Waspada! Skincare Abal-abal Mengandung Merkuri

  • Bagikan
dr Nurmaeni Muslimin SpKK MKes (Owner St Madyang Skin Klinik Health dan Beauty)

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, SALOBULO-- Skincare merupakan serangkaian produk yang digunakan untuk memperbaiki atau menjaga kesehatan kulit. Namun, tak jarang banyak orang yang menginginkan skincare yang dapat memutihkan dan menghasilkan perubahan secara cepat.

Penyembuhan atau perubahan yang terjadi di kulit pada dasarnya bersifat bertahap. Namun, jika kamu menemukan skincare yang dapat memutihkan kulit dalam waktu cepat, kamu harus waspada ya. Pasalnya saat ini banyak skincare mengandung bahan berbahaya yang beredar di pasaran.

Merkuri sering kali disalahgunakan sebagai bahan untuk produk pemutih wajah. Meski bisa mencerahkan kulit dalam waktu singkat, kandungan merkuri dalam produk kecantikan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

Merkuri merupakan salah satu bahan kimia yang terkadang digunakan dalam sabun dan krim pemutih kulit. Tidak hanya itu, beberapa produk kosmetik, seperti maskara dan pembersih riasan mata, juga kerap menggunakan merkuri sebagai bahan pengawet dalam produknya.

dr Nurmaeni Muslimin SpKK MKes mengatakan, merkuri bisa memutihkan tubuh karena menghambat pembentukan pigmen melanin yang membuat pembentukan warna kulit terhambat. Sehingga kulit dapat putih dalam waktu singkat.

Owner klinik kecantikan St Madyang Skin Klinik Health dan Beauty di Jl. Andi Kambo Palopo ini mengaku prihatin mendapati banyak pasien yang berkunjung ke kliniknya di ST. Madyang Scin Clinik Palopo dengan keluhan yang sama.

Yakni mereka memakai skincare abal-abal yang banyak beredar di pasaran. Dengan iming-iming harga murah serta proses yang cepat. Padahal sebenarnya sangat berbahaya bagi kulit.

''Merkuri juga bersifat korosif, sehingga penggunaannya bisa membuat lapisan kulit menjadi tipis. Bahkan, tidak hanya berdampak pada kulit, paparan merkuri yang tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan dan sistem saraf,'' jelas dokter yang bertugas di Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum (RSU) St Madyang Palopo ini.

Untuk melihat skincaremu mengandung merkuri atau tidak, sebut dr Meni sapaan akrabnya, kalian bisa melihat ciri-cirinya yakni pertama warnanya yang mencolok.

''Warna skincare yang mengandung merkuri biasanya terlihat memiliki warna kuat. Hal ini karena pewarna yang digunakan tidak menggunakan pewarna kosmetik, melainkan pewarna tekstil. Skincare bermerkuri biasanya berwarna abu-abu, krem atau bahkan warna mengkilat dan mencolok,'' tuturnya.

Kedua, baunya menyengat. dr Meni menjelaskan, bau menyengat pada skincare perlu diwaspadai ya. Biasanya bau menyengat pada skincare tercium seperti logam atau parfum yang kuat, lantaran untuk menutupi bau logam tersebut.

Ketiga, lengket. Skincare bermerkuri biasanya memiliki tekstur yang sangat lengket dan tidak seperti skincare pada umumnya. Keempat, memberikan sensasi perih ketika diaplikasikan.

''Sensasi perih yang dialami kulit pada dasarnya adalah alarm bahwa kulit iritasi dan tidak cocok dengan kandungan tersebut. Hal ini jika terus dilakukan akan menimbulkan masalah yang serius di kemudian hari, seperti kulit lebih tipis dan sensitif. Misalnya ketika terpapar sinar matahari, kulit memberikan reaksi berlebihan seperti kemerahan dan gatal-gatal,'' paparnya.

Dan kelima, tidak BPOM. Kosmetik yang tidak BPOM dipastikan kosmetik tersebut terdapat bahan berbahaya di dalamnya. Karena produk yang berbahaya untuk tubuh tidak boleh diedarkan.

''Jadi, cek terlebih dahulu apakah skincaremu sudah terdaftar BPOM atau belum sebelum digunakan. Untuk itu, kamu harus lebih waspada dan memperhatikan betul skincare yang akan kamu gunakan sehari-hari ya. Pastikan skincare kamu sudah terdaftar BPOM dan tidak mengandung bahan yang berbahaya seperti merkuri,'' imbaunya.

dr Meni menambahkan, selain itu, merkuri juga berisiko mengganggu fungsi berbagai organ tubuh, seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hingga sistem kekebalan tubuh. Ini karena masuknya merkuri ke dalam tubuh bisa menyebabkan keracunan merkuri dengan gejala meliputi insomnia, fungsi kognitif dan daya ingat menurun, tremor, perubahan emosi, gangguan sensorik, termasuk gangguan penglihatan, pendengaran, dan bicara.

Selain itu juga, penurunan kemampuan indra perasa, penurunan fungsi koordinasi tubuh, mati rasa dan kesemutan di tangan, kaki, atau sekitar mulut.

''Penggunaan merkuri pada produk pemutih kulit juga bersifat karsinogenik atau memicu kanker. Oleh karena itu, tidak heran jika penggunaan merkuri juga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kanker kulit. Selain berdampak pada orang dewasa, bayi dan anak juga tidak luput dari risiko terpapar merkuri dan efek sampingnya. Saat orang tua memakai produk berbahan merkuri lalu bersentuhan dengan anak, merkuri bisa saja menempel pada tangannya dan tertelan saat anak mengisap jarinya,'' sebutnya. (rhm)

  • Bagikan