Wow! Bisnis Kain Kafan di TikTok, Netizen: Mengingatkan Hidup Hanya Sementara

  • Bagikan

Tangkapan layar

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ada-ada saja kesempan untuk memasarkan suatu produk demi menarik perhatian pembali.

Seperti yang dilakukan Yoka, asal Bandung. Ia membuktikan lewat bisnisnya yang bernama Kafani.

Diluncurkan pada Maret 2024, Kafani menjual kain kafan baik secara offline di Bandung maupun online melalui Instagram dan TikTok.

Baru-baru ini, Yoka mulai melakukan siaran langsung di TikTok untuk mempromosikan produknya.

Dilihat dalam unggahan akun x @kegblgnunfaedh, seminggu terakhir Yola melakukan lima sesi live dan menuai beragam respons dari netizen.

Sebagian besar menanggapi dengan serius, menunjukkan minat terhadap persiapan pengurusan jenazah.

Namun, ada pula yang memberikan komentar bernuansa humor, menjadikan suasana jualan lebih dinamis.

Yoka melihat peluang besar di tengah respons tersebut, menunjukkan bahwa bisnis kain kafan bisa menemukan pasar unik di era digital.

Dalam sesi live, Yoka mampu menghadapi berbagai komentar dengan santai, termasuk yang bernuansa humor gelap.

Komentar seperti dari @yantea85, “Ngakak sih aing, apalagi pas ada komen ‘Bang klo saya co barang belum sampe tapi udh meninggal duluan gimana?’ Si Abang santuy jawab: ‘Di-keep aja, kan yang meninggal bukan cuma kamu, orang rumah pasti bakal meninggal juga’, menjadi salah satu momen yang paling mencuri perhatian.

Di balik candaan tersebut, banyak juga netizen yang melihat sisi positifnya.

“Semoga dengan usaha ini bisa mengingatkan kita bahwa hidup hanya sementara, dan kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah,” tulis @lvcookisncream.

Netizen lain, @ntldbr, mengapresiasi konsep bisnisnya. “Dari marketing yang langsung menyediakan pemakainya sampai ide produknya keren banget. Mana hostnya lucu lagi. Lumayan, selain mengingatkan kematian, juga jadi hiburan.”

Tak sedikit pula yang mengakui kesederhanaan pesan moral di balik bisnis ini.

Seperti yang dituturkan @wahyujo123, “Pengen ketawa tapi bener… semahal apapun baju yang dipake sekarang… endingnya buat kaum muslim ya cuma dipakein kain begituan aja.”

Dengan kombinasi humor dan kesadaran akan kematian, Yoka berhasil menghadirkan bisnis yang bukan hanya berjualan, tetapi juga mengajak penontonnya untuk merenung. (fjr/pp)

  • Bagikan