- Debat Kedua Pilgub Sulsel
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat publik kedua calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan dengan melibatkan tujuh panelis yang berasal dari berbagai latar belakang profesi.
Debat pamungkas atau pada debat kedua yang digelar pada Ahad (10/11/2024) siang, KPU Sulsel mengambil tema "Ekonomi, Infrastruktur dan Tata Kelola Sumber Daya Alam". Dalam debat tersebut, salah satu yang dibahas mengenai permasalahan bencana banjir dan infrastruktur di Luwu Raya.
Danny Pomanto "membanggakan" capaian selama memimpin Kota Makassar, sedangkan Sudirman Sulaiman "bernostalgia" dengan hasil yang dituai saat menjadi wakil dan gubernur di daerah ini.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Profesor Sukri Tamma mengatakan kedua kandidat berusaha menunjukkan pemahaman mendalam terhadap isu-isu yang diangkat dalam debat. Danny Pomanto, kata dia, cenderung fokus pada pengalaman dan pencapaiannya di Makassar sebagai acuan untuk perbaikan di Sulsel.
“Danny selalu mencoba menonjolkan apa yang sudah dilakukan di Makassar dan mengklaim keberhasilan itu sebagai cerminan dari apa yang bisa dilakukan di tingkat provinsi nantinya,” ujar Sukri.
Adapun Sudirman, kata Sukri, lebih banyak mengkonfirmasi pencapaian-pencapaian Danny Pomanto di Makassar, yang dipandang sebagai representasi lokal. Menurut dia, Sudirman berusaha menyampaikan bahwa pencapaian Danny Pomanto di Makassar belum tentu dapat diterapkan dengan skala yang sama untuk Sulsel.
"Jadi saya melihat mereka mencoba menunjukkan keberhasilan mereka di level dan ruangnya masing-masing. Danny coba menunjukkan apa yang didapatkan, kemudian pengalaman yang dia punya. Sementara Sudirman karena memang wewenangnya tidak banyak langsung mengeksekusi aspek teknis maka yang dilihat adalah bagaimana kemudian, misalnya, kebijakan memberikan bantuan dan seterusnya yang diserahkan pada kabupaten kota atau masyarakat untuk berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten kota," kata Sukri.
Di sisi lain, disebutkan Sudirman juga sempat disoroti oleh Danny Pomanto terkait beberapa kasus pertambangan di Sulsel yang dikaitkan dengan bencana banjir di beberapa daerah, termasuk wilayah Luwu Raya, sebagai bukti adanya masalah lingkungan yang perlu perhatian serius.
"Misalnya Danny selalu bilang itu bisa kalau diserahkan ke Makassar dan seterusnya, itu artinya menunjukkan kalau saya bisa kerjakan. Kemudian Danny selalu bilang di Makassar begini dan tungguma. Sementara pak Andi Sudirman karena itu lebih banyak aspek koordinasi sifatnya karena perwakilan pemerintah pusat maka kemudian yang ditunjukkan adalah apa yang dilakukan dan bagaimana dia mencoba mendekati kebijakan-kebijakan pemerintah daerah," bebernya.
Dalam panggung debat, Danny Pomanto juga disebut sempat mencoba menyerap aspirasi masyarakat dengan klaim telah mengunjungi 300 titik di Sulsel, termasuk wilayah-wilayah terpencil di wilayah Luwu Raya. Hal ini disebut seakan ingin menunjukkan bahwa ia memahami kondisi lapangan atau masyarakat Sulsel dengan lebih baik.
Sebaliknya, Sudirman juga dinilai berargumen bahwa meskipun dirinya berada di level provinsi, ia tetap memperhatikan pembangunan di wilayah-wilayah Sulsel dengan mengalokasikan anggaran dan menciptakan akses jalan yang belum sepenuhnya terealisasi, namun menunjukkan adanya usaha perbaikan infrastruktur.
Salah satu wilayah yang sempat disinggung mengenai infrastrukturnya adalah wilayah Kabupaten Luwu Utara. Di mana ada wilayah Seko, Rampi, dan Rongkong yang sampai saat ini disebut akses jalannya masih rusak.
