PROGRAM KOSABANGSA 2024: MENINGKATKAN NILAI TAMBAH KAKAO MELALUI PELATIHAN DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN BIJI KAKAO

  • Bagikan

Tete Uri – Dalam upaya mendukung pemberdayaan petani kakao, Program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) kembali hadir di Desa Tete Uri, Kecamatan Sabbang Selatan, Kabupaten Luwu Utara. Dengan tema "Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Biji Kakao," kunjungan keempat ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan keterampilan kepada petani dalam mengolah biji kakao menjadi produk bernilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini menghadirkan Ibu Paradillah Ilyas Mattola, SP., M.Si., seorang ahli di bidang teknologi pengolahan hasil pertanian dari Universitas Andi Djemma, sebagai pemateri utama. Pelatihan ini dipimpin oleh Ketua Tim Pelaksana, Dr. Ir. Sukriming Sapareng, SP., MP., IPM, dengan dukungan tim anggota, Dr. Taruna S Arham, SP., M.Si, Ibu Erwina, SE., M.Si, Dr. Ir. Akmal, SP., MP dan Wahyu Ramadhan Gusti, S.Pd., M.Pd Sebagai bagian dari program Kosabangsa, kegiatan ini juga melibatkan Tim PT Pendamping dari Universitas Negeri Makassar (UNM), yang diketuai oleh Putri Ida Sunaryathy Samad, S.T., M.Si., Ph.D., bersama anggota tim, yaitu Dr. Ir. H. Faizal Amir, M.Pd., dan Dr. Haruna, S.Pd., M.Pd. Hadir pula Kepala Desa Tete Uri, Bpk. Tamrin, SH., serta dua kelompok tani mitra sasaran, yaitu Kelompok Tani Ponjing Sabbara, dipimpin oleh Andi Syarifuddin dan Kelompok Tani Bunga Coklat, dipimpin oleh H. Mustamin.
Pentingnya Diversifikasi Produk Olahan Kakao
Dalam sambutannya, Dr. Ir. Sukriming Sapareng, SP., MP., IPM menekankan pentingnya diversifikasi produk olahan kakao sebagai strategi untuk meningkatkan nilai tambah produk kakao lokal. “Selama ini, mayoritas petani hanya menjual biji kakao mentah, sehingga nilai ekonomi yang diterima sangat terbatas. Melalui diversifikasi produk olahan, seperti cokelat pasta, bubuk kakao dan permen kakao, petani dapat meningkatkan pendapatan sekaligus memperluas pasar,” ujar Dr. Sukriming.
Hari pertama pelatihan dimulai dengan sesi teori yang dibawakan oleh Ibu Paradillah Ilyas Mattola, SP., M.Si.. Dalam paparannya, ia menjelaskan berbagai peluang yang dapat digali dari diversifikasi produk olahan kakao. Beberapa produk yang potensial dikembangkan meliputi, pasta kakao dan bubuk kakao sebagai bahan dasar untuk minuman cokelat atau kue, serta permen kakao sebagai produk inovatif dengan pasar yang luas, terutama untuk segmen anak-anak. “Pengolahan biji kakao menjadi produk turunan tidak hanya menambah nilai jual, tetapi juga membuka peluang untuk memanfaatkan limbah kakao, seperti cangkang, sebagai bahan bakar atau kompos,” jelas Paradillah. Para peserta juga diberi penjelasan tentang pentingnya menjaga kualitas biji kakao, mulai dari proses fermentasi hingga pengeringan, sebagai tahap awal dalam menghasilkan produk olahan berkualitas tinggi.
Hari kedua menjadi puncak kegiatan, di mana peserta diajak untuk langsung mempraktikkan proses pengolahan biji kakao menjadi beberapa produk olahan. Dipandu oleh tim pelatih, peserta mencoba membuat bubuk kakao dan pasta kakao yaitu proses penghalusan biji kakao hingga menjadi bubuk halus untuk bahan minuman serta pasta coklat. Peserta juga membuat permen kakao yaitu teknik mencetak dan membentuk permen kakao menggunakan alat sederhana. Kegiatan ini berlangsung di Balai Desa Tete Uri, yang telah dilengkapi dengan peralatan dasar untuk pengolahan kakao. Setiap kelompok tani diberi kesempatan untuk mencoba sendiri setiap tahap pengolahan, dengan bimbingan langsung dari pemateri dan tim pelatih.
Para peserta sangat antusias mengikuti setiap sesi. Ketua Kelompok Tani Ponjing Sabbara, Andi Syarifuddin, menyampaikan rasa terima kasihnya atas pelatihan ini. “Kami selama ini hanya fokus menjual biji kakao mentah. Melalui pelatihan ini, kami jadi paham bagaimana mengolah kakao menjadi produk bernilai tambah. Semoga pelatihan seperti ini terus dilakukan agar kami semakin mandiri,” ujarnya. Hal senada disampaikan oleh H. Mustamin, Ketua Kelompok Tani Bunga Coklat. Ia menambahkan bahwa pelatihan ini membuka peluang baru bagi kelompok tani untuk menjajaki pasar produk olahan kakao di tingkat lokal maupun nasional.
Komitmen Kosabangsa: Pengabdian Tanpa Batas
Program Kosabangsa berkomitmen untuk terus mendukung petani melalui inovasi teknologi dan pelatihan yang relevan. Putri Ida Sunaryathy Samad, S.T., M.Si., Ph.D., Ketua Tim Pendamping dari UNM, menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi yang terjalin antara Unanda dan UNM. “Kolaborasi ini adalah wujud nyata dari semangat pengabdian tanpa batas. Kami berharap hasil dari pelatihan ini dapat memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan petani kakao di Desa Tete Uri,” ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, Tim Kosabangsa berencana untuk melakukan pendampingan lebih lanjut, termasuk dalam hal pengemasan produk, branding, dan strategi pemasaran. Petani juga didorong untuk membentuk kelompok usaha bersama (KUB) yang fokus pada produksi dan pemasaran produk olahan kakao. Dengan semangat “Pengabdian Tanpa Batas,” Program Kosabangsa 2024 terus menjadi katalisator perubahan di masyarakat pedesaan, khususnya bagi petani kakao di Desa Tete Uri. Diharapkan, diversifikasi produk olahan kakao dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang berkelanjutan.(rls)

  • Bagikan