PALOPOPOS. CO. ID, MALILI-- Pilkada serentak 2024 telah dimulai, dan saat ini berbagai bakal calon sudah gencar melakukan sosialisasi, menawarkan berbagai visi, misi, dan program yang menjanjikan perubahan serta perbaikan untuk masyarakat. Fenomena ini tentu berbeda dengan calon incumbent yang memiliki keuntungan tersendiri dalam menyampaikan program mereka.
Seperti di Luwu Timur (Lutim), petahana Bupati Budiman dan Wakil Bupati Muhammad Andi Akbar kembali maju dalam pilkada. Menurut Ketua Badan Kajian dan Pengawasan Pembangunan (BKPPP) AMJ-RI, Muhammad Rafii, "Budiman dan Akbar sepertinya paket serasi dan ideal. Hal itu ditandai dengan kembalinya mereka maju bersama dalam pilkada."
Rafii menilai bahwa Lutim, dengan potensi sumber daya alamnya yang besar, membutuhkan kepemimpinan yang mampu melanjutkan pembangunan secara efektif.
Selama ini, kami tidak ragu untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan Bupati Budiman, namun kami melihat bahwa kritik-kritik tersebut tidak sia-sia. Budiman menunjukkan kemauan untuk menjadikan kritik sebagai dorongan untuk bekerja lebih baik demi masyarakat Lutim. Kami tetap memberikan apresiasi atas kebijakan-kebijakan yang baik dan konstruktif yang diterapkan.
Meski ada beberapa kebijakan yang menurut kami perlu diperbaiki dan beberapa program yang belum sepenuhnya selesai, kami mengakui bahwa ada kemajuan yang signifikan dalam pembangunan Lutim.
Budiman dan Akbar tampaknya berkomitmen untuk meneruskan dan menyempurnakan program-program dari para pendahulu mereka.
Dalam konteks ini, duet Budiman dan Akbar membawa harapan baru bagi masyarakat. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan program-program yang belum selesai dengan baik.
Kami berkomitmen untuk terus mengawal dan memastikan bahwa kebijakan serta program-program mereka dapat berjalan secara berkelanjutan selama lima tahun ke depan.
Dengan segala pertimbangan tersebut, harapan masyarakat Lutim adalah agar Budiman terpilih kembali, untuk memastikan kelanjutan dan penyelesaian program-program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat Lutim. (rls/ikh)