Dalam konteks ini, Danny Pomanto yang baru saja berkunjung ke wilayah tersebut dinilai dalam panggung debat ingin menegaskan bahwa dirinya memiliki solusi untuk menangani persoalan yang belum sepenuhnya terselesaikan oleh pemerintah provinsi atau selama Andi Sudirman menjabat.
"Tadi juga Seko, Rongkong dan Rampi, saya kira itu juga selalu disebutkan. Danny selalu menyebut wilayah itu dan saya kira dia ingin menunjukkan bahwa di sana masih ada masalah dan Danny sudah sampai di sana tahu masalah dan tahu apa yang dilakukan. Tapi Sudirman juga menepis kalau sejauh ini sudah mengalokasikan anggaran kemudian mencoba membuat akses ke sana yang memang belum selesai sampai saat ini tapi paling tidak ada yang sudah dilakukan," imbuh Sukri.
Sementara itu dalam debat tersebut, pasangan Danny Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) mendapat kesempatan kedua memaparkan visi misinya pada debat Pilgub Sulsel 2024. Danny bercerita membangun ekonomi Sulsel dengan mengibaratkan sebuah masakan yang membutuhkan bahan baku, bumbu, dan wadahnya.
Danny mengatakan paslon DIA akan membangun Sulsel dengan mengusung 9 anatomi. Pertama membangun kawasan pesisir barat, yakni dari Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep, dan Makassar.
Kemudian kedua adalah kawasan pesisir selatan, mulai dari Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar, dan Sinjai. Begitupun dengan kawasan Teluk Bone yang dimulai dari Sinjai, Bone, Wajo, Luwu, Palopo, Luwu Utara dan Luwu Timur.
"Dilengkapi dengan kawasan keempat pembangunan pulau-pulau, 315 pulau kita," ujar dia.
Danny melanjutkan, kemudian masuk ke darat di sabuk pegunungan Lompobattang dan Bawakaraeng yang ada di Gowa, Jeneponto, Bantaeng, Sinjai, dan Bulukumba. Kemudian sabuk pegunungan Bulusaraung, ada di Soppeng, Pangkep, dan Maros.
Selanjutnya sabuk pegunungan Latimojong di Luwu. Kemudian pegunungan Verbeek yang terletak di Toraja, Toraja Utara, dan Luwu Utara.
"Kita sempurnakan dengan kawasan kesembilan yang kita namakan kawasan subur Walanae, di situ ada Danau Tempe dan Danau Sidenreng," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum (Ketum) Badan Pengurus Pusat Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (BPP Gapensi) periode 2024-2029 Andi Rukman Nurdin sangat berharap apa yang disampaikan oleh kedua kandidat bisa membawa perubahan Sulsel.
Selain itu, kata dia. Terkait keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia, topik soal ekonomi dibahas di Debat Pilgub Sulsel, sejalan dengan rancangan Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto meyakini Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan mencapai 8 persen per tahun.
"Kita ingin Sulsel menjadi penyokong dalam rangka pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan oleh Bapak Prabowo dan Gibran," tuturnya.
Selain itu, kata dia. Juga di bidang infrastruktur, kami berharap infrastruktur Sulsel tidak boleh berhenti. Harus berjalan terus, baik itu infrastruktur untuk dunia pendidikan, untuk kesehatan, parawisata.
Dan terutama juga tentang konektivitas di daerah dalam rangka memberikan pertumbuhan-pertumbuhan ekonomi dengan memacu beberapa komoditi unggulan Sulsel.
Sulawesi Selatan adalah salah satu daerah yang tumbuh per kapitanya karena memang orientasinya ekspor.
"Bawang kita, beras, cabe, segala macamnya. Dan itu bisa kita lakukan dengan pemerintahan yang baik. Saya menyimak debat tadi cukup berkualitas, mudah-mudahan sebisa mungkin taro ada taro Gau, Apa yang diucapkan itu yang dilakukan," terangnya
"Jangan orang lain yang datang membangun daerah kita tapi kita-kita yang ada di Selatan diberikan ruang diberikan jalan untuk berkontribusi memacu pertumbuhan ekonomi. Saya punya keyakinan memang negara kita belum pernah mencapai angka 8% tetapi kalau seluruh sektor-sektor komoditi ini baik nikel dan sumber daya alam yang lain kalau dikelola dengan baik tidak mustahil untuk pertumbuhan itu kita capai," tukasnya. (idr)