Suhu Panas Ekstrem Melanda hingga Oktober, Ini Tips dr Ana Adryana Agar Terhindar dari Penyakit

  • Bagikan

dr Ana Adryana

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap alasan di balik cuaca panas ekstrem yang melanda Kota Palopo
beberapa waktu belakangan hingga suhu mencapai 34 derajat celcius.

BMKG menyebutkan suhu panas yang dirasakan masih merupakan dampak dari musim kemarau.

"Untuk suhu panas yang terjadi belakangan ini terjadi disebabkan karena kita masih
mengalami musim kemarau," ujar Prakirawan BMKG Sitti Nurhayati Hamzah, Jumat 27 September 2024.

Nurhayati mengungkapkan suhu panas yang dirasakan ini juga disebabkan kurangnya tutupan awan sehingga wilayah daratan lebih mudah terpapar panas Matahari. Selain itu, curah hujan yang rendah juga memicu meningkatnya suhu panas.

"Kurangnya tutupan awan yang menyebabkan wilayah daratan lebih banyak menerima panas Matahari serta kurangnya curah hujan semakin menambah panas," ungkapnya.

"Situasi ini kami prediksi bisa terjadi hingga bulan Oktober, sebelum masuk masa peralihan yang biasanya mulai memasuki musim hujan pada bulan November," kata Prakirawan BMKG itu.

Lebih lanjut, Nurhayati menjelaskan dampak peningkatan suhu panas ini paling bisa dirasakan oleh masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan. Terutama di siang hari dengan suhu udara yang panas ditambah paparan sinar Matahari langsung.

"Akibat dari peningkatan suhu ini tentu saja yang paling merasakan dampaknya adalah
masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan hampir sepanjang siang hari karena panasnya suhu udara yang dirasakan serta paparan sinar Matahari langsung yang dapat menyebabkan dehidrasi dan lain-lain," jelas Nurhayati.

Sementara itu, Dokter BPJS Kesehatan Kota Palopo dr Ana Adryana kepada PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, menyebutkan, cuaca panas ekstrem dapat memicu berbagai penyakit kulit yang dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan.

''Ketika suhu naik dan cuaca menjadi
lebih panas, tubuh kita mengalami berbagai perubahan yang
dapat memengaruhi keseimbangan kulit,'' beber dr Ana yang kini bertugas di PKM Warna Utara Kota.

Cuaca panas menyebabkan kita berkeringat lebih banyak untuk membantu tubuh mempertahankan suhu normal. Akibatnya, tubuh kehilangan cairan, dan jika tidak digantikan dengan cukup, kulit
bisa menjadi kering dan rentan terhadap iritasi.

''Kamu juga perlu paham, saat cuaca panas, kelenjar minyak di kulit dapat menjadi lebih aktif. Ini menyebabkan produksi minyak berlebih yang
dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat atau komedo,'' sebut Dona, sapaan akrab dr Ana Adryana.

Selain itu, bisa dibayangkan bahwa keringat yang terperangkap di antara lipatan kulit atau di bawah pakaian dapat
menyebabkan iritasi dan ruam panas. Area-area ini menjadi lembap dan menjadi lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri atau jamur.

Menurutnya, saat cuaca panas ekstrem, perlu merawat kulit dengan lebih ekstra seperti minum banyak air untuk menjaga tubuh terhidrasi dan kulit tetap lembap. Gunakan tabir surya dengan SPF tinggi untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV.

Hal lain yang perlu dilakukan menggunakan pakaian yang longgar dan berbahan ringan untuk mengurangi iritasi kulit akibat keringat. Gunakan pelembap secara teratur untuk menjaga kulit tetap lembap dan terlindungi.

''Dan yang perlu juga dilakukan yakni menghindari paparan sinar matahari secara berlebihan, terutama saat matahari terik antara pukul 10 pagi dan 4 sore,'' tandasnya. (rachmy yusuf)

  • Bagikan

Exit mobile version