PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Uang palsu yang dicetak di kampus UIN Alauddin Makassar, kini sudah beredar di Luwu Raya. Salah satunya, warga Palopo dihebohkan dengan sebuah postingan vidio di media sosial, terkait uang palsu (upal) yang duga telah beredar di Kota Palopo.
Dalam video durasi 48 detik yang direkam oleh seorang perempuan dengan nada menghimbau agar berhati- hati karena, telah ditemukan Upal beredar di Kota Palopo.
"Ya Allah gemetar ka'. Astaga ada betul mi uang palsu di Palopo beredar. Arisanki setor tunai, jadi hati- hati ki'. Hati-hati ki' di Palopo ini, di Palopo ini," ucap perempuan dalam vidio tersebut dengan dialek Palopo.
Dari video tersebut, perempuan mengatakan kalau ciri uang palsu yang ia jumpai dimana sisi ujungnya terkelupas. Bahkan bahan pembuatan uang palsu tersebut tidak mudah robek, bukan dari kertas biasa.
Menindaklanjuti video yang sedang viral tersebut, Kapolres Palopo, AKBP Safi'i Nafsikin dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim, AKP Sayed Ahmad. A, menyakan telah menurunkan tim untuk lakukan penyelidikan. Termasuk sumber video tersebut sebagai bahan penyelidikan.
"Anggota unit Tipidter sudah saya arahkan untuk selidiki video viral menyebut uang palsu ditemukan di Palopo. Dan kami juga sudah membangun komunikasi dengan pihak perbankan untuk mencegah peredaran upal masuk di Palopo dan juga mengecek jika ada temuan dugaan uang palsu," kata Sayed Ahmad, Sabtu, 21 Desember 2024.
Sembari melakukan penyelidikan, masih kata Sayed Ahmad, kepada warga diimbau agar tetap teliti dan waspada dalam setiap melakukan transaksi uang.
"Langka sederhana yang bisa dilakukan yakni dengan cara diterawang (uang diarahkan ke cahaya) dan akan muncul tanda air (watermark) dan electrotype serta gambar saling isi (rectoverso). Kemudian cara diraba, akan terasa kasar pada bagian- bagian tertentu dan terdapat kode tuna netra (blink code). Jika cara itu dilakukan dan tidak ditemukan ciri-ciri tersebut, maka patut diduga itu uang palsu dan diimbau kepada warga yang menemukan agar segerah melapor ke pihak berwajib untuk segerah ditindaklanjuti," pesannya.
Luwu
Di Kabupaten Luwu, uang palsu juga sudah merambah ke kantor pemerintah. Dimana seorang penagih koran tak menyangka akan menemukan uang palsu saat menerima pembayaran dari staf bagian umum di Sekretariat Pemkab Luwu.
Kejadian ini terjadi pada Jumat (21/12) dan memunculkan dugaan bahwa uang tersebut terkait kasus pemalsuan uang di kampus UIN Alauddin Makassar, yang belakangan ini sedang viral.
Echa, sang penagih koran, menerima pembayaran berupa sejumlah uang pecahan seratus ribu dari staf bagian umum Pemkab Luwu.
Setelah menerima uang itu, ia menyadari ada satu lembar uang yang terlihat berbeda. Uang tersebut lantas diserahkan kepada rekannya, Mita, warga Desa Bassiang Timur, Kabupaten Luwu, untuk digunakan membayar utang.
Namun, beberapa saat kemudian Mita merasa ada yang tidak beres dengan lembaran uang tersebut.
Setelah memeriksa lebih teliti, Mita merasa permukaan uang tersebut terasa aneh, seperti memegang kertas surat kabar. Ia kemudian mengucek pinggirannya, dan uang tersebut mulai terbelah.
Bahkan, sudut lain uang itu juga terbelah menjadi tiga bagian. Mita kemudian memeriksanya lebih lanjut, ketika diterawang, gambar lambang Bank Indonesia (BI) yang seharusnya muncul di uang asli tidak terlihat.
Begitu juga dengan gambar orang berkacamata yang seharusnya ada pada uang pecahan tersebut, hanya tampak gambar seperti alis di tempat yang seharusnya ada gambar wajah. Kepada media, Mita menyatakan bahwa ia langsung merasa yakin jika uang itu palsu.
“Saya kaget waktu memegangnya, karena uang itu teksturnya terasa sangat aneh, seperti kertas biasa, namun sekilas benar-benar seperti asli. Setelah saya cek lebih lanjut, ternyata terbelah, saya seperti tidak bisa bicara karena baru kali ini melihat langsung uang palsu, yang benar-benar seperti asli, ” ujarnya.
Mita mengatakan pernah melihat uang palsu mainan anak, tapi pada uang palsu anak-anak itu tertulis uang palsu.
Konfirmasi lebih lanjut dilakukan kepada Samri Sinong, staf di bagian umum yang menerima pembayaran tersebut. Samri mengungkapkan bahwa uang tersebut diterimanya dari bendahara.
Sementara itu, Kabag Umum Setda Pemkab Luwu, mengatakan bahwa kejadian ini cukup membingungkan.
“Aneh juga karena uang tersebut juga diterima bendahara dari Bank,” ujar Kabag Umum, menyebutkan lebih lanjut mengenai sumber uang yang didapatkan bendahara tersebut.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dalam setiap transaksi, terutama yang melibatkan uang tunai.
Sementara dokter Andi Fadly saat diinformasikan mengenai adanya beredar uang palsu ini di Kabupaten Luwu yang diduga adalah salah satu ciptaan kampus UIN Makassar, Ikut memberi tanggapan.
“Memang salah satu yang tersangka di kasus UIN itu ada berprofesi sebagai pegawai bank jadi kemungkinan bisa sampai ke berbagai bank, ” ungkapnya.(riawan junaid)