Pengusaha Jusuf Hamka. (MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS)
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Mundurnya Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar masih tanda tanya penyebabnya.
Berbagai spekulasi pun muncul. Dan, beberapa kader turut menyayangkan dan juga memilih langkah seperti Airlangga.
Seperti yang dilakukan Anggota Dewan Penasihat DPP Partai Golkar Jusuf Hamka. Ia juga menyatakan mundur.
Jusuf mundur dari posisinya di Dewan Penasihat DPP Partai Golkar dan bursa kepala daerah Pilkada 2024. Dia beralasan, politik itu kasar dan berat sehingga dirinya tak bisa mengikuti dinamikanya.
"Pergolakan politik itu kasar dan berat menurut saya, dan saya nggak akan bisa mengikuti. Oleh sebab itu, lebih baik saya meletakkan jabatan dan mengundurkan diri dengan baik," kata Jusuf Hamka kepada wartawan, Minggu, 11 Agustus 2024.
Pria yang akrab disapa Babah Alun itu tidak menampik bahwa pengunduran dirinya terkait dengan dinamika Partai Golkar saat ini. Di mana Airlangga Hartarto resmi mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar sejak Sabtu (10/8).
Jusuf menduga Airlangga terzalimi sehingga harus mundur dari jabatan ketum partai. "Tugas saya berat. Jadi mau nggak mau, pas kebenaran ada momentum, saya melihat Pak Airlangga terzolimi, saya juga takut nanti berpolitik juga terzolimi," ucapnya.
Lebih lanjut, Jusuf merasa aneh dengan pengunduran diri Airlangga di tengah prestasinya membuat Partai Golkar solid, sehingga sukses di Pileg dan Pilpres 2024.
Sebab, Airlangga dinilai telah membawa Partai Golkar mengalami peningkatan kursi di parlemen. Juga memenangkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
"Pas Pak Airlangga mengundurkan diri dari Ketum, ya saya melihat bahwa politik itu sedemikian keras dan kasar. Saya lebih baik mengundurkan diri, karena saya ingin jadi pekerja sosial yang lembut, dan yang nggak keras-keras," pungkas Jusuf Hamka. (*/jawapos)