Luwu Raya Masuk Tertinggi Indeks Kerawanan Pilkada

  • Bagikan
ILUSTRASI

Salah Satunya Banyak ASN Berpolitik Praktis

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sulawesi Selatan merilis indeks kerawanan Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) serentak setelah daerah ini masuk lima besar dalam kategori rawan tinggi dari 38 provinsi yang ada di Indonesia. Rawan tinggi ini disebabkan karena sosial politik, pencalonan, kampanye hingga pungutan hitung atau perhitungan suara.

Ketua Bawaslu Sulsel, Mardiana Rusli, mengungkapkan bahwa berdasarkan indeks kerawanan yang dirilis oleh Bawaslu RI, Sulsel masuk dalam kategori daerah dengan kerawanan tinggi.
"Peringkat ini menjadi perhatian utama bagi Bawaslu Sulsel dalam upaya memastikan pemilihan yang bersih dan adil," kata Mardiana, Senin (9/9/2024).

Mardiana menjelaskan bahwa meski hasil indeks tersebut menunjukkan tingkat kerawanan yang signifikan, hal ini tidak serta merta menciptakan kekhawatiran berlebih. Karena kata dia, ini merupakan sinyal awal untuk meningkatkan kesiapsiagaan di setiap daerah, sehingga semua pihak dapat lebih waspada dan bertindak preventif.

"Langkah ini bertujuan untuk memperkuat pengendalian dan pengawasan di lapangan. Kami ingin memastikan bahwa semua pihak, termasuk calon, partai politik, dan aparat keamanan, memahami situasi dan bertindak sesuai dengan aturan," ujar dia.

Dirinya menyebutkan grafik penanganan pelanggaran pemilu sebelumnya menjadi salah satu referensi penting. Mardiana mencatat bahwa tingginya urutan suara ulang dan banyaknya pelanggaran masa kampanye pada pemilu lalu memberikan gambaran jelas mengenai kebutuhan untuk pengawasan yang lebih ketat.

"Pengalaman dari pemilu sebelumnya menunjukkan perlunya perhatian khusus di beberapa daerah. Kami mengidentifikasi beberapa wilayah yang rawan, terutama dari sisi netralitas aparatur sipil negara," imbuh dia.

Dalam penanganan pelanggaran kali ini, Bawaslu Sulsel mencatat beberapa daerah yang memiliki angka pelanggaran cukup tinggi. Seperti di Pinrang sudah ada 29 kasus, llau di Luwu Raya ada Luwu Timur 18 kasus, dan Pangkep 16 kasus.
"Kasus-kasus ini menunjukkan pentingnya pengawasan intensif, terutama terkait keterlibatan aparatur sipil negara yang dapat mempengaruhi hasil pemilihan," beber Mardiana.

Dia juga mengingatkan bahwa kewaspadaan terhadap potensi pelanggaran harus tetap terjaga. Pihaknya berharap bahwa seluruh stakeholders, termasuk pemerintah dan partai politik, dapat lebih proaktif dalam menjaga situasi agar tetap kondusif.

Menurut Mardiana, meskipun Sulsel termasuk wilayah yang relatif aman setelah pemilu kemarin, masih ada tantangan yang harus dihadapi. "Harapan kami adalah situasi pemilihan kali ini bisa lebih baik dan memberikan hasil yang positif bagi Sulawesi Selatan," ucap dia.

Komisioner Bawaslu Sulsel, Saiful Jihad melanjutkan jika pentingnya pemetaan dalam strategi pencegahan pelanggaran pemilu. Menurut Saiful, strategi utama Bawaslu adalah memaksimalkan pencegahan agar program-program yang dilaksanakan tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

"Kami ingin memastikan bahwa pencegahan tidak hanya bersifat umum, tetapi juga spesifik sesuai dengan kondisi yang ada di setiap daerah," ujar Saiful.

Dalam konteks daerah rawan, Saiful mengungkapkan bahwa setiap daerah memiliki tingkat kerawanan yang berbeda.
“Sulsel memiliki tantangan khusus, terutama terkait dengan netralitas ASN. Daerah seperti Bulukumba menunjukkan kerawanan tinggi, namun daerah dengan kerawanan rendah juga tetap perlu diawasi,” kata dia.

Saiful juga mencatat bahwa pada pemilu sebelumnya, beberapa daerah seperti Parepare dan Palopo menunjukkan kerawanan tinggi. “Meski belum ada pencalonan, daerah-daerah ini sudah menunjukkan potensi kerawanan, sehingga perlu perhatian khusus,” kata dia.

Menurut Saiful, Bawaslu tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani potensi pelanggaran. “Kami perlu menggalang dukungan dari berbagai stakeholder untuk memastikan bahwa upaya pencegahan bisa berjalan dengan baik,” ujar Saiful.
Saiful berharap agar semua pihak dapat bekerja sama dalam meminimalisasi pelanggaran dan memastikan pemilu yang bersih dan adil.

“Dengan koordinasi yang baik, pemetaan yang akurat, dan upaya pencegahan yang maksimal, kami yakin pemilu di Sulsel akan berjalan lebih baik,” imbuh dia.(idr)

  • Bagikan

Exit mobile version