PDAM Palopo Prioritaskan Kolam Retensi

  • Bagikan
Alfri Jamil. (Wakil Ketua DPRD Palopo)
  • Untuk Mengatasi Krisis Air Baku Perumda-TM dan Banjir

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TOBULUNG-- Krisis air bersih yang kerap dialami Perumda-TM, baik pada musim kemarau maupun penghujan, mendapat perhatian Wakil Ketua DPRD Palopo, Alfri Jamil.

Menurut politisi PDIP ini, Pemkot Palopo mesti memprioritaskan pembangunan kolam retensi. Karena multifungsi untuk kepentingan publik.

''Saya kira perlu Pemkot memprioritaskan kolam retensi. Selain sebagai pencegah banjir, kolam retensi juga bermanfaat sebagai sarana pariwisata air dan sebagai konservasi air, karena mampu meningkatkan cadangan air tanah setempat,'' jelas Alfri yang dimintai tanggapangan melalui pesan WA, Sabtu, 4 Januari 2024 lalu.

Dilansir sebelumnya, Perusahaan Umum Daerah Tirta Mangkaluku (Perumda-TM) kerap dicaci maki oleh pelanggan kalau air ledeng tidak mengalir.

Hal itu disebabkan kondisi air baku makin kritis. Sebagai akibat hutan lindung di Hulu Sungai Latuppa dan Hulu Sungai Bambalu, rusak parah. Bila musim hujan, yang ada bukan lagi air keruh, melainkan lumpur yang tidak bisa dimasukkan di pipa intake.

Masalahnya, hulu sungai tersebut berada di wilayah daerah tetangga sehingga Pemkot Palopo tidak punya kewenangan melakukan reboisasi di hulu. Era Gubernur SYL pernah merencanakan penanganannya melibatkan lintas Pemkab tapi tidak lanjut setelah tidak lagi menjabat Gubernur Sulsel.

Permasalahan ini makin rumit, tatkala sumber air baku tidak bertambah, sementara warga pengguna air bersih terus bertambah dari tahun ke tahun.

Direktur Operasional Perumda-TM, H Hamid SN ST MSi mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan rencana aksi sebagai solusi untuk mengatasi krisis air baku.

Yang paling prioritas adalah pembangunan kolam retensi, yang berfungsi menampung air baku cadangan. Jika banjir dan air baku berlumpur, maka air yang ditampung di kolam retensi itu yang dipakai.

Estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk ketiga plan tersebut, disampaikan Direktur Utama, Ir M Tawakkal MM. Menurutnya, total anggaran penanggulangan krisis air baku yakni Rp80 miliar. Itu untuk pembangunan kolam retensi, pembangunan IPAM baru, dan peremajaan pipa distribusi. (ikh)

  • Bagikan