Virus HMPV Sudah Lama di Indonesia, Kenali Gejala dan Penanganannya

  • Bagikan
Ilustrasi: Petugas medis tengah meneliti virus baru Langya Henipavirus (Sky News)

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Human Metapneumovirus (HMPV) sudah lama ada di Indonesia.

Meski dianggap bukan penyakit mematikan, tapi Menteri Kesehatan tetap mengimbau untuk melakukan pencegahan.

“HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Budi, dalam keterangannya.

Merespon hal tersebut, Dokter Penyakit Dalam, dr Andi Khomeini Takdir memberikan beberapa tips mencegah.

“Virus HMPV sudah masuk Indonesia. Anjuran saya di awal tahun 2025 ini tetap sama dengan awal 2020 lalu. Mencegah lebih baik daripada mengobati,” kata dr Andi Khomeini dalam akun X, Selasa, (7/1/2025).

Dia mengimbau untuk mengktifkan thermal scan di semua pelabuhan dan bandara. Kedua, jika merasa kurang enak badan, mending istirahat.

Jika bergejala batuk, pilek, flu gunakan masker. Kalau ragu orang lain cukup terdidik & bertanggung jawab untuk itu, kita yang sedia & siaga masker.

Jangan lupa olahraga ringan dan berjemur kurang lebih 30 menit tiap hari. Tak kalah penting, stop merokok dan perbaiki kualitas udara yang dihirup, baik di dalam maupun di luar ruang.

“Lakukan hal-hal -termasuk konsumsi makan & minum- yang memperbaiki daya tahan tubuh kamu. Semoga sehat selalu,” tandasnya.

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, dr. Nurmila, Sp.PD, M.Kes. (IST)

HMPV kini melonjak di China. Menyebabkan rumah sakit kewalahan menangani pasien dengan gejala mirip flu berat.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran akan potensi penyebaran virus ini ke negara lain, termasuk Indonesia.

"HMPV dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan serius, terutama pada anak-anak dan lansia. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan dan langkah pencegahan untuk mencegah penyebaran virus ini di Indonesia," ujar Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, dr. Nurmila, Sp.PD, M.Kes, melalui keterangannya, Sabtu (4/1/2025).

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Unismuh Makassar itu menjelaskan bahwa HMPV pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 di Belanda. Meski demikian, ada kemungkinan virus ini telah lama beredar sebelum dikenali secara resmi.

“HMPV termasuk keluarga Paramyxoviridae dan dapat menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau benda yang terkontaminasi,” kata Nurmila, saat dihubungi Sabtu, 4 Januari 2025.

Karakteristik Virus HMPV

HMPV memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari virus pernapasan lainnya. Dalam hal pola penyebaran, virus ini lebih aktif pada akhir musim dingin hingga musim semi di daerah beriklim sedang. Infeksi HMPV biasanya menyebabkan gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas. Namun, pada kelompok rentan, gejalanya dapat berkembang menjadi bronkitis atau pneumonia.

Jika dibandingkan dengan RSV dan influenza, HMPV memiliki beberapa perbedaan mencolok. RSV cenderung menyebabkan bronkiolitis pada bayi, sementara influenza sering menimbulkan gejala sistemik berat, seperti nyeri otot dan demam tinggi. Sebaliknya, HMPV lebih fokus pada gangguan saluran pernapasan.

Mekanisme Penularan dan Risiko

Dr. Nurmila menekankan bahwa HMPV memiliki mekanisme penularan yang mirip dengan flu biasa. Virus ini menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi. Pada kasus ringan, gejala biasanya sembuh dalam beberapa hari hingga seminggu. Namun, kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis berisiko mengalami komplikasi serius.

Langkah Pencegahan dan Penanganan

Hingga saat ini, belum ada vaksin khusus maupun obat antivirus yang efektif untuk HMPV. Upaya pencegahan, seperti menjaga kebersihan tangan, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta menggunakan masker, sangat dianjurkan. Antibiotik tidak efektif melawan HMPV, kecuali ada infeksi bakteri sekunder, seperti pneumonia.

Di Makassar, kesiapan fasilitas kesehatan dalam menangani kasus HMPV menjadi perhatian penting. Pelatihan tenaga kesehatan, termasuk program Pencegahan Penyakit Infeksi Emerging, telah dilakukan sebagai bagian dari langkah nasional untuk meningkatkan kewaspadaan.

Pesan untuk Masyarakat

Nurmila mengingatkan masyarakat untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala yang memburuk. “Demam tinggi, kesulitan bernapas, atau perubahan warna kulit menjadi kebiruan adalah tanda bahaya yang memerlukan perawatan darurat,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya menjaga daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat, terutama di musim hujan.

Human Metapneumovirus menjadi pengingat bahwa ancaman infeksi saluran pernapasan terus berkembang. Dengan peningkatan kesadaran dan kewaspadaan, masyarakat dapat meminimalkan dampak buruk virus ini terhadap kesehatan. (rls/fajar)

  • Bagikan