PALOPOPOS. CO. ID, MAKASSAR-- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 sudah semakin dekat. Dan ini juga sebagai momentum akan peran dan partisipasi mahasiswa dari Tana Luwu untuk mengingatkan kembali agar terealisasinya Pemilu damai.
Ia juga menyerukan tetap terjaganya netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN). Agar ASN tidak terlibat jauh dalam permainan politik praktis dan bersifat netral. Sebab sudah ada regulasi yang menindaki hal tersebut.
Demikian ditegaskan Pengurus IPMIL-Raya UMI, Adnan Prawansyah dalam rilisnya kepada Palopo Pos, Senin, 22 Juli 2024).
Adnan pun kendati mengungkapkan bahwa ketidaknetralan ASN, akan sangat merugikan masyarakat, negara dan pemerintahan, karena adanya potensi intervensi politik dalam proses pencapaian target. Dan tentunya sebagai mahasiswa dari Tana Luwu dan juga sebagai masyarakat yang masih saja termarjinalkan akan Kondisi struktural hari ini, tidak menginginkan hal-hal demikian karena akan menghambat jalannya proses demokrasi.
Netralitas ASN juga dianggap sangat krusial karena mereka harus terbebas dari intervensi politik praktis, sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan adil dan tidak memihak dan jikalau tidak netral maka ASN tersebut menjadi tidak profesional dan target-target pemerintah di tingkat daerah khususnya di Tana Luwu jauh dari kata terealisasi.
Beberapa hasil dan analisis pengamatan dari teman-teman IPMIL-Raya UMI, terkadang melihat bahwa ketidaknetralan ASN yang paling banyak terjadi adalah pada kegiatan kampanye. Dimana banyaknya ditemukan ASN yang turut serta dalam kegiatan kampanye. Bentuk keterlibatan mereka seperti menghadiri kegiatan deklarasi, memberikan dukungan secara terbuka melalui media sosial, bahkan membantu memasang baliho Paslon di wilayah kerjanya, terutama aparatur di tingkat kecamatan, kabupaten, bahkan di tingkat provinsi.
Tentunya kedepannya, IPMIL-Raya UMI berharap pada momentum Pilkada tahun 2024 ini dapat menjadi lonjakan baru agar terciptanya nuansa demokratis damai dan tentram khususnya di Tana Luwu. Apalagi mengingat daerah Tana Luwu sendiri cukup heterogen yang dianggap cukup rawan terhadap intrik-intrik politik yang bisa berujung pada kekerasan.
Maka penting dan perlu adanya sosialisasi-sosialisasi dan juga pendidikan politik yang dihadirkan Bawaslu maupun KPU di Tana Luwu agar dapat memberikan edukasi yang lebih mendalam kepada masyarakat di Tana Luwu. (ikh)