iwan Darmawan Aras di kontestasi tingkat provinsi.
Demokrat juga, lanjut Ulla –sapaan akrab Ni’matullah– telah menyerahkan rekomendasi yang sifatnya surat tugas partai berlambang bintang mercy ini kepada Adi Rasyid Ali sebagai bakal calon wali kota Makassar. Usai menyerahkan rekomendasi, Ulla berjanji akan mengawal ARA hingga menjadi pemimpin di Kota Makassar.
ARA juga membenarkan bila Ulla siap membantu dirinya maju di pilwali Makassar. “Soal surat tugas, saya berterima kasih kepada Pak Ni’matullah yang telah menyerahkannya kepada saya, walaupun saya tahu tugasku. Saya juga baru kemarin dipublis di sekretariat DPD Demokrat Sulsel. Pesan beliau (Ulla), akan pasang badan untuk memback up saya maju sebagai calon wali kota makassar. Ketua partai itu simbol partai,” tegas ARA.
Demikian juga dikatakan Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe, merespons isu yang beredar mengenai kemungkinan terbentuknya koalisi 4+1 dalam Pilkada 2024, termasuk Pilgub Sulsel.
Koalisi ini mencakup empat partai yang merupakan bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada Pilpres 2024. Yakni Partai Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Demokrat, ditambah satu Presiden Jokowi.
Taufan Pawe menegaskan bahwa partainya tidak mengenal istilah koalisi empat partai plus Presiden Jokowi. Namun, mantan Wali Kota Parepare ini sangat mendukung jika Koalisi Indonesia Maju (KIM) dapat turun dalam Pilgub Sulsel.
Alasannya, partai koalisi pengusung Presiden RI terpilih Prabowo Subianto akan berada di barisan terdepan dalam tata kelola pemerintahan. Baik di tingkat pemerintah pusat maupun daerah.
"Saya rasa Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu alangkah eloknya kalau menyatu di Pilgub Sulsel dan Pilkada Kabupaten/Kota, kalau bisa. Karena biarpun bagaimana, koalisi ini yang akan terdepan dalam tata kelola pemerintahan termasuk kebijakan," kata Taufan Pawe, Senin (1/7/2024).
Ia menambahkan, kolaborasi antara partai-partai KIM tidak hanya diharapkan terwujud di Pilgub Sulsel, tetapi sampai ke Pilkada 24 Kabupaten/Kota. Menurutnya, pengalaman dari pilkada di beberapa daerah menunjukkan bahwa membuka ruang untuk koalisi ini bisa membawa manfaat besar. "Ini yang diharapkan, tidak menutup kemungkinan juga partai-partai di luar KIM akan merapat," lanjutnya.(idris prasetiawan)