Oleh: Dr. Syahiruddin Syah, M. Si
Palopo adalah salah satu daerah otonom yang luas wilayahnya hanya sekitar 247, 52 Km bujur sangkar dengan posisi wilayah diapit oleh wilayah otonom kabupaten Luwu, dengan jumlah penduduk sekitar 186522 jiwa.
Ini berarti bahwa begitu sederhana untuk mengurus sebuah pemerintahan yang cukup sedang dalam pengelolaannya, namun berbagai tanggapan bahwa Palopo sangat rumit untuk mengurus rakyatnya dengan kompleksitas permasalahan dan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi.
Dari hasil diskusi yang penulis lakukan bersama salah satu tokoh masyarakat Luwu yang juga masuk sebagai bursa bakal calon walikota Palopo Bapak Basri Annas memberikan stetmen gagasannya, mengatakan bahwa membangun kota otonom seperti Palopo cukup sederhana saja, yaitu kita membangun sinergitas dengan semua elemen masyarakat tanpa membeda-bedakan asal usulnya, agama, suku, dan rasnya, akan, berkolaborasi bersama dalam membangun Palopo kedepan yang lebih maju, ini sudah saatnya seperti itu oleh karena Palopo sebagai daerah penyangga wilayah kawasan Timur Sulawesi Selatan yang memiliki potensi yang cukup besar. Namun bila konsep kebijakan tidak dikolaborasikan bersama kelompok Hybrid maka juga akan terjadi sebuah pemerintahan yang tidak sehat, dan masyarakat tidak merasa memiliki sebuah pemerintahan oleh karena proses kebijakannya tidak melibatkan partisipasi masyarakat yang komprehensif.
Lanjut kata beliau bahwa Palopo tidak akan bagus dalam membangun pemerintahan yang berwibawa bila tidak mengikutkan semua potensi SDM yang plural sebagai bentuk perwujudan pemerintahan yang otonom, dimana masyarakatnya memiliki potensi SDM yang sangat berkualitas. Ini harus dibangun bersama dengan penuh rasa keikhlasan dan tidak mengharapkan sesuatu untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, tapi yang penting adalah rasa kebersamaan membangun kepedulian dengan masyarakat sipil society.
Penulis tertarik untuk lebih ingin mengenal lebih jauh sosok seorang Basri Annas yang kini juga masih bersosialisasi dan keliling membangun kebersamaan dengan masyarakat dihampir semua wilayah Kota Palopo.
Di dalam diskusi pula beliau menghimbau bahwa siapapun yang terpilih menjadi walikota, agar mental, iman dan taqwa dipelihara dengan baik. Perbaiki tata kelola pemerintahan dengan sebaik - baiknya, dan dalam penyelenggaraan pelayanan publik seyogyanyalah menggunakan prinsip-prinsip pelayanan publik yang sesuai dengan peraturan /regulasi yang ditetapkan pemerintah.
Beliau juga tidak menafikan bahwa konsep yang saya tawarkan ini juga banyak figur yang memiliki pemikiran yang sama dengan beliau, seperti para kandidat lainnya Rahmad Masri Bandaso, Haidir Basir, Ahmad Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya.
Oleh karena mereka semua pernah terlibat dalam pemerintahan dan sangat kritis dan peka terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat.
Harapan penulis agar konsep-konsep membangun tata kelola pemerintahan yang baik, bukan hanya sebuah konsep belaka, namun diharapkan menjadi sebuah impian yang dapat diimplementasikan dalam sebuah kebijakan, sehingga terciptalah sebuah pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Selamat membaca, semoga bermanfaat. (***)