HM Roem-Chaerul Tallu: Jangan Biarkan Golkar Hancur di Sulsel

  • Bagikan

Utamakan Usung Kader di Pilgub

MAKASSAR -- Ada kegelisahan yang dilontarkan politisi senior Partai Golkar, HM Roem, melihat situasi terkini Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel. Mantan Ketua DPRD Sulsel tiga periode itu mengaku sedih melihat kenyataan bahwa Golkar sepertinya hanya akan menjadi penonton.

Menurutnya, situasi ini seharusnya tidak terjadi. Alasannya, Golkar merupakan partai politik dengan segudang kader berpengalaman dan berprestasi. Makanya, tokoh asal Sinjai itu berharap DPP Partai Golkar tidak menutup mata pada situasi ini yang kata dia tidak lazim.

Bagi Roem, jika dibiarkan Golkar bisa mengalami kehancuran di Sulsel.
"Kader Golkar jumlahnya sangat banyak. Bukan kebiasaan kita mengabaikan kader yang sudah berdarah-darah bekerja membesarkan partai, apalagi yang memang punya kemampuan," kata Roem.

Memilih kandidat dari luar partai sendiri untuk diusung di pilgub atau pilkada lainnya saat masih banyak kader internal yang layak, bagi Roem terasa sangat menyakitkan.
"Terus terang, saya sedih melihat kondisi yang sekarang," keluhnya.

Roem yang sudah aktif di Golkar sejak tahun 1975 mengatakan, jika Golkar benar-benar tidak mendorong kadernya untuk bertarung di Pilgub kali ini, itu sama saja memberikan panggung mereka ke orang lain.

"Tidak mungkin bisa menemukan penjelasan rasional atas kondisi ini. Kecuali bahwa ada segelintir pihak di internal Golkar yang sudah tidak berpijak pada aturan dan prinsip partai," keluh Roem.

Apalagi, jika merujuk pada 14 kursi yang didapat Golkar di DPRD Sulsel dari pemilu legislatif 2024.
"Dan yang pasti, itu akan menimbulkan banyak kekecewaan. Kekecewaan yang tidak mudah dihapus dalam ingatan warga Sulsel. Wilayah yang selama ini menjadi lumbung Golkar," ujarnya.

Dijelaskan Roem, Pilkada bagi Parpol bukan sekadar pesta demokrasi untuk mencari pemimpin. Namun, juga momentum merawat dan memperkuat soliditas kader.
"Jika kader tetap solid maka Golkar akan meraih hasil yang lebih baik di pemilu-pemilu mendatang. Sebaliknya, jika kita hanya menjadi penonton dan mengusung kader partai lain, lalu apa yang bisa kita harapkan dari mereka untuk perkembangan Golkar di masa depan?" tanya Roem.

Pendaftaran Pilgub 2024 masih beberapa pekan lagi. Roem berharap kekhawatiran dan kecemasannya tidak terjadi. Bahwa kotak kosong di level pilgub menjadi sejarah baru. Makanya, ia ingin bahwa DPP Golkar memberi mereka kabar bagus. Roem percaya bahwa semua kader akan bekerja maksimal jika jagoan mereka dari internal partai bisa ikut bertarung. Bukan itu saja, sosok yang menghabiskan separuh lebih hidupnya untuk Golkar ini juga menegaskan pilkada adalah ajang mengukur prestasi untuk satu periode kepengurusan. Itu berlaku pada tiap tingkatan.

"Artinya, apa yang mau dievaluasi di DPD I Sulsel jika keikutsertaan pilgub sekadar hanya jadi penonton? Jadi, kader di Sulsel tentu sangat menantikan kabar DPP mengizinkan kader sendiri maju. Sekaligus menjadi penyelamat demokrasi di Sulsel," tukas M Roem.

Hal senada juga dikatakan senior Golkar Sulawesi Selatan, Chaerul Tallu Rahim, angkat bicara terkait pemilihan gubernur (pilgub) Sulsel 2024 di tengah isu kotak kosong yang semakin ramai diperbincangkan. Sebagai partai yang secara konsisten mengusung kadernya di Pilkada, Golkar kata Chaerul harus menyelamatkan demokrasi di Sulsel.

Menurutnya, Golkar wajib muncul dan menjadi garda terdepan untuk mencegah kemerosotan demokrasi dengan mengusung kadernya untuk bertarung di Pilgub Sulsel, 27 November mendatang.
"Sangat penting bagi Golkar untuk menyelamatkan demokrasi di Pilgub Sulsel. Partai Golkar harus menjaga marwah partai dengan mengedepankan kader internal untuk bertarung pilgub," tegasnya.

Mantan Legislator DPRD Sulsel, periode 1997 hingga 2009 itu mengatakan, Golkar mesti menunjukkan komitmen dalam memajukan dan mengusung kadernya sendri. Karena menurut dia, itu sudah menjadi prinsip Golkar selama ini. "Golkar harus menegakkan prinsip partai yang selama ini menjunjung tinggi kaderisasi. Partai ini selalu menjadi laboratorium mencetak kader pemimpin. Dan jenjangnya itu ada di setiap pilkada dan pileg. Makanya, itu mesti dipertahankan," jelasnya.

Chaerul Tallu Rahim juga mengingatkan bahwa selain menjaga marwah partai dan mempertahankan prinsip kaderisasi, mengusung kader sendiri di Pilkada juga penting untuk merawat soliditas internal partai.(idr)

  • Bagikan