PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Penyakit diabetes kini makin mengkhawatirkan. Saat ini, kita mesti berhati-hati. Soalnya, gejala diabetes bisa muncul dengan cara yang tak biasa. Salah satunya bisa ketahuan lewat suara.
Dilansir dari express.co.uk, sebuah studi baru menemukan bahwa suara bernada tinggi dapat menjadi tanda kadar gula darah yang meningkat.
Diabetes adalah kondisi serius dan biasanya berlangsung seumur hidup yang menyebabkan kadar gula darah menjadi terlalu tinggi.
Meskipun tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan diabetes tipe 1, di antara pasien tipe 2, hal ini sering dikaitkan dengan faktor-faktor seperti kelebihan berat badan dan kurang berolahraga.
Namun, kondisi ini juga dapat terjadi dalam keluarga.
Meskipun tidak ada obat untuk diabetes, ada perawatan yang tersedia untuk membantu meredakan gejalanya.
Ada sejumlah gejala umum yang perlu diwaspadai seperti merasa haus, lelah, dan ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya.
Namun, para ilmuwan telah menemukan bahwa perubahan lain dalam tubuh bisa jadi merupakan gejala diabetes yang tidak umum.
Para peneliti dari Kanada menyarankan bahwa suara bernada tinggi bisa menjadi tanda peringatan kondisi tersebut.
Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, menunjukkan bahwa seiring meningkatnya kadar gula darah, frekuensi suara seseorang pun ikut meningkat.
Hubungan ini terbukti benar tidak hanya bagi penderita diabetes, tetapi juga bagi mereka yang kadar gula darahnya normal.
Meskipun perubahannya halus – hanya peningkatan nada sebesar 0,02 Hz untuk setiap kenaikan glukosa darah sebesar 1 mg/dL – perubahan tersebut cukup konsisten untuk dapat dideteksi, demikian laporan Study Finds.
Oleh karena itu, jika kadar gula darah berubah dari kadar puasa normal 80 mg/dL menjadi 180 mg/dL setelah makan, nada suara mungkin meningkat sekitar dua Hz.
“Meskipun perubahan tersebut terlalu kecil untuk diperhatikan oleh telinga manusia, tetapi berpotensi dapat dideteksi oleh analisis audio yang sensitif,” kata para peneliti.
Dalam rilis media, Jaycee Kaufman - penulis utama studi dan seorang ilmuwan di Klick Labs, mengatakan dengan menetapkan hubungan positif yang signifikan antara kadar glukosa dan frekuensi dasar, studi memberikan pembenaran yang kuat untuk penelitian lebih lanjut tentang penggunaan suara untuk memprediksi dan memantau kadar glukosa.
“Meskipun metode pemantauan glukosa saat ini sering kali invasif dan merepotkan, pemantauan glukosa berbasis suara dapat dilakukan semudah berbicara ke telepon pintar, yang dapat mengubah keadaan bagi sekitar 463 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan diabetes tipe 2,” katanya.
Peserta studi meliputi orang-orang dengan gula darah normal, pradiabetes, dan diabetes tipe 2. (dis/pp)