JURUS 30 JUZ

  • Bagikan

In memoriam H.Baharuddin (Imam Masjid Agung Luwu Palopo)

SOSOK yang satu ini tentu tidak asing bagi sebagian besar masyarakat Palopo bahkan Tana Luwu. Nama dan suaranya mahsyur laiknya tempat dimana ia mengabdikan diri selama hampir 30 tahun terakhir. Dialah H.Baharuddin, mengemban amanah sebagai imam masjid memimpin umat muslim menunaikan sholat adalah merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang tidak ringan.
Pribadi yang ramah dan sedikit humoris ini menuturkan bahwa profesinya sebagai imam Masjid terbesar di Tana Luwu memang sejak dulu kala ia idamkan ketika menempuh pendidikan di pesantren Al-Ma`ha Hadits, Kabupaten Bone. “ Hampir setiap saat ketika melihat bangunan Masjid Agung, seringkali saya bergumam semoga kelak saya menjadi imam di masjid ini “ ungkapnya.

Mimpi tersebut akhirnya terwujud ketika dia bertemu dengan KH.As`ad dan H Naim yang menawarinya menjadi imam di masjid yang dibangun pada tahun 70-an tersebut. Dalam ingatan H.Baharuddin, ia pertama kali memimpin sholat di Masjid Agung Luwu Palopo pada saat shalat subuh, 12 Desmber 1995. Menurutnya menjadi imam masjid Agung menjadi kebanggaan tersendiri baginya dan keluarga. Sebab dengan begitu ia dapat mengabdikan diri lebih besar terhadap ummat. Perasaan yang sama diutarakan oleh istrinya, Hj.Nuraeni Mappile ia menceritakan bahwa dengan menjadi imam H.Baharuddin dapat memiliki kenalan dan pergaulan yang lebih luas dan reski pun seringkali datang dengan tak terduga.
Ia mencontohkan ketika menunaikan ibadah haji pada tahun 1999 dana yang dipakai bukan dari koceknya sendiri, melainkan dibiayai oleh Pemerintah. Demikian halnya ketika menunaikan ibadah umrah pada tahun 2015 ia pun berangkat atas budi baik salah seorang jamaah masjid.

Ayah dari 5 orang anak ini mengisahkan bahwa meskipun ia telah lama menjadi imam, namun tantangannya tetap sama yakni harus menjaga hafalan 30 Juz Al-qur`an setiap hari. Pria kelahiran, Wotu 21 Februari 1953 ini harus mengulang hafalan sekitar 5 ( lima ) juz per hari. Menariknya, karena H.Baharrudin dapat menuntaskan hafalan 3 sampai 5 Juz dengan durasi sekitar 1 jam.

Selain itu kesibukan yang rutin dijalani oleh pria yang mengawali “ debutnya “ di masjid JamiBone-Bone itu adalah membaca buku islami dan doa serta menjaga lapak dagangannya yang berada tepat depan Masjid Agung Luwu Palopo.

Yang paling rutin beliau lakukan adalah bangun tiap hari pada pukul 2(dua) dini hari untuk mempersiapkan diri mengurus agama. Namun dihari-hari tertentu, imam masjid Agung juga sering memenuhi undangan dari masyarakat seperti barasanji dan mengurus jenazah.

Pengalaman yang paling berkesan selama menjadi imam, adalah ketika memimpin shalat hari raya Idul Fitri atau Idul Adha, karena menurutnya pada hari besar itu umat muslim Kota Palopo dari berbagai penjuru dan juga perantauan menyemut di Masjid Agung. “ Perasaan saya terharu sekaligus bangga “ . Dihari itu pula biasanya H.Baharuddin baru mengenakan pakaian “ kebesarannya “ yakni jubah yang mirip dengan imam Masjid Haram Makkah Al-Mukarramah.

Kini Imam yang ramah dan pengayom itu telah pergi meninggalkan kesan dan kenangan yang seolah tak lekang dari ingatan, sapaan dan pembawaannya yang sederhana tidak mengurangi wibawah dan marwahnya sebagai imam Masjid Agung , bahkan kepergiannya pun tepat menjelang hari agung, Jumat di 6 Muharram 1446 Hijriyah /11 Juli 2024.(HerawanSyamsuddinToni)

  • Bagikan