PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MASAMBA-- Bendungan Rongkong yang yang masuk Program Strategis Nasional (PSN) telah memasuki tahap penyusunan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Tim AMDAL Bendungan Rongkong bersama Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani telah meninjau kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang (KPPR) ke lokasi as DAM di Desa Tandung, Kecamatan Sabbang belum lama ini.
Kepala SNVT Pembangunan Bendungan BBWSPJ, I Gusti Ngurah Carya Andi Baskara, menjelaskan proyek ini membutuhkan lahan sekira 437 ha dengan luas alokasi as bendungan sebesar 163,81 ha serta greenbelt di sekeliling bendungan sekira 96,27 ha.
"Jadi bendungan ini akan memiliki tinggi 108 meter, sementara apabila dihitung sampai pondasi maka ketinggiannya mencapai 130 meter,” terang Baskara.
Ia menambahkan, peninjauan sekaligus untuk melakukan pengecekan akses rute yang nantinya akan digunakan pada saat pembangunan.
Rencana akses rute kira-kira akan mencapai 19,2 kilometer. Selain itu, jika sudah ada penugasan, mungkin akan ada relokasi yang dibutuhkan terhadap sekira 150-an KK.
“Jadi, kita sedang penyusunan AMDAL, nanti dilanjut dengan penyusunan LARAP (Land Acquisition and Resettlement Action Plan), kemudian akan disambung dengan finalisasi desain yang kita rencanakan di tahun ini dan awal tahun depan,"
"Sehingga bisa segera diusulkan atau diprogramkan dalam RPJM 2025-2030,” ujar Baskara.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani mengatakan, Bendungan Rongkong merupakan solusi jangka panjang yang diharap mampu menangani dan mereduksi potensi banjir di Kabupaten Luwu Utara.
“Teman-teman dari pemerintah provinsi hingga pusat bergabung bersama kita dalam rangka meninjau dan memastikan kesesuaian lahan lokasi as DAM dengan rencana tata ruang yang ada,” kata Indah.
Dikatakan Indah, Bendungan Rongkong ini sudah dinantikan begitu lama oleh masyarakat Luwu Utara.
Terutama yang berada di daerah aliran sungai Rongkong. Selain mereduksi potensi banjir sekira 17 persen, bendungan ini juga memiliki potensi kebermanfaatan yang besar.
"Mulai dari irigasi lebih dari 27 ribu hektar akan teraliri, PLTA sebesar 30 megawatt, penyediaan air baku, hingga potensi pariwisata,” jelas orang nomor satu di Luwu Utara.
Bupati dua periode mengatakan, dibutuhkan sekira 38 Hektar untuk lokasi konstruksi as DAM, sehingga luasan itulah yang menjadi prioritas utama pemda saat ini.
Scara bertahap akan dilanjutkan dengan pembebasan lahan seluas yang disampaikan tadi. Tentu prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi proses inilah yang perlu kita dampingi.
“Mohon dukungan kepada seluruh masyarakat Luwu Utara, terlebih khusus kepada masyarakat yang ada di Desa Tandung dan sekitarnya, daerah-daerah yang mungkin akan terdampak secara langsung maupun tidak langsung. Dukungan masyarakat sangat penting dalam pembangunan bendungan ini karena berdasarkan data terakhir, menyebutkan 48 persen masalah pembangunan itu berasal dari masalah sosial,” ujar Isteri Anggota DPR RI, Muhammad Fauzi ini.
Diketahui Tim Amdal terdiri dari Direktorat Bendungan dan Danau, Dirjen SDA, Kementrian PUPR, Balai Besai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang.
Selain itu, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulawesi Selatan, serta Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Cipta Karya, dan Tata Ruang (DPSDA) Sulawesi Selatan.(junaidi rasyid)