Geopark Maros – Pangkep ‘Kantong Devisa’ Sulsel

  • Bagikan
Salah satu keindahan Geopark Maros-Pangkep yang unik.

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, Kawasan Geopark Maros Pangkep mendapat status perlindungan dari UNESCO karena memiliki kekayaan dan keunikan dari segi geo diversity. Kehadiran UNESCO Georpark ini  menjadi peluang investasi bagi Sulawesi Selatan.

Status sebagai UNESCO ini diberikan mengingat kawasan karst Maros Pangkep memiliki  kekayaan dan keunikan dari segi geodiversity. Secara konsep geopark adalah sebuah pendekatan pengelolaan sebuah kawasan yang  mengedepankan international value dari segi geodiversity atau keragaman geologis bernilai  internasional yang terkait dengan keanekaragaman hayati atau biodiversity-nya dan culture diversity.

Ada tiga komponen penting yang dimiliki Geopark Maros Pangkep yang menjadikannya unik dibanding kawasan karst lain. Pertama, keberadaan kawasan tower karst terluas di Indonesia dan kedua di dunia setelah kawasan di Tiongkok. Kedua, Geopark Maros Pangkep yang terdiri dari 31 geosite ini juga memiliki kompleks  Melange Bantimala, yaitu kompleks batuan berumur sekitar 500 juta tahun, yang menjadi bukti  bagaimana terbentuknya pulau Sulawesi. Ketiga, kawasan geopark ini juga memiliki reefs

island atau kepulauan terumbu karang, yang dikenal dengan Spermonde Archipelago. Tiga poin ini adalah sebuah kesatuan lanskap yang tidak ditemukan di tempat lain, yang membuatnya memiliki international value.

Di Geopark Maros Pangkep juga terdapat sekitar 500-an gua, yang pernah ditinggali manusia  pra sejarah, yang salah satunya merupakan lukisan gua tertua di dunia yang berada di Leang Tedonge, berumur 45.500 tahun. Di kawasan Geopark Maros Pangkep juga terdapat Taman Nasional Bantimurung

Bulusaraung sebagai tempat hidupnya sejumlah flora fauna endemik. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat berkunjung ke Geopark Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan (Sulsel) mengatakan, kawasan ini berpotensi masuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

"Iya, Geopark Maros ini sangat berpeluang (masuk KEK)," tutur Sandiaga belum lama ini. Sandiaga mencontohkan, KEK Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang dianggap punya karakter yang sama dengan Geopark Maros-Pangkep. KEK Lido sebagai kawasan pariwisata itu berhubungan dengan Geopark Ciletuh Palabuhanratu. "Karena salah satu KEK Lido ini adalah yang di Jawa Barat berimpitan dengan Geopark Ciletuh di Sukabumi," tambahnya.

Menurutnya Geopark Maros-Pangkep punya peluang apalagi statusnya sudah terdaftar di UNESCO. Label ini diyakini menjadikan geopark itu dilirik oleh banyak investor. Geopark Maros-Pangkep diharapkan bisa masuk KEK dengan harapan membuka lapangan kerja. Namun diakui butuh investasi untuk pengembangannya untuk mengembangkan lahan di kawasan tersebut. "Nah di sini (Geopark Maros-Pangkep) juga dimungkinkan, targetnya itu sekitar 500 sampai 1000 hektar yang bisa membuka lapangan pekerja antara 20 sampai 30 ribu lapangan kerja,"  sebut Sandiaga.

Sandiaga menekankan, dengan label KEK diharapkan kawasan pariwisata bisa menjadi  lokomotif investasi. Menurutnya, Pemerintah Sulsel mesti mendorong Geopark Maros- Pangkep menjadi KEK.

"Ini tentunya menjadi lokomotif dan percepatan investasi Indonesia timur sudah ada di  Likupang Mandalika dan Morotai, sehingga mendukung jika ada kawasan Sulawesi Selatan  yang diajukan oleh pemerintah daerah maupun investor sebagai kawasan ekonomi khusus,"  urai dia.

"Syarat-syaratnya sangat mudah dan insentifnya juga sangat menarik untuk diberikan kepada  para investor yang nanti akan menanamkan modalnya di Sulsel dan Indonesia timur," tambah  Sandiaga.

"Bukan hanya nusantara tapi juga investor mancanegara dengan target capaian investasi  USD 100 juta dalam upaya untuk menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru di 2024,"  pungkasnya.

Untuk diketahui, Geopark Maros-Pangkep merupakan sebuah kawasan di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) yang terbentang di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan.

Geopark Maros-Pangkep menjadi global geopark ke-8 di Indonesia yang masuk daftar  UNESCO Global Geopark. Secara administratif, kawasan ini meliputi wilayah darat dengan luas 223.629 ha dan Kepulauan Spermonde dengan luas 88.965 ha.

Ditetapkannya Geopark Maros-Pangkep sebagai UNESCO Global Geopark tentunya bukan tanpa alasan. Pasalnya, geopark ini menyimpan sejumlah situs geologi yang sangat menakjubkan. Kawasan ini terdiri atas geodiversity (keanekaragaman bumi), Biodiversity  (keanekaragaman hayati), dan cultural diversity (keanekaragaman budaya).

Tercatat, ada puluhan situs warisan geologi yang dapat menjadi destinasi wisata menarik di sepanjang kawasan Geopark Maros-Pangkep. Selain untuk tujuan wisata, tentunya tempat-tempat tersebut juga dapat menjadi sarana edukasi.

Terdapat tujuh tujuan wisata di kawasan ini yang tentunya sangat membuka peluang investor untuk menanamkan investasinya karena akan menjadi pariwisata dunia ke depannya. Yakni

1. Pegunungan Karst Maros

Pegunungan Karst Maros adalah satu destinasi wisata paling populer di Geopark Maros-Pangkep. Kawasan ini tercatat sebagai kawasan karst terbesar dan terindah kedua di dunia setelah China.

Daya tarik utama dari kawasan karst Maros ini karena memiliki keunikan yang tidak ditemukan di kawasan karst lain di Indonesia. Pegunungan karst di Maros ini memiliki bentuk unik dan khas, bentuknya bertingkat-tingkat sehingga biasa disebut menara karst.

Kawasan ini merupakan sebuah rangkaian pegunungan atau perbukitan karst yang terletak di

sebelah utara Kabupaten Maros. Pegunungan karst ini memiliki lanskap yang sangat indah, berbentuk seperti tower dengan koridor sangat panjang.

Destinasi wisata ini bisa menjadi pilihan tempat liburan yang unik bersama keluarga. Panorama alam dan suasana asri di kawasan wisata ini membuat para wisatawan merasa jauh lebih tenang.

2. Rammang-rammang

Destinasi wisata berikutnya yang dapat dikunjungi di Geopark Maros-Pangkep adalah Rammang-rammang. Kawasan wisata ini menawarkan sejumlah pilihan aktivitas menyenangkan yang bisa membuat liburan semakin sempurna.

Beberapa aktivitas liburan yang bisa dinikmati antara lain menyusuri sungai dengan perahu jolloro di tengah pemandangan pohon nipah dan bakau, serta menyaksikan keindahan tebing  karst. Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa keseruan wisata desa di kawasan tersebut.

Kawasan wisata Rammang-rammang berada di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Jarak dari pusat kota Makassar ke objek wisata ini sekitar 40 kilometer ke arah utara dan membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 2 jam.

3. Taman Purbakala Leang-leang

Taman Purbakala Leang-leang merupakan salah satu destinasi wisata di Geopark Maros-Pangkep yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Destinasi wisata ini menyajikan wisata edukasi tentang kepurbakalaan.

Saat berkunjung ke tempat ini, wisatawan dapat menyaksikan banyak gua prasejarah yang menyimpan peninggalan kehidupan pra sejarah.

Jejak kehidupan pra sejarah ini ditandai dengan lukisan berupa gambar babi rusa yang sedang melompat, puluhan gambar telapak tangan yang ada pada dinding-dinding gua, terdapat pula 32 bekas telapak tangan yang ditemukan di goa Pettae.

Selain lukisan prasejarah, terdapat juga beberapa benda laut berupa kerang yang menandai bahwa gua tersebut juga pernah terendam dan dikelilingi oleh laut.

4. Air Terjun Bantimurung

Air Terjun Bantimurung berada tepat di Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan  Simbang, Kabupaten Maros. Destinasi wisata ini juga termasuk dalam kawasan Geopark Maros-Pangkep. Sudah sejak lama objek wisata ini menjadi primadona bagi wisatawan untuk mengisi waktu liburan. Tidak hanya oleh wisatawan lokal, tempat ini juga banyak dikunjungi oleh wisatawan asing.

Keunikan Air Terjun Bantimurung adalah bentuknya yang tidak memiliki palung utama. Aliran  air yang deras, jernih, dan sangat segar sehingga membuat siapa saja betah berlama-lama menikmati aliran air terjun ini.

Ketinggian Air terjun Bantimurung mencapai 15 meter dan lebar 20 meter, aliran debit airnya sekitar 500 liter per detik. Air terjun ini tak pernah kering dan mengalir sepanjang tahun.

5. Taman Kupu-Kupu Bantimurung

Destinasi wisata selanjutnya di Geopark Maros-Pangkep yang dapat menjadi pilihan tempat berlibur adalah Taman Kupu-Kupu. Tempat wisata ini juga dijuluki sebagai The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu).

Lokasinya berada di kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Maros. Di tempat  wisata ini, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan kecantikan berbagai spesies kupu-kupu.

Ada sekitar 240 spesies kupu-kupu yang hidup di kawasan itu. Beberapa spesies unik bahkan ada di Taman Kupu-kupu ini, seperti Troides Helena Linne, Troides Hypolitus Cramer, Troides Haliphron Boisduval, Papilo Adamantius, dan Cethosia Myrana.

Saat musim-musim tertentu, ribuan kupu-kupu akan muncul bersamaan, salah satunya saat  musim kemarau.

6. Air Terjun Lacolla

Air Terjun Lacolla bisa menjadi pilihan destinasi wisata menyenangkan untuk menikmati liburan bersama keluarga. Destinasi wisata ini juga termasuk salah satu geosite Geopark Maros-Pangkep.

Lokasi Air Terjun Lacolla tepat berada di Dusun Malaka, Desa Cenrana Baru, Kecamatan Cenrana. Air Terjun Lacolla disebut-sebut merupakan salah satu air terjun terindah di Kabupaten Maros.

Air terjun ini terdiri dari empat tingkatan. Di bagian bawah air terjun terdapat bebatuan besar yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk terapi air terjun atau berteduh di bawahnya.

7. Danau Kassi Kebo

Destinasi wisata selanjutnya di kawasan Geopark Maros-Pangkep yang bisa dikunjungi adalah Danau Kassi Kebo atau biasa juga disebut Danau Toakala. Danau ini merupakan sebuah danau alami berukuran mini yang berada di tengah kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung.

Udara di kawasan sekitar danau terasa sangat segar. Air danau ini juga tampak unik dengan warna biru kehijauan. Danau Kebo dikelilingi tebing-tebing terjal dan dihiasi hamparan pasir putih di tepiannya.

Selain disuguhkan pemandangan alam yang memukau, pengunjung juga akan menemui berbagai jenis kupu-kupu saat berkunjung ke tempat ini. Danau ini merupakan habitat utama dari kupu-kupu yang ada di Bantimurung. (Rachmi Yusuf)

  • Bagikan

Exit mobile version