Peringatan HJL-HPRL 2025 Tanpa Tuan Rumah
PALOPO -- Tidak adanya daerah yang menjadi tuan rumah pelaksanaan event akbar Hari Jadi Luwu (HJL) ke-757 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL) ke-79 tahun 2025, membuat prihatin banyak tokoh Tana Luwu, termasuk Ketua Umum BPP KKLR, H. Arsyad Kasmar.
Di wawancara Palopo Pos, Rabu 8 Januari 2025, kemarin, Ketua Umum BPP KKLR ini mengaku sangat prihatin dan menyayangkan hal ini bisa terjadi.
Ia mengaku persoalan ini perlu dibahas secara serius dengan pelbagai pihak terkait termasuk empat pemerintah daerah di Luwu Raya.
"Wah..ini harus dibahas secara serius, karena hari yang bersejarah bagi masyarakat Wija To Luwu dimanapun berada dan kami coba bicarakan dengan para tokoh-tokoh masyarakat khususnya Wija To Luwu," jelas Arsyad dari balik telephone.
Hal senada juga disampaikan Ketua BPW KKLR Sulsel, Ir. Hasbi Syamsu Ali, kalau kegiatan peringatan HJL-HPRL nantinya akan digelar BPW KKLR Sulsel lewat pelbagai kegiatan yang dipusatkan di Makassar.
"Kita rencana laksanakan beberapa kegiatan peringati HJL-HPRL sekaligus dirangkaikan HUT KKLR di Makasar. Kemungkinan setelah tanggal 23 Januari, estimasi waktunya mungkin tanggal 26 Januari," ungkap Hasbi. Diberitakan sebelumnya, Pemda Kabupaten Kolaka Utara (kolut) "angkat tangan" sebagai tuan rumah HJL-HPRL Tahun 2025.
Pj Sekkot Palopo, Ilham Hamid SE M,Si yang dihubungi Palopo Pos, Selasa 7 Januari 2025.
Sekkot Ilham mengatakan, jika pihaknya baru menerima surat dari Pemkab Kolaka Utara yang menyatakan tidak bersedia menjadi tuan rumah HJL-HPRL 2025. Tentunya hal ini menjadi kabar mengejutkan. Pasalnya, empat daerah di Luwu Raya sepenuhnya mengandalkan Kolut bisa menjadi tuan rumah tahun 2025 ini, tetapi batal.
Untuk itu, kata Sekkot Ilham, empat daerah di Luwu Raya juga tidak menganggarkan di tahun sebelumnya untuk perayaan HJL-HPRL tahun 2025 ini lantaran mengira Kolut akan jadi tuan rumah.
Diketahui, setiap tahunnya empat daerah di Luwu Raya secara bergiliran bergantian menjadi tuan rumah HJL-HPRL. Barulah pada Tahun 2024 lalu, pihak luar yakni Kab. Kolaka Utara mengajukan diri sebagai tuan rumah dan disambut baik semua bupati yang hadir kala itu.
Peringatan HJ-HPRL ini sebagai simbol perjuangan Wija To Luwu mengusir penjajah dari NKRI dan komitmen Wija To Luwu setia kepada NKRI.
Sebagai refleksi perjuangan mulia para leluhur Tana Luwu serta merawat spirit Toddopuli Temmalara dalam bingkai Bunga Waru (yang bermakna; Persatuan dalam keseimbangan dan harmonisasi). Untuk tetap menjaga falsafah; Sipakatau (Saling Menghargai), Sipakainge (Saling Mengingatkan), Sipakalebbi (Saling Menyayangi), Masseddi Siri’ (satu harga diri), Sirui’ menre‘ tessirui no’ (saling mengangkat, tidak saling merendahkan). (idr)