PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, WALMAS-- Mahasiswa KKN IAIN Palopo Posko 87 bersama Karang Taruna Desa Wiwitan Kecamatan Lamasi, Kab. Luwu, mengadakan pertunjukan kesenian budaya kuda lumping di Dusun Gerumbul 1 Desa Wiwitan pada Selasa, 8 Oktober 2024 lalu.
Pertunjukan ini disaksikan oleh Pjs Kepala Desa Wiwitan, aparat desa, dan warga setempat.
Menurut Kordinator Desa KKN IAIN Palopo Posko 87, Kamarudin melalui rilis kepada Palopo Pos, Kamis, 9 Oktober 2024 lalu, Indonesia adalah negara yang memiliki banyak sekali keanekaragaman suku, ras, agama dan juga kebudayaan di setiap daerah yang berbeda. Keberagaman kebudayaan di Indonesia banyak sekali bentuknya, salah satunya adalah seni tari.
Sampai saat ini, masih banyak orang yang melestarikan kebudayaan bentuk tari-tarian. Namun, semakin majunya zaman, banyak juga kebudayaan yang hilang bahkan diakui oleh negara lain. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya untuk melestarikan warisan budaya yang sudah turun-temurun diturunkan dari nenek moyang.
Salah satu suku yang mempunyai banyak kesenian di Indonesia adalah suku Jawa. Suku Jawa memiliki kesenian dan adat yang khas, salah satunya kesenian yang khas dari Jawa ialah Tari "Kuda Lumping" yang terletak di Desa Wiwitan Kec. Lamasi, Luwu.
Kuda Lumping memiliki beberapa jenis tarian seperti Tari Remong dan Pegon, yaitu tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang dipotong dan dianyam menyerupai bentuk kuda yang kemudian dihias dengan cat dan diberi kain beraneka warna sehingga lebih menarik perhatian.
Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping ada yang menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut yang sangat menyakitkan.
Kesenian kuda lumping saat ini masih berhasil membuat para penontonnya tercengang dalam menyaksikan sebuah kebudayaan khas warisan nenek moyang suku Jawa. Walaupun peninggalan budaya lokal kini mulai bersaing ketat dengan kebudayaan asing yang masuk ke tanah air, tetapi kesenian ini masih bisa memperlihatkan daya tariknya tersendiri.
Pertunjukan tarian Kuda Lumping ini diadakan di Dusun Gerumbul 1. Tarian ini diikuti oleh enam orang menampilkan Tarian Kuda Lumping dan disaksikan oleh warga Dusun Gerumbul 1.
Pjs Kepala Desa Wiwitan, H Suwarso, mengapresiasi mahasiswa KKN IAIN Palopo Posko 87 bersama Karang Taruna Desa Wiwitan yang telah mengadakan kesenian budaya kuda lumping. Dia juga mengatakan bahwa kebudayaan masyarakat Desa Wiwitan sangat antusias dalam menjalankan kebudayaan Tarian Kuda Lumping untuk menjaga silaturahmi antara masyarakat Desa Wiwitan.
Tokoh adat Desa Wiwitan, Mbah Surahman selaku pawang kuda lumping serta Heri Kusmanto selaku Ketua Sanggar Kesenian Kuda Lumping Rajawali Putra mengatakan bahwa harus ada kesadaran di masyarakat Desa Wiwitan untuk tetap melestarikan kebudayaan dan kesenian yang dimiliki agar tidak punah. Keunikan dan makna yang dimiliki dalam kesenian tari kuda kumping harus dan semestinya terus dilestarikan dan dijaga.
Mahasiswa IAIN Palopo Posko 87 sangat merasa bangga terhadap masyarakat Desa Wiwitan yang sangat antusias dalam melestariakan budaya Kuda Lumping. Harapannya, semoga masyarakat Desa Wiwitan terus melestarikan budaya untuk pemberdayaan masyarakat Desa Wiwitan. (ikh)