PALOPO --- Universitas Andi Djemma (Unanda) kembali mengukir prestasi gemilang dengan keberhasilan meraih hibah Program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) Tahun 2024. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi dosen dan perguruan tinggi dalam upaya membangun dan memberdayakan masyarakat melalui inovasi teknologi yang berkelanjutan dan tepat guna.
Tim dosen Unanda yang dipimpin oleh Dr. Ir. Sukriming Sapareng, SP., MP., IPM berhasil mendapatkan hibah dengan proposal berjudul "Optimalisasi Kualitas Kakao dan Peningkatan Kesejahteraan Petani melalui Inovasi Teknologi Mesin Pengering Berbasis Solar Cell yang Berkelanjutan." Proposal ini dinilai sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh petani kakao di Desa Tete Uri, Kecamatan Sabbang Selatan, Kabupaten Luwu Utara. Anggota tim lainnya yang ikut berperan dalam program ini adalah Dr. Taruna S. Arham, SP., M.Si dan Erwina, SE., M.Si. Keberhasilan ini menunjukkan sinergi yang kuat antara akademisi Unanda dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di sektor pertanian, khususnya kakao.
Dalam pelaksanaan program ini, Unanda berkolaborasi dengan Universitas Negeri Makassar (UNM) sebagai Tim Pendamping, yang dipimpin oleh Putri Ida Sunaryathy Samad, S.T., M.Si., Ph.D. Tim Pendamping dari UNM juga terdiri dari akademisi handal, yaitu Dr. Ir. H. Faizal Amir, M.Pd. dan Dr. Haruna, S.Pd., M.Pd.. Keterlibatan UNM sebagai tim pendamping memperkuat program ini dengan pengalaman dan keahlian mereka dalam bidang pemberdayaan masyarakat serta implementasi teknologi tepat guna (TTG).
Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Tete Uri, Kecamatan Sabbang Selatan, Kabupaten Luwu Utara, yang merupakan kawasan penghasil kakao dengan potensi besar namun masih mengalami berbagai tantangan dalam aspek produksi dan pemasaran. Dua kelompok tani (KT) menjadi mitra sasaran utama dalam program ini, yaitu Kelompok Tani Ponjing Sabbara yang diketuai oleh Andi Syarifuddin, dan Kelompok Tani Bunga Coklat yang diketuai oleh H. Mustamin. Kedua kelompok tani ini memiliki peran strategis dalam meningkatkan produksi kakao di wilayah tersebut.
Dalam rangka mendukung peningkatan kualitas kakao, program Kosabangsa ini menghadirkan dua teknologi inovatif yang akan diimplementasikan di lapangan. Pertama, Alat Pengering Biji Kakao Berbasis Solar Portable yang menggunakan energi matahari sebagai sumber utama, memungkinkan proses pengeringan biji kakao menjadi lebih efisien, terutama di daerah dengan sinar matahari yang melimpah. Teknologi ini diharapkan dapat mengatasi masalah pengeringan tradisional yang kerap terganggu oleh cuaca dan waktu. Kedua, Mesin Roasting Kakao, yang akan digunakan untuk mengolah biji kakao menjadi produk yang memiliki nilai tambah seperti bubuk dan pasta coklat. Dengan menggunakan teknologi ini, petani diharapkan dapat menghasilkan produk olahan kakao dengan kualitas yang lebih tinggi sehingga meningkatkan daya saing mereka di pasar.
Tantangan dan Solusi yang Diberikan
Desa Tete Uri memiliki potensi pertanian yang besar, terutama dalam produksi kakao. Namun, tantangan yang dihadapi petani kakao setempat cukup kompleks. Mulai dari proses pasca panen yang tidak optimal hingga rendahnya pengetahuan mengenai manajemen usaha dan pemasaran. Kondisi ini menyebabkan harga jual kakao seringkali tidak sesuai dengan usaha yang telah dikerahkan oleh para petani.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh Kelompok Tani Ponjing Sabbara adalah proses pengeringan biji kakao yang masih menggunakan cara tradisional. Proses ini sangat bergantung pada cuaca, sehingga ketika musim hujan tiba, banyak biji kakao yang rusak dan dijual dalam bentuk basah. Alat Pengering Biji Kakao Berbasis Solar Portable diharapkan menjadi solusi bagi masalah ini. Dengan memanfaatkan energi matahari, alat ini mampu mengeringkan biji kakao dengan lebih cepat dan efisien, tanpa tergantung pada kondisi cuaca. Selain itu, alat ini juga ramah lingkungan karena menggunakan sumber energi yang terbarukan.
Di sisi lain, Kelompok Tani Bunga Coklat mengalami kesulitan dalam hal pengolahan pasca panen. Selama ini, mereka hanya menjual biji kakao dalam bentuk mentah, yang nilai jualnya relatif rendah. Melalui Mesin Roasting Kakao, kelompok tani ini akan diberikan pelatihan dalam mengolah biji kakao menjadi produk turunan seperti bubuk coklat dan pasta coklat. Produk-produk ini memiliki nilai jual yang lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani secara signifikan.
Inovasi Teknologi dan Pengaruhnya pada Kesejahteraan Petani
Dengan implementasi teknologi Alat Pengering Biji Kakao Berbasis Solar Portable dan Mesin Roasting Kakao, program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi kakao, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani secara keseluruhan. Teknologi pengering berbasis solar ini dirancang untuk memberikan solusi berkelanjutan yang sesuai dengan kondisi geografis Desa Tete Uri yang kaya akan sinar matahari. Selain itu, mesin roasting kakao akan membantu petani dalam menambah nilai produk kakao sehingga mereka tidak hanya bergantung pada harga jual biji kakao mentah, tetapi juga dapat menjual produk olahan yang memiliki nilai tambah.
Ketua Tim, Dr. Ir. Sukriming Sapareng, SP., MP., IPM, menyatakan bahwa "Program ini merupakan bentuk nyata dari sinergi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah dalam upaya membangun sektor pertanian yang lebih maju dan berkelanjutan. Kami berharap inovasi teknologi yang kami hadirkan dapat membantu petani kakao di Desa Tete Uri untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi mereka, serta membuka peluang baru dalam pemasaran produk olahan kakao."
Sinergi Antar Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah
Keberhasilan tim Unanda dalam meraih hibah Program Kosabangsa ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk Universitas Negeri Makassar (UNM) yang berperan sebagai tim pendamping. Sinergi antara Unanda dan UNM menjadi kunci penting dalam keberlanjutan program ini. Selain itu, pemerintah daerah Kabupaten Luwu Utara juga memberikan dukungan penuh terhadap program ini, terutama dalam hal akses dan pemberdayaan kelompok tani yang menjadi mitra sasaran.
Melalui kolaborasi ini, diharapkan akan tercipta model pemberdayaan masyarakat yang dapat diadopsi oleh daerah lain di Indonesia, khususnya di sektor pertanian kakao. Putri Ida Sunaryathy Samad, S.T., M.Si., Ph.D, selaku ketua tim pendamping dari UNM, menambahkan bahwa "Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat jejaring akademik antar perguruan tinggi, tetapi juga memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Kami akan terus mendukung program ini agar dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang optimal bagi kesejahteraan petani kakao."
Harapan ke Depan dan Pengembangan Program
Program Kosabangsa ini diharapkan menjadi langkah awal dari rangkaian program berkelanjutan yang akan terus dikembangkan oleh Unanda dan mitra-mitra terkait. Inovasi teknologi yang dihadirkan dalam program ini juga dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga dapat diimplementasikan di wilayah-wilayah lain yang memiliki potensi pertanian serupa.
Keberhasilan implementasi program ini akan diukur melalui peningkatan produktivitas petani kakao, peningkatan pendapatan kelompok tani, serta keberlanjutan penggunaan teknologi tepat guna di lapangan. Program ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pengembangan sektor pertanian kakao di Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Luwu Utara.(rls)