Seto Terharu Atas Dukungan Keluarga Besar Toraja

  • Bagikan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Andi Seto Gadhista Asapa tak kuasa menahan haru. Suaranya sontak terhenti, matanya berkaca-kaca. Bayangan kesetiaan rumpun keluarga dan sahabat yang selalu memberikan dukungan terbentang di hadapannya. Banyak di antara mereka tak ia kenal secara pribadi.

Dukungan dan kesetiaan itu ia rasakan setiap berkampanye di banyak tempat. Mereka bergerak, baik sendiri-sendiri maupun berkelompok untuk memenangkan pasangan Seto-Rezki dalam Pemilihan Wali Kota Makassar. “Setiap berkampanye, selalu ada yang ada menghampiri dan memberi tahu aktivitas mereka tanpa saya ketahui,” ucapnya saat bertemu tak kurang dari seribu warga Kampung Rama, Jumat malam (22/11/2024).

Kampung Rama di Kecamatan Panakkukang, Makassar, umumnya dihuni masyarakat dari Tana Toraja. Rama diartikan dengan Rantepao-Makale, dua ibu kota di kabupaten di Tana Toraja. Seto punya darah keturunan Taraja. Ibunya, dr Felicitas Tallulembang, berasal dari kabupaten ini. Ayahnya, almarhum Andi Rudiyanto Asapa, seorang pengacara terkenal era tahun 1990-an di Makassar, berasal dari Sinjai.

Rudiyanto sepuluh tahun pemimpin Sinjai. Seperti Rudiyanto, Seto lima tahun menjabat bupati di kabupaten ini selama satu periode. Dia sebenarnya masih bisa maju dalam pemilihan bupati tahun 2024, tapi Seto akhirnya melangkah maju dalam pemilihan Wali Kota Makassar berpasangan dengan Rezki Mulfiati Lutfi. Dia memang lahir dan besar di kota ini sebelum melanjutkan pendidikan di Universitas Trisakti Jakarta dan meneruskan program S2 di Universitas Meulbone, Australia.

Di hadapan ratusan warga Kampung Rama, Seto mengisahkan alasannya mengikuti pemilihan wali kota di Makassar, meski sebagai petahana peluangnya terpilih kembali di Sinjai lebih besar. Dia menyatakan putusan itu didasari atas perintah dari partai tempatnya berkiprah, Partai Gerindra. Partai Gerindra diketuai Presiden RI saat ini, Prabowo Subianto.

“Saya sempat merenung, mempertimbangkan perintah partai. Setelah berkonsultasi dengan keluarga, termasuk rumpun keluarga Toraja, mereka membesarkan hati sehingga saya memutuskan menjadi calon wali kota di Makassar,” dia menuturkan. Kebesaran hati itu hingga ia memutuskan maju dalam pemilihan wali kota di Makassar.

Lima tahun menjabat bupati di Sinjai, Seto banyak memberi arti pada pembangunan daerah dan sumber daya manusia. Sejumlah infrastruktur dibangun, pendidikan tidak hanya digratiskan, tetapi peserta didik baru jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) diberi perlengkapan sekolah, dari topi hingga sepatu. Pembinaan SD dan SMP kewenangan pemerintah kabupaten dan kota, Sekolah Menengah Atas (SMA) kewenangan pemerintah provinsi.

Hal serupa diterapkan dalam pelayan kesehatan. Warga tidak mampu dijamin dalam kepesertaan BPJS Kesehatan. Masyarakat yang menderita penyakit dan membutuhkan perawatan rujukan di Makassar, disediakan Rumah Singgah di Makassar. Selama menjalani pengobatan, pasien dan keluarga menempati Rumah Singgah didampingi petugas dari Dinas Kesehatan.

Pola semacam itu akan ia terapkan bila diberi amanah memimpin Kota Makassar. Kepada warga Kampung Rama, Seto menyatakan apa yang dilakukan di Sinjai akan ditingkatkan lagi bila diberi kepercayaan menjadi wali kota.

Di antara empat calon wali kota dan wakil wali kota, pasangan Seto-Rezki yang berpengalaman pemimpin pemerintahan. “Alhamdulillah, saya bersama Ibu Rezki sudah berpengalaman di pemerintahan. Saya lima tahun menjabat bupati, Rezki dua periode menjadi anggota DPRD Sulsel,” ujarnya.

Ibu Seto, dr Felicitas Tallulembang yang hadir dalam pertemuan itu juga mengisahkan latar belakang keluarganya. Dia menyebut diri berdarah asli Toraja, suaminya Andi Rudiyanto berasal dari Sinjai. Keberagam dan saling menghargai sudah menjadi bagian tak terpisahkan di keluarganya. “Seto sekolah SD dan SMP Frater, lanjut di SMA Rajawali Makassar,” ucapnya.

Dia lalu mengisahkan kiprah dan peran Rudiyanto saat menjadi pengacara di Makassar. Rudiyanto, kata dia, banyak membela kepentingan masyarakat, tidak terkecuali masyarakat kurang mampu. “Pak Rudi selalu membela kepentingan masyarakat,” tutur dr Sita, sapaan akrab Felicitas. “Dia tidak tinggal diam bila ada kaum minoritas yang dirasakan teraniaya.”

Seakan mewarisi sikap ayahnya, Andi Seto pun peduli dengan kepentingan masyarakat marginal. Nuraninya mudah tersentuh. Nurani itu pula yang ia merasakan terharu saat keluarga, sahabat, dan relawan yang tanpa pamrih memberikan dukungan kepadanya dalam pemilihan wali kota. “Kurresumange (terima kasih) atas kerelaan semuanya,” dia berucap sambil terbata-bata dalam rasa haru yang mendalam. (*/Uce)

  • Bagikan