Ditanya Appi soal ICOR, Seto Malah Jawab soal Inflasi, Akademisi: Aneh Bupati Tak Paham ICOR

  • Bagikan

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unibos, Dr Andi Burchanuddin M.SI

PALOPOPOS CO.ID, MAKASSAR -- Debat perdana Pilwalkot Makassar di Hotel Dalton Makassar, Rabu (26/10) benar-benar menjadi panggung menguji kemampuan calon wali kota dan wakil wali kota Makassar.

Beberapa kejadian pun menjadi sorotan dalam debat tersebut.

Salah satunya ketika pasangan calon nomor urut 1 Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) bertanya kepada paslon nomor urut 2 Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI) terkait Incremental Capital Output Ratio (ICOR).

Seto menjadi sorotan lantaran ia memberikan penjelasan yang keliru. Saat menjawab pertanyaan Appi soal ICOR, mantan Bupati Sinjai itu malah menjelaskan soal inflasi.

Dengan status Andi Seto sebagai mantan bupati, kesalahan itu dianggap sangat fatal. Karena sebagai mantan kepala daerah mestinya beliau sudah sangat paham perbedaan antara ICOR dengan inflasi.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unibos, Dr Andi Burchanuddin M.SI mengatakan, kesalahan dalam debat seperti yang dilakukan Andi Seto mengindikasikan beliau belum memahami pendekatan efisiensi dalam pengelolaan anggaran daerah.

"Jelas aneh kalau ada kepala daerah yang ternyata tidak tahu apa itu ICOR, karena itu semacam alat ukur yang mesti diketahui. Karena kalau tidak paham soal ICOR, berarti ia tidak punya alat ukur untuk mengevaluasi belanja daerah yang ia jalankan," ujarnya.

Perhitungan ICOR ini sangat berguna untuk membantu perencanaan anggaran dengan mengidentifikasi kegiatan pembangunan yang dibiayai melalui APBD, sehingga anggaran daerah dapat dialokasikan lebih efektif.

Semakin tinggi ICOR suatu daerah menandakan inefisiensi anggaran terjadi dimana investasi yang dilakukan tidak memberi manfaat maksimal bagi masyarakat, “ujarnya.

Berkebalikan dengan Andi Seto, Appi dalam debat pertama yang mengusung tema "Peningkatan Kesejahteraan Melalui Pelayanan Inklusi dalam Bingkai NKRI" ini mendapat pujian. Oleh akademisi, Appi dinilai paling unggul dalam penguasaan materi.

Selain itu, retorika serta penyampaiannya juga dianggap paling bagus di antara calon wali kota lainnya.

Saat penyampaian dan pendalaman visi misi misalnya, Appi memberikan penjelasan dengan sangat gamblang tanpa melihat contekan.

Itu menunjukkan bahwa ia. benar-benar paham apa yang akan dilakukannya jika mendapat amanah memimpin Makassar.

"Saat pendalaman visi-misi, Appi tidak lagi menyentuh atau membaca catatan. Sementara ada kandidat lain yang terlalu banyak membaca catatan," kata Pakar Ilmu Pemerintahan Unhas, Dr Lukman Irwan. (*/pp)

  • Bagikan