PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Ramai dikabarkan nama Rano Karno bakal menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Anies Baswedan.
Pasangan Anies Baswedan dan Rano Karno dikabarkan akan diusung PDIP yang akan melawan Ridwan Kamil berpasangan dengan Suswono yang diusung oleh 12 partai dalam KIM Plus.
Dikutip dari laman resmi FFI dan Film Indonesia, ini kiprah karier politik Rano Karno:
H. Rano Karno, S.I.P adalah seorang aktor, penyanyi, dan sutradara Indonesia yang pernah menjabat sebagai Gubernur Banten.
Nominasi Penulis Skenario Adaptasi Terbaik (FFI 2019)
Nominasi Penulis Skenario Adaptasi Terbaik (FFI 2018)
Nominasi Aktor Terfavorit Pilihan Penonton (FFI 2022)
Kiprah Rano Karno di Dunia Politik
Lahir di Jakarta. Pendidikan: SMA (1979) dan Acting Course Hollywood Los Angeles. Bagi Rano "Si Doel" Karno, yang namanya Dewi Fortuna nyaris selalu menyertai dirinya.
Rano Karno pernah menjadi Wakil Bupati Kabupaten Tangerang hingga Gubernur Banten.
Rano Karno juga menjabat sebagai Anggota DPR RI mewakili daerah pemilihan Banten III, yang mencakup Tangerang Selatan, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang.
Pada Pilkada Tangerang tahun 2008, ia menjadi pendamping Bupati Ismet Iskandar hingga tahun 2013.
Namun, pada tahun 2011, ia memutuskan untuk mundur sebagai wakil bupati Tangerang setelah terpilih sebagai Wakil Gubernur Banten, mendampingi Ratu Atut Chosiyah untuk periode 2012-2017.
Rano menyelesaikan masa jabatannya sebagai Gubernur Banten hingga tahun 2016. Setelah kalah dalam Pemilihan Gubernur Banten 2017, Rano kembali ke dunia hiburan.
Karier di Dunia Hiburan
Ketika baru duduk di SD kelas V terpilih oleh sutradara besar Sjumandjaya untuk film Si Doel Anak Betawi (1973).
Selain itu ia juga dapat tempaan "alamiah" dari ayahnya Sukarno M. Noor (1931-1986), yang meraih Citra 1979 lewat Kemelut Hidup.
Sebelum Si Doel Anak Betawi, juga dapat peran kecil dalam Lewat Tengah Malam (1971) dan Malin Kundang (1972).
Masa "emas"nya sebagai aktor cilik ialah antara tahun 1973 sampai 1975, dimana ia telah menyelesaikan sekitar 10 buah film.
Sebagai aktor cilik penghargaan yang diterimanya ialah Aktor Harapan I pemilihan Best Actor/Actress PWI Jaya 1974, Pemain Cilik Terbaik pada FFI 1974 di Surabaya serta Best Child Actor FFA 1974 di Taiwan. Kesemuanya itu diraihnya lewat permainannya yang cemerlang dalam Rio Anakku (1973).
Setelah beranjak dewasa (SMA) ia mendapat tempaan lagi lewat sutradara Arifin C. Noer (1941-1995) dalam Suci Sang Primadona (1977).
Bersama Arifin pulalah ia meraih Citra dalam Taksi pada FFI 1991 setelah 4 kali diunggulkan. Ia pernah diunggulkan dalam Yang (1984), Ranjau-Ranjau Cinta (1985), Arini I (1987), Arini II (1989) dan Kuberikan Segalanya (1992).
''Si Doel" ini juga punya bakat tarik suara, dimana ia dibimbing jagoan musik Idris Sardi ("Sang Maestro") dan A. Ryanto (1943-1994).
Masing-masing lewat lagu tema film Di Mana Kau Ibu (1972) dan album Kau Yang Sangat Kusayang (1981). Untuk urusan nyanyi ia telah menghasilkan 4 album, dimana yang terakhir jadi semacam "promosi" untuk Si Doel Anak Sekolahan III (1996-1997). Benyamin S (alm) ialah orang terakhir yang mendampinginya dalam Si Doel Anak Sekolah I dan II (1995). Antara SDAS II dan SDAS III (1996-1997), ia membikin ErTe ErWe (Rumah Tangga Ruwet) dan S.A.R. (Sarana Angkutan Rakyat).
Lewat perusahaannya Karno's Film, akhirnya ia dapat meneruskan keberuntungan lewat SDAS, sebab film bioskop Macan Kampus (1986) dan Anak-Anak Malam (1986) kurang laku di pasaran.
Menerima Hadiah "Surjosoemanto" dari BP2N (Dewan Film Nasional) pada 1997. Hadiah serupa diterima alm. Sukarno M. Noor pada 1985. (dis/pp)