PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Dr. Supratman Andi Agtas resmi menjabat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) usai dilantik di Istana Negera oleh Presiden Jokowi, Senin, 19 Agustus 2024.
Di balik momen bersejarah itu, tersimpan perjalanan panjang seorang akademisi yang bertransformasi menjadi salah satu figur penting di panggung politik Indonesia.
Dari Soppeng ke Jakarta
Lahir pada 28 September 1969, di Soppeng, Sulawesi Selatan, Supratman kecil tumbuh dengan nilai-nilai kerja keras yang diajarkan oleh keluarganya.
Pendidikan dasarnya ia tempuh di SD Negeri 1 Soppeng, sebelum melanjutkan ke SMP Don Bosco Tolitoli dan SMA Negeri 1 Tolitoli.
Pendidikan dasar hingga menengahnya tidak hanya membekalinya dengan pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan semangat untuk merantau dan mengejar cita-cita yang lebih tinggi.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, Supratman melangkah ke Makassar, tempat ia menempuh studi hukum di Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Di kampus inilah benih-benih kecintaannya terhadap dunia hukum mulai tumbuh.
Lulus dari UMI pada tahun 1993, Supratman memutuskan untuk melanjutkan studi ke jenjang magister di Universitas Hasanuddin, di mana ia menyelesaikan S-2 pada tahun 1996.
Setelah menyelesaikan pendidikan magister, Supratman tidak langsung terjun ke dunia politik.
Sebaliknya, ia memilih untuk mengabdi sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Tadulako, Palu.
Peran sebagai pendidik ini dijalaninya dengan dedikasi, menginspirasi banyak mahasiswa untuk memahami kompleksitas hukum dan dampaknya terhadap masyarakat.
Di tahun-tahun itu, Supratman juga memperdalam keahliannya dengan meraih gelar doktor dari UMI pada tahun 2016, menjadikannya sebagai salah satu pakar hukum yang disegani di Sulawesi Tengah.
Mengabdi untuk Rakyat
Tahun 2014 menjadi titik balik dalam karir Supratman. Setelah berkarir sebagai dosen dan pengacara, ia memutuskan untuk terjun ke dunia politik, mencalonkan diri sebagai Anggota DPR-RI dari Partai Gerindra.
Berbekal integritas dan komitmen, Supratman terpilih mewakili Sulawesi Tengah dan segera menunjukkan kemampuannya dalam legislasi dan advokasi.
Selama dua periode di DPR, Supratman menjabat di berbagai komisi penting, termasuk Komisi III yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan, serta Komisi VI yang menangani urusan perdagangan, perindustrian, dan investasi.
Ia juga memimpin Badan Legislasi (Baleg) DPR-RI selama dua periode, di mana ia berperan dalam merumuskan berbagai undang-undang yang berpengaruh besar terhadap kehidupan bangsa.
Pengalaman panjang di legislatif dan pengalamannya sebagai praktisi hukum membuat Supratman menjadi pilihan tepat untuk posisi Menkumham.
Sebagai Menteri Hukum dan HAM, Supratman kini menghadapi tantangan baru, memastikan bahwa hukum benar-benar menjadi alat untuk melindungi hak-hak rakyat dan menegakkan keadilan.
Tugas ini tidaklah mudah, terutama di tengah berbagai dinamika politik dan hukum yang berkembang di Indonesia.
Namun, dengan latar belakang yang kuat dan pengalaman yang luas, Supratman diyakini mampu membawa perubahan positif di Kementerian Hukum dan HAM.
Dengan perjalanan hidup yang dimulai dari sebuah kota kecil di Sulawesi, Supratman Andi Agtas kini berdiri di garis depan pemerintahan, membawa semangat keadilan dan integritas yang selalu menjadi bagian dari dirinya.
Ia bukan hanya seorang menteri, tetapi juga simbol bagi banyak orang bahwa dengan kerja keras, integritas, dan komitmen, segala sesuatu mungkin terjadi di republik ini. (fjr/pp/uce)