Waspada Survei ‘Pesanan’ Jelang Pemilihan

  • Bagikan
RAHMAT MUHAMMAD Pengamat Politik Unhas
  • Pengamat: Tujuannya Pengaruhi Pemilih yang Belum Menentukan Pilihan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Jelang pemilihan kepala daerah (pilkada), Rabu 27 November, yang tinggal menghitung hari. Paslon masih terus adu strategi untuk meraup dukungan. Salah satunya, lewat blow up hasil survei terbaru. Tujuannya untuk menarik pemilih yang belum menentukan pilihan.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin, Rahmat Muhammad mengatakan, hasil survei calon kepala daerah menjadi salah satu indikator mengukur elektabilitas para kandidat. Hasil survei itupun harusnya sejalan dengan data tentang kepercayaan masyarakat, tidak jomplang.
Ia menyinggung, masyarakat Sulsel diminta agar tetap waspada dengan hasil survei abal-abal meskipun informasi tersebut juga penting dalam kontestasi Pemilu. Menurutnya, masyarakat tidak boleh langsung menerima tapi harus konfirmasi hasil tersebut.

“Iya masyarakat juga harus waspada dengan hasil survei, waspada dalam pengertian apakah itu benar ya harus diuji tapi bagaimana masyarakat itu satu informasi,” kata Rahmat beberapa waktu lalu.

Dia menegaskan pentingnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pemilu, agar tidak mudah dipengaruhi oleh survei abal-abal. Sebab, hasil survei itu besar mempengaruhi pilihan masyarakat.

“Hasil survei itu cukup menjadi satu informasi dan alat ukur tapi tidak lantas bahwa itu diyakini, jadi tingkat kepercayaan itu dikembalikan kepada masyarakat,” jelasnya.

“Karena survei ini kan salah satu tujuannya untuk mempengaruhi pemilih terutama yang belum punya pilihan. Jadi tergantung pengguna mau diapakan itu hasil survei, di follow up seperti apa yang pasti dia jadi satu alat bantu,” sambungnya.

Akademisi Unhas ini tak menampik ada sebagian hasil survei yang dilakukan bukan karena murni sesuai dengan elektabilitas tapi karena ada indikasi pesanan politik, sebagai bagian dari strategi.
“Kalau misalnya hasilnya valid atau tidak. Atau Abal-abal atau tidak abal-abal itu dikembalikan kepada masyarakat sebagai user, jadi survei abal-abal itu dikembalikan ke masyarakat karena bisa jadi hasil survei yang bertantangan dengan fakta yang ada di lapangan,” ungkapnya.

Menurutnya, masyakarat selaku pemilih juga harus mencari tahu metode apa yang dilakukan dan tingkat akurasinya sesuai atau tidak. Sehingga tidak menjadi penerima informasi yang pasif.

“Dalam perjalanan metode itu menjustifikasi kelompok atau pribadi tertentu atau tokoh tertentu berarti disitu lah diperlukan konfirmasi dari masyarakat, misalnya elektabilitas dari hasil surveinya tinggi tapi tidak berbanding lurus dengan keinginan atau harapan masyarakat, berarti masyarakat itu perlu cari tahu seperti apa metode yang dilakukan itu,” tandasnya.
Kendati begitu, ia mengatakan tidak semua hasil survei abal-abal. Karena dialkukan semata-mata untuk membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi atas kandidat Pilkada.

“Survei itu kan sebagai metode untuk mengetahui aspirasi dari masyarakat itu sendiri, itu satu metode yang harus dihargai. Jadi sebenarnya survei itu alat bantu masyarakat untuk mengetahui seperti apa yang ada di masyarakat daripadanya menduga-duga tinggi sirkulasinya,” pungkasnya.

Pilwalkot
Seperti pada, Senin 4 November 2024, lalu, Lembaga Suara Rakyat Indonesia (SRI) merilis hasil survei terbarunya untuk Pilwalkot Palopo, dimana paslon nomor 4, Trisal-Akhmad melejit.
Menurut Peneliti SRI, Zubhan meningkatnya popularitas dan elektabilitas pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palopo, Trisal Tahir dan Akhmad Syarifuddin (Trisal-Ome) tidak lepas dari sorotan publik yang muncul akibat kasus pemalsuan ijazah paket C di Pilwalkot Palopo 2024. Kasus ijazah paket C itu menimpa cawali Palopo, Trisal Tahir.

Dalam survei terbaru, Trisal-Ome mencatatkan popularitas yang tinggi, mencapai 31,80 persen.
Di posisi kedua, pasangan Rahmat Masri Bandaso-Andi Tenri Karta (Rahmat-ATK) yang diusung Golkar dan PKS, menempati posisi ketiga dengan dukungan 26,90 persen. Lalu pasangan Farid Kasim Judas-Nurhaeni (FKJ-Nur) yang diusung Partai NasDem, Gelora, Hanura, Perindo, dan PSI, berhasil memperoleh dukungan sebesar 22,00 persen.
Di peringkat terakhir, pasangan Putri Dakka-Haidir Basir yang diusung oleh PDIP, PAN, dan PPP, memperoleh dukungan sebesar 16,10 persen.

Selain itu, survei juga menunjukkan bahwa tercatat 15,20 persen responden masih belum menentukan pilihan atau tidak tahu.

"Perhatian masyarakat terhadap isu ijazah palsu telah menciptakan dampak signifikan terhadap persepsi pemilih. Hal ini menciptakan ruang bagi Trisal-Ome untuk menarik perhatian," kata Zubhan saat paparkan hasil survei Pilwali Palopo di Hotel Hyatt Place Makassar, Senin (4/11/2024).(idr)

  • Bagikan

Exit mobile version