Mobil Dinas Mantan Kepala Perpustakaan UIN Disita Polisi, Ternyata Digunakan Angkut Uang Palsu

  • Bagikan

Mobil Dinas mantan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Dr Andi Ibrahim. (Foto: Muhsin/Fajar)

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, GOWA-- Satu per satu kasus pabrik uang palsu di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terkuak.

Itu setelah Satreskrim Polres Gowa terus melakukan pengembangan.

Terbaru adalah, pihak Kepolisian melakukan penyitaan terhadap mobil dinas mantan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Dr Andi Ibrahim.

Pada Sabtu (21/12/2024), mobil dinas dengan nomor polisi DD 1904 RW itu terparkir di halaman Mapolres Gowa dan telah dipasangi garis polisi.

"Barang bukti mobil itu adalah milik AI (Andi Ibrahim). Pihak kampus menyerahkannya kepada kami sebagai bentuk dukungan dalam pengungkapan kasus ini," ujar Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak kepada awak media.

Dibeberkan, bahwa mobil dinas tersebut ternyata disalahgunakan oleh tersangka Andi Ibrahim untuk kegiatan ilegal. Tidak memiliki kaitan dengan pekerjaannya sebagai Kepala Perpustakaan.

"Itu adalah mobil dinas yang digunakan AI sebagai oknum untuk mengangkut material produksi uang palsu," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, penemuan pabrik uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terus menjadi sorotan publik.

Modus yang terorganisir dan ternyata melibatkan 17 tersangka ini diduga telah mencetak uang palsu dalam jumlah besar, bahkan mencapai nilai triliunan rupiah.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan menyatakan, pengungkapan ini bermula dari laporan masyarakat di Kecamatan Palangga, Kabupaten Gowa.

Warga melaporkan adanya peredaran uang palsu yang mencurigakan. Laporan tersebut segera ditindaklanjuti oleh Polsek Palangga, yang kemudian mengarah ke penyelidikan lebih lanjut oleh Polres Gowa.

"Satreskrim langsung bergerak untuk melakukan penyelidikan tempatnya di Jalan Pelita Lambengi Kelurahan Bontoala, Kecamatan Pallangga, kabupaten Gowa," ujar Yudhi saat menggelar ekspose di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024).

Modus yang digunakan para pelaku terbilang licik. Dalam transaksi jual beli, mereka menawarkan skema satu asli dua palsu kepada para pembeli.

"Begitu tim bergerak didapatkan saudara M yang telah melakukan transaksi dengan saudara AI untuk melakukan jual beli uang palsu. Uang palsu ini perbandingannya satu banding dua, jadi satu asli dua uang palsu," tukasnya.

Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa tersangka AI berperan sebagai sentral dalam jaringan ini, bersama sejumlah tersangka lainnya, termasuk ASS dan S.

"Jadi mereka dibelakang 17 orang ini petanya berbeda tapi peran sentranya ada dari saudara AI kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS , ada juga yang DPO," sebutnya.

Polisi juga tengah memburu beberapa tersangka lain yang masuk daftar pencarian orang (DPO).

"DPO ini akan kita tangkap juga dan akan tuntas nanti kita periksa," lanjutnya.

Orang nomor satu di Mapolda Sulsel ini menyebutkan, penggerebekan di dua lokasi menghasilkan temuan barang bukti yang luar biasa banyak.

"Barang bukti cukup banyak termasuk hasil penjualan juga jadi tentu saja kalau sudah hasilnya akan kita terapkan dengan TPPU juga, terhadap tersangka utama," terangnya. (fajar)

  • Bagikan

Exit mobile version