PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- Dalam beberapa jam lagi, kita akan memasuki Tahun Baru 2025. Selamat tinggal Tahun 2024. Di Tahun baru ini tentunya banyak hal dan harapan yang ingin diraih.
Selepas perhelatan politik yang cukup menguras energi dan biaya di Tahun 2024, lalu. Mulai dari pemilihan anggota legislatif DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR RI (Senayan), dan DPD RI di Februari 2024. Diteruskan dengan perhelatan pemilihan kepala daerah serentak November 2024, lalu, tentunya banyak hal yang tertinggal dan akan dicapai di Tahun 2025 ini.
Terlebih kepada para Bupati/Wali Kota Terpilih hasil Pilkada Serentak 2024, lalu, tentunya akan menjadi tahun spesial pasca dilantik nantinya.
Seperti diutarakan Wali Kota Palopo Terpilih, Trisal Tahir, mengungkapkan sejumlah harapannya di Tahun Baru 2025. Yakni, semoga tahun 2025 akan lebih baik lagi dan semua program berjalan dengan baik. Perekonomian masyarakat bisa meningkat.
Terlebih lagi nantinya di tahun 2025 juga akan mempersiapkan pelantikan sebagai Wali Kota Palopo Periode 2025-2030, pasca putusan MK.
"Insya Allah semoga tahun baru 2025 ini, Kota Palopo semakin berkembang, maju, dan kesejahteraan masyarakatnya meningkat, aamiin," ucap Trisal yang dikenal dengan taglinenya Palopo Baru, Senin 30 Desember 2024, kemarin.
Lutra
Sementara itu, Bupati Luwu Utara Terpilih Andi Abdullah Rahim berharap di Tahun 2025 tentu memiliki harapan-harapan.
Di antaranya Luwu Utara semakin maju, percepatan pembangunan di segala sektor. Ekonomi semakin baik dan meningkatkan serta situasi sosial keamanan semakin lebih baik.
Andi Rahim juga berharap agar di tahun 2025 ini dengan pemerintah yang baru, agar terjadi sinergitas seluruh pemangku kepentingan dalam menyukseskan program program pemerintah daerah Luwu Utara guna terwujudnya masyarakat yang sejahtera adil dan makmur.
Hal ini sejalan dengan harapan dari Presiden RI, Prabowo Subianto.
Di Tahun 2025, Presiden Prabowo Subianto yakin bahwa Indonesia tak perlu melakukan impor beras pada tahun depan.
Orang nomor satu di Indonesia itu menyebut agar Indonesia dapat berdikari untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Khususnya, komoditas beras.
Berdasarkan rapat terbatas (ratas) bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan lalu terkait pembahasan isu strategis di sektor pangan pada Selasa (26/11/2024), Prabowo menuturkan, terdapat banyak paparan yang menggembirakan mengenai kemampuan pangan, khususnya cadangan stok beras dalam negeri yang melimpah.
“Beras yang ada di gudang kita, saya kira mendekati 2 juta ton dan sangat besar kemungkinan dan keyakinan saya pada 2025 kita tidak akan impor beras lagi. Bahkan, cadangan kita cukup,” ujar Prabowo.
“Langkah kita pada akhir 2024 juga karena dukungan Presiden Jokowi sehingga kita mampu mengatasi tahun ini karena sebelumnya kita hadapi El Nino sekaligus La Nina. Musim kering, tetapi kita mampu menghadapi di tengah suasana geopolitik yang tidak ringan,” kata Prabowo.
Di satu sisi, target swasembada pangan yang sedianya ditargetkan tercapai pada 2028-2029 kini dipercepat menjadi 2027. Untuk mencapai target tersebut, Kemenko Bidang Pangan bersama kementerian yang berkoordinasi di bawahnya telah menyelesaikan neraca komoditas, yang sebelumnya berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Selanjutnya, neraca komoditas tersebut akan dituangkan dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres). Untuk mencapai swasembada pangan, pemerintah juga sepakat untuk melakukan transformasi lembaga terhadap Perum Bulog. Nantinya, Perum Bulog tak lagi di bawah badan usaha milik negara dan akan menjadi badan otonom.
Menurut Zulhas, adanya transformasi dalam tubuh Bulog dapat memudahkan BUMN Pangan itu untuk menyerap hasil pertanian domestik seperti gabah, padi, dan jagung tanpa harus mencari profit. Dalam catatan Bisnis, Prabowo optimistis Indonesia dapat mencapai swasembada pangan pada 4-5 tahun ke depan atau selambat-lambatnya pada 2029. Hal itu disampaikan Prabowo dalam pidato perdana usai dirinya resmi dilantik sebagai Presiden ke-8 RI. Dia menegaskan, target tersebut dibidik guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.(junaidi rasyid)