‘DASHAT’ Solusi Turunkan Stunting di Luwu

  • Bagikan
Pj Bupati Luwu Drs H Muh Saleh, M.Si Senin (15/7) lalu membuka sosialisasi DASHAT sebagai solusi turunkan angka stunting, ditandai dengan pemberian makanan tambahan terhaap salah seorang Balita di Luwu. Foto lain, Sekda Luwu Drs H Sulaiman MM didampingi Kadis Plt. Kepala Dinas Dalduk dan KB Luwu Hj. Enrika, SE. M.Si menjadi pemateri Sosialisasi DASHAT Kamung KB Luwu Selasa (23/7), kemarin.

Bidik 59 Desa/Kelurahan sebagai Lokus Kegiatan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, BELOPA -- Pemerintah Kabupaten Luwu di bawah kepemimpinan Pj Bupati Luwu, H Muhammad Saleh M.Si, bertekad menyukseskan program nasional menurunkan angka Stunting.

Salah satu upaya berskala massif yang dilakukan yaitu meluncurkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) Kampung KB Kabupaten Luwu yang diinisiasi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Luwu.

Wujud keseriusan Program DASHAT Kampung KB untuk menurunkan angka stunting di Luwu ini dilakukan sosialisasi massif yang dilaksanakan dua kali ditempat berbeda dengan melibatkan total 1.180 orang. Mulai dari Kelompok Kerja (Pokja) dan Kelompok Kegiatan (Poktan), Penyuluh, KB, Kader BKB, BKR, BKL, UPPKS dan PIK Remaja, tokoh formal dan non formal serta kader PKK disemua tingkatan serta menghadirkan para ibu resiko rentan stunting.

Pj Bupati Luwu yang diwakili Sekda Luwu Drs H Sulaiman, MM dalam sambutan sosialisasi DASHAT Kampung KB Kab Luwu, Selasa (23/7) mengungkapkan, DASHAT Kampung KB Luwu adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga beresiko stunting (Catin, bumil, Ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama bagi keluarga kurang mampu), melalui pemanfaatan sumber daya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumber daya/kontribusi dari mitra lainnya.

"Program DASHAT Kampung KB Luwu ini merupakan salah satu slusi dan upaya Pemkab Luwu menyukseskan program nasional demi menurunkan angka stunting di Kabupaten Luwu" Ungkap Sulaiman dihadapan 600 orang kader yang siap turun kebawah mengupayakan kegiatan DASHAT Kampung KB Luwu yang mengikuti Sosialisasi program tersebut di Aula Bappelitbangda Luwu di Belopa, Selasa (23/7/2024).

Sebelumnya Pada Senin (15/7/2024) lalu, Pj Bupati Luwu Drs H Muh Saleh, M.Si di Tribun Andi Djemma Belopa, mengatakan, dilaksanakannya program DASHAT Kampung KB adalah tantangan sekaligus ikhtiar Pemkab Luwu bersama seluruh elemen masyarakat Luwu untuk melaksanakan tiga program prioritas nasional, dimana salah satunya adalah penurunan angka stunting di daerah berjuluk Bumi Sawerigading yang kondisi alamnya subur, kaya akan potensi sumber daya alam termasuk peternakan, pertanian, perkebunan dan perikanan.

“Kita orang Luwu sebenarnya sudah mampu memberikan makanan sehat dan bergizi untuk anak-anak kita, hanya saja mungkin karena kurangnya pengetahuan dari ibu-ibu hamil, ibu menyusui tentang penyajian makanan bergizi sehingga ini menjadi tugas kita bersama terutama para kader KB untuk memberikan pemahaman kepada mereka bagaimana memberikan asupan gizi pada anak-anak dimasa 1000 hari pertama kehidupan,” ungkap Muhammad Saleh.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab Luwu, Hj. Enrika, SE. M.Si menjelaskan, DASHAT Kampung KB Luwu merupakan bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat dalam mengentaskan stunting dengan memberikan edukasi dan pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang.

"Dalam penyelenggaraan DASHAT Kampung KB Luwu ini Dinas Dalduk dan KB Kab Luwu menetapkan lokus desa dan kelurahan sebagai sasaran penurunan angka stunting melalui kegiatan DASHAT selama tahun 2024 ini sebanyak 59 Desa/Kelurahan. Harapan kami adalah, dengan kegiatan ini kita dapat menurunkan persentase stunting seperti yang diamanatkan dalam Pepres Nomor 72 yaitu 14%, dan harapan maksimal Pemerintah Kabupaten Luwu Tahun 2024 berada pada Zero Stunting," kata Enrika.

Enrika menambahkan secara khusus DASHAT Kampung KB Luwu dikembangkan dalam rangka menyediakan pangan sehat dan bergizi, memunculkan kelompok usaha keluarga/masyarakat lokal yang berkelanjutan, tingkatan keterampilan kelompok usaha keluarga/masyarakat, olah, distribusikan dan pasarkan makanan bergizi seimbang, berdayakan ekonomi masyarakat berbasis sumber daya lokal, KIE gizi dan pelatihan kepada keluarga resiko stunting.

"Oleh sebab itu saya berharap dengan adanya kegiatan DASHAT ini selain akan terpenuhinya kebutuhan gizi anak stunting, ibu hamil dan ibu menyusui serta keluarga beresiko stanting juga diperolehnya pengetahuan dan keterampilan penyiapan program sehat dan bergizi berbasis sumber daya lokal," tandas Enrika.

Sekadar diketahui, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Stunting bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil, atau anak pada masa pertumbuhannya, ditandai dengan tinggi anak yang lebih pendek daripada standar usianya.

"Stunting diatasi mulai dari 1.000 Hari Pertama Kehidupan adalah masa selama 270 hari dalam kandungan sampai dengan anak berusia 2 tahun. 1000 Hari Pertama Kehidupan sangat penting karena seluruh organ penting dan sistem tubuh mulai terbentuk dengan pesat," kata Enrika seraya mengatakan kasus stunting di Luwu mencapai 32 persen.(and/idr)

  • Bagikan