Dua Putra Sulsel Kelahiran Bone Calon Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Prof Nasaruddin Ternyata Sangat Dekat Prabowo, Ini Pengakuannya

  • Bagikan
Imam besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Presiden RI terpilih Prabowo Subianto mengundang sejumlah tokoh ke kediamannya di Jalan Kartanegara IV, Jakarta Selatan, Senin, 14 Oktober 2024 malam.

Prabowo memastikan para tokoh yang dipanggil telah menyanggupi untuk membantunya di pemerintahan ke depan.

"Mereka sudah bersedia membantu saya. Sebenarnya proses ini sudah berjalan lama. Saya konfirmasi, saya yakinkan mereka bersedia atau tidak bertugas di bidang yang saya tawarkan kepada mereka. Alhamdulillah semuanya menyatakan sanggup," ucap Prabowo.

Mereka datang sejak pukul 15.00 WIB, mulai dari politikus, akademisi, pengusaha, profesional, aktivis, hingga jajaran menteri Jokowi bergiliran datang ke rumah Prabowo. Hingga pukul 21.00 WIB, total ada 49 tokoh yang hadir.

Dua tokoh yang turut diundang Prabowo adalah Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar. Keduanya adalah putra asli Sulawesi Selatan kelahiran Bone.

Andi Amran Sulaiman

Andi Amran Sulaiman digadang-gadang kembali ditunjuk menjabat menteri pertanian. Kalau kata Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Amran adalah salah satu figur terbaik saat ini yang dimiliki Indonesia timur.

Andi Amran Sulaiman adalah putera ketiga dari 12 bersaudara. Ayahnya adalah veteran angkatan bersenjata, Andi B. Sulaiman Dahlan Petta Linta.

Si anak kolong itu menghabiskan masa kecilnya di sebuah desa di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Pria kelahiran Bone, 27 April 1968 itu merupakan jebolan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar dari S1 hingga S3.

Jika benar dirinya ditunjuk menjadi menteri pertanian, itu artinya Amran telah tiga kali mengemban amanah tersebut. Founder Tiran Group itu dua kali dipercaya Presiden Joko Widodo menakhodai Kementerian Pertanian.

Di bawah kendalinya, Kementan saat ini sedang berkerja keras untuk meningkatkan produksi beras untuk mencapai swasembada.

Untuk menghadapi ancaman kelaparan global, Kementerian Pertanian melakukan berbagai langkah strategis, antara lain percepatan program Perluasan Areal Tanam (PAT), mengembalikan alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton, optimalisasi program pompanisasi (62.378 unit pompa air dan 9.904 irigasi perpompaan ), optimasi lahan rawa (360.000 ha), dan tumpangsari padi gogo pada tanaman kelapa sawit (300 ribu ha) serta memberikan bantuan benih padi sebanyak 1,9 juta hektare dan benih jagung sebanyak 790 ribu hektare.

Untuk melanjutkan kinerja di tahun berikutnya, program strategis Kementerian Pertanian yang akan dilaksanakan pada tahun 2025 diantaranya adalah optimasi lahan rawa, pompanisasi lahan tadah hujan, cetak sawah swakelola, pertanian modern, dukungan program makan bergizi, penguatan penyuluh pertanian, dan hilirisasi komoditas pertanian.

Usai bertemu Prabowo, Amran menyebut diminta presiden terpilih untuk lanjut mengurusj sektor pertanian dan pangan.

“Diskusinya sekitar pertanian bidang kami. Diskusi soal pertanian aja. Fokus soal swasembada. Kita harus mandiri pangan, kita harus memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri," ucap Amran kepada awak media.

Imam besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar

Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar disebut-sebut akan menjabat menteri agama. Tokoh nasional karismatik kelahiran Ujung, Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1959 itu memang telah sejak lama dikenal dekat dengan Prabowo.

Bahkan Nasaruddin Umar sempat mengungkapkan bahwa dirinya pernah dibiayai sekolah oleh Prabowo Subianto.

Prof Nasaruddin menceritakan bahwa dia pernah menerima bantuan beasiswa yang disponsori Prabowo Subianto.

"Kami dulu yah saya mendapatkan beasiswa lanjut di McGill University Montreal Kanada, sponsornya beliau (Prabowo)," ujar Prof Nasaruddin.

Dia mengakui bahwa bantuan tersebut sangat membantu dalam menunjang pendidikannya pada saat itu.

"Kami lima tahun menjaga rumah beliau, lumayan bebas dari ngontrak rumah (Sambil tertawa)," ucapnya.

"Jadi mahasiswa dan waktu saya menjadi Ketua KM APBS, menerima beasiswa Supersemar, beliau adalah Ketua Dewan Pembina Kami," lanjut kenangan Prof Nasaruddin.

Pos kementerian agama bukan hal baru baginya. Nasaruddin Umar pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ia juga tercatat sebagai Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Syarif Hidayatullah dan Rektor PTIQ.

Banyak pula karya ilmiah tentang Islam yang telah diciptakan sebagai sumbangan yang tak ternilai untuk dunia Islam Indonesia.

Nasaruddin juga adalah penulis dari 12 buku diantaranya Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran (Paramadina, 1999), yang menjabarkan hasil penelitian mengenai bias gender dalam Quran.

Nasaruddin belum mau memberi bocoran pos kementerian yang akan dipimpinnya. Yang pasti kata dia, posisinya tak jauh dari kapasitasnya sebagai pemuka agama.

"Tidak akan jauh-jauh dari kegiatan keagamaan dan aktivitas saya sehari-hari. Nantilah beliau (Prabowo) yang akan menjelaskan," terangnya.

"Saya betul-betul sangat surprise, saya enggak nyangka dan saya kaget, saya enggak pernah membayangkan," ungkapnya lagi. (fajar/pp)

  • Bagikan