MASAMBA --- Universitas Andi Djemma (Unanda) melalui Tim Pelaksana Program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) Tahun 2024 di Desa Tete Uri, Kecamatan Sabbang Selatan, Kabupaten Luwu Utara.
kosabangsa berlangsung lancar dan sukses, Selasa 1 Oktober 2024. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan petani kakao melalui inovasi teknologi tepat guna (TTG) yang berkelanjutan. Kegiatan ini merupakan bagian dari Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yang memberikan kesempatan kepada perguruan tinggi untuk berperan aktif dalam mendukung pemberdayaan masyarakat di berbagai sektor.
Sosialisasi ini dipimpin oleh Ketua Tim PT Pelaksana, Dr. Ir. Sukriming Sapareng, SP., MP., IPM, yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Karakter di Universitas Andi Djemma. Selain itu, anggota tim pelaksana juga terdiri dari akademisi handal seperti Dr. Taruna S. Arham, SP., M.Si, yang juga dikenal sebagai dosen di Fakultas Pertanian, Ibu Erwina, SE., M.Si. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. Ir. Akmal, SP., MP., dari Fakultas Pertanian, serta Ibu Paradillah Mattola Ilyas, SP., M.Si., seorang pakar Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman dari Universitas Andi Djemma. Kehadiran tim yang memiliki latar belakang keilmuan yang beragam ini menunjukkan komitmen Unanda untuk memberikan solusi yang holistik dan tepat sasaran dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh petani kakao di Desa Tete Uri.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa Tete Uri, Bapak Tamrin, SH., yang menyambut baik inisiatif dari Universitas Andi Djemma. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh tim Kosabangsa kepada masyarakat desa. Menurutnya, program ini menjadi harapan baru bagi petani kakao di desanya untuk meningkatkan kualitas produksi dan memperbaiki kesejahteraan mereka melalui pemanfaatan teknologi modern. "Ini adalah kesempatan besar bagi masyarakat kami untuk belajar dan menerapkan teknologi yang lebih baik dalam pengolahan kakao. Kami berharap program ini dapat memberikan dampak nyata bagi petani dan meningkatkan kesejahteraan mereka," ujar Tamrin.
Mitra sasaran utama dalam program ini adalah dua kelompok tani (KT) penghasil kakao di Desa Tete Uri, yakni Kelompok Tani Ponjing Sabbara yang diketuai oleh Andi Syarifuddin, dan Kelompok Tani Bunga Coklat yang diketuai oleh H. Mustamin. Kedua kelompok tani ini dipilih karena potensi mereka dalam meningkatkan produksi kakao di wilayah tersebut, serta keinginan kuat untuk berinovasi dalam proses pasca-panen.
Dalam kegiatan sosialisasi, Dr. Sukriming Sapareng menjelaskan dengan rinci tentang dua teknologi tepat guna yang akan diimplementasikan dalam program ini, yaitu Alat Pengering Biji Kakao Berbasis Solar Portable dan Mesin Roasting Kakao. Alat Pengering Biji Kakao Berbasis Solar Portable merupakan teknologi yang menggunakan energi matahari sebagai sumber utama dalam proses pengeringan biji kakao. Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi waktu pengeringan, mengurangi ketergantungan pada cuaca, serta menjaga kualitas biji kakao yang dihasilkan. Penggunaan alat ini sangat relevan di Desa Tete Uri, yang memiliki intensitas sinar matahari yang cukup tinggi sepanjang tahun. Dengan alat ini, proses pengeringan yang biasanya memakan waktu lama dapat dipersingkat, dan kualitas biji kakao yang dihasilkan pun akan lebih terjaga karena proses pengeringan yang lebih merata.
Selain alat pengering, program ini juga memperkenalkan Mesin Roasting Kakao, sebuah inovasi yang akan mengolah biji kakao menjadi produk olahan seperti bubuk dan pasta coklat. Produk olahan kakao ini memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan biji kakao yang dijual dalam bentuk mentah. Mesin Roasting Kakao ini memungkinkan petani untuk tidak hanya bergantung pada penjualan bahan mentah, tetapi juga memasuki pasar produk olahan kakao, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan mereka. Dengan adanya teknologi ini, petani kakao di Desa Tete Uri diharapkan mampu mengembangkan rantai pasok yang lebih baik dan memiliki daya saing di pasar lokal maupun internasional.
Kegiatan ini juga diisi dengan sesi diskusi interaktif, di mana para petani diberi kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan masukan terkait penerapan teknologi tersebut. Dalam sesi ini, Ketua Kelompok Tani Ponjing Sabbara, Andi Syarifuddin, mengungkapkan harapannya agar teknologi ini dapat segera diterapkan dan memberikan hasil yang positif bagi para anggota kelompok. "Kami sangat bersemangat untuk mulai menggunakan alat-alat ini. Kami berharap bisa segera melihat peningkatan produksi dan kualitas kakao yang kami hasilkan," katanya. Senada dengan Andi Syarifuddin, Ketua Kelompok Tani Bunga Coklat, H. Mustamin, juga menyatakan optimisme terhadap program ini. Menurutnya, teknologi yang diperkenalkan ini merupakan solusi yang selama ini dinanti oleh petani kakao di daerahnya. "Dengan adanya alat pengering dan mesin roasting ini, kami bisa memperbaiki proses produksi kakao, meningkatkan kualitas produk, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan kami," ungkap H. Mustamin.
Selain sosialisasi tentang teknologi tepat guna, tim dari Universitas Andi Djemma juga memberikan pelatihan singkat kepada para petani mengenai cara penggunaan dan perawatan alat-alat tersebut. Hal ini penting untuk memastikan bahwa teknologi yang diberikan dapat dimanfaatkan secara maksimal dan berkelanjutan. Dalam pelatihan ini, para petani diajak untuk mencoba langsung penggunaan alat pengering kakao dan mesin roasting dengan bimbingan dari tim teknis Unanda. Dengan pendekatan hands-on ini, diharapkan para petani akan lebih cepat menguasai cara penggunaan teknologi tersebut..
Kegiatan sosialisasi ini diakhiri dengan komitmen bersama antara tim pelaksana, pemerintah desa, dan kelompok tani untuk mendukung keberhasilan program Kosabangsa di Desa Tete Uri. Tim dari Universitas Andi Djemma dan Universitas Negeri Makassar akan terus melakukan pendampingan kepada para petani selama program berlangsung, termasuk dalam proses monitoring dan evaluasi.
Diharapkan, melalui implementasi teknologi tepat guna yang dihadirkan dalam program ini, petani kakao di Desa Tete Uri dapat meningkatkan produksi dan kualitas biji kakao, serta mengakses pasar yang lebih luas dengan produk olahan yang memiliki nilai tambah. Pada akhirnya, program ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani secara ekonomi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan berkelanjutan di sektor pertanian, khususnya komoditas kakao, yang merupakan salah satu produk unggulan Sulawesi Selatan.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat, Program Kosabangsa di Desa Tete Uri ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat yang berhasil dan dapat direplikasi di daerah lain yang memiliki potensi serupa. Keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahap program, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, menjadi kunci utama keberhasilan program ini dalam mencapai tujuan jangka panjangnya.(rls)