Presiden RI Prabowo Subianto bersama Mentan Andi Amran Sulaiman, dan Prof Taruna Ikrar Kepala BPOM RI.
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Integritas mudah diucapkan. Namun, menantang untuk diimplementasikan yakni definisi pertama, kejujuran dan definisi kedua, mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan.
Menurut Taruna Ikrar Kepala BPOM RI saat tampil keynote speaker Cafe Integritas BPOM, Senin, 21 Oktober 2024 menjelaskan bahwa kapan tidak jujur akan dirasakan tidak nyaman, damai, dan ada ketakutan. Makanya, harus jadi contoh pimpinan dan Jajaran BPOM sebagai penyelenggara pelayanan publik.
''Harus mengimplementasikan kejujuran dan integritas sebagai nilai antikorupsi,'' papar Taruna salah satu ilmuwan dunia ini.
Taruna Ikrar menyebutkan, berdasarkan arahan Presiden Prabowo Subianto, harus melayani bukan dilayani, khususnya kolaborasi dengan upaya konkret dalam penerapannya di lingkup birokrasi. Misalnya menghindari kecurangan, tidak menerima suap, tidak membocorkan rahasia negara, serta bertindak sesuai dengan perkataan sama perbuatan.
Keberhasilan membentuk budaya integritas menurutnya, tidak hanya bergantung pada pimpinan tapi seluruh pegawai BPOM.
Nah, berbekal semangat, perlu berupaya memperbaiki diri dari waktu ke waktu untuk membangun budaya integritas di tempat kerja dimanapun ditugaskan. ''Tentunya, saling mengingatkan baik semua lintas sektor untuk mengukir kejujuran,'' pungkasnya. (*/Uce)