LP2M UNM Gagas Pembuatan Eco Bag dari Kain Blacu di Marioriawa Kabupaten Soppeng

  • Bagikan

Suasana pelatihan pembuatan ECO bag dari kain blacu di Kelurahan Kaca Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- Sebuah inisiatif pemberdayaan yang melibatkan remaja putri di Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, berhasil meningkatkan kreativitas dan kesadaran lingkungan mereka melalui pembuatan eco bag dari kain blacu.

Program yang diadakan oleh komunitas lokal ini bertujuan untuk memanfaatkan kain blacu sebagai bahan dasar pembuatan tas ramah lingkungan, sekaligus mengedukasi peserta mengenai pentingnya mengurangi penggunaan plastik.

Sebanyak 10 remaja putri di Kecamatan Marioriawa terlibat dalam pelatihan pembuatan eco bag, yang diadakan pada bulan Agustus 2024 lalu.

Para peserta diajarkan teknik dasar menjahit dan mendesain tas dengan memanfaatkan kain blacu yang dikenal ramah lingkungan dan mudah didapatkan.

Selain memberikan keterampilan baru, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan, dengan mendorong mereka untuk mengurangi ketergantungan pada kantong plastik yang merusak alam.

Program yang digagas oleh Kelompok Pengabdi LP2M UNM bertujuan untuk memberikan keterampilan baru kepada remaja putri sekaligus mendorong mereka untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan.

Dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal seperti kain blacu, para remaja diajarkan cara membuat tas belanja ramah lingkungan yang dapat menjadi alternatif pengganti plastik.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UNM Prof. Dr. Ir. H. Bakhrani A. Rauf, MT., IPU, sekaligus penandatangan Memorandum Of Agreement (MoA) sebagai bentuk kerjasama antara LP2M UNM dengan Pemerintah Kelurahan Kaca Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.

Kegiatan ini diketuai oleh Dr. St. Aisyah, M.Pd dengan Anggota Dra.Kurniati, M.Si dan Dra. Asiani Abu, M.Pd yang dibantu oleh beberapa Mahasiswa PKK FT UNM guna memperlancar kegiatan pelatihan.

Menurut Ketua Pelaksana Kegiatan, Sitti Aisyah Hading, tujuan dari kegiatan ini bukan hanya untuk mengajarkan keterampilan praktis, tetapi juga untuk membangun kesadaran di kalangan remaja tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup.

"Dengan membuat eco bag dari kain blacu, para remaja tidak hanya belajar membuat produk yang fungsional, tetapi juga diberi pemahaman tentang bagaimana memilih bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan," ujar Aisyah.

Salah satu peserta, mengungkapkan rasa bangganya setelah berhasil membuat eco bag pertama kalinya. "Saya senang sekali bisa belajar membuat tas ini. Selain bisa dipakai sendiri, saya juga bisa menjualnya dan menggunakan hasilnya untuk membantu keluarga. Ini juga membuat saya lebih peduli pada lingkungan, karena saya tidak lagi menggunakan kantong plastik," ujarnya dengan antusias.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat, terutama para orang tua yang melihat manfaat langsung dari pelatihan ini.

Para remaja putri yang terlibat tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga mendapat pemahaman lebih dalam tentang pentingnya keberlanjutan dan pengurangan sampah plastik.

Kain blacu yang digunakan dalam pembuatan eco bag dikenal sebagai bahan yang tahan lama, mudah didapat, dan dapat didaur ulang.

Selain meningkatkan kreativitas dan keterampilan menjahit, kegiatan ini juga membuka peluang ekonomi bagi para remaja putri.

Eco bag yang dihasilkan dapat dipasarkan di pasar lokal atau digunakan dalam kegiatan promosi lingkungan.

Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah daerah Kabupaten Soppeng untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup.

Ke depan, diharapkan kegiatan serupa dapat diperluas dan melibatkan lebih banyak remaja, serta menjadi model pemberdayaan masyarakat yang mengintegrasikan aspek keterampilan, ekonomi, dan lingkungan.

Dengan keberhasilan ini, pembuatan eco bag dari kain blacu tidak hanya menjadi sarana untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas remaja putri, tetapi juga langkah nyata dalam mengurangi dampak negatif penggunaan plastik sekali pakai.

''Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi lebih banyak remaja untuk terlibat dalam gerakan pelestarian lingkungan melalui cara-cara yang inovatif dan bermanfaat,'' pungkasnya. (*/Uce)

  • Bagikan

Exit mobile